eduh. Jalanan masih basah, tapi suasana dingin pasca badai terasa jauh lebih tenang. Amaya berjalan
k aja?" suara Heksa akhi
ari yang mulai muncul di balik awan. "Kita b
menyambar Heksa. Dia tahu Amaya punya arti yang lebih
ah lain terdengar di belakang mereka. Langkah cep
anya waspada. "Heks
ba rasa tenang berubah me
kat, dan dari balik tikungan munc
hujan. Langkah-langkahnya berat, tapi penuh tujuan. Heksa memperhatikan bagaimana tangan
ndang Heksa dengan tatapan yang sulit dijelaskan-seakan memb
terdengar dalam, hampir seperti k
disebut, apalagi oleh orang asing. "Siapa Anda?" t
ang dibawanya dan mengeluarkan selembar foto. Dia mengulurkan foto itu
adalah foto lama-foto seseorang yang wajahnya dia kenali
hmu," kata orang itu dengan nada yang penuh mister
ngan wajah bingung. "Hek
to itu, sementara pertanyaan demi pertanyaan bergulung d
sangkal: itu ayahnya, tetapi ada sesuatu yang aneh. Ayahnya sedang berdiri di depan gedung tinggi dengan papan
akhirnya berhasil membuka suara, m
ah orang yang sangat berpengaruh, lebih dari yang kau bayangkan. Dia memiliki lebih banyak rahasi
entar! Anda muncul begitu saja, memberikan foto ini, dan mengatakan Heksa har
aya. Dia mengeluarkan dokumen lain dari map merahnya, dokumen it
p," kata pria itu, memberikan dokumen itu kepada H
tiba-tiba terasa terlalu berat untuk dipikul. "Aku? Penerus perusahaa
itu adalah kesalahan terakhir ya
a... ini berarti ayahmu tidak sekadar meninggalkanmu
Di balik semua ini, ada sesuatu yang dia butuh tahu-kebenaran t
ang?" Heksa bertanya lirih, hampi
awalnya sudah selesai. "Langkah pertama: pergilah ke kantor pusat