g Aurora dan putranya. Angin dingin bertiup kencang, men
nya yang ketakutan dalam pelukannya. Tubuhnya masih demam sejak kemarin, tetapi ia
singkat mereka han
ara langkah-langkah berat mulai memenuhi
a men
s keamanan berpakaian seragam hitam turun da
pria bertubuh besar dengan sua
pemilik r
menelan
ka datang unt
dari rumah bersama putranya yanga parau. "Aku pe
gkah maju dengan raut wa
a kasar. "Kami sudah memberi peringatan, tapi kali
ya meremas bahu putranya
waktu," mohon Aurora
g lain. "Tempat ini akan dihancurkan hari
g untuk mencari tempat tinggal!" Aurora tersentak
gan suara serak. "Tapi bagi kami, ini satu-satunya tempat berl
ugas itu t
tau kami akan meny
ambil menyaksikan semua ini den
erlutut, menangis, dan memohon agar
melihat wanita itu begit
n cerdas, kini berlutut di atas tanah, tangannya
Aku tidak punya tempat
l ikut menangis dan mena
Aku ta
orong Aurora hingga ia
bih sulit lagi! Kami ha
keras menghantam
R
hnya mulai dihancurkan
rumahn
mah mul
a men
K! JA
hancur, tetapi seorang petugas menarik tang
dak konyol!" B
terlalu lemah untuk melawan ke
kap ibunya, tetapi seorang petuga
uuu
a melihat rumah yang ia
yelamatkan satu-satunya rumah ya
i, dia hanya bisa menangis meskipun tidak
saat tempat yang selama ini ia sebut sebagai 'rumah' beruba
annya terkepal di sisi tubuhnya melihat wanita yan
am, ekspres
anya bergejolak meli
berbalik
tetap terpaku
g menghambatnya untuk berpali
yang me
l itu yang
rumah yang
menghantam bati
tiba
a ter
berputar di s
mulai m
ya me
akan napasnya
kehilangan tena
ini ia tahan kini men
terasa beg
kelilingnya mulai
matanya mu
lam se
uh ke tanah.
t wanita yang dia cint
ror
itu tergeletak di atas tanah berdebu, wajahn
itu menje
uuuu
tar mereka menatap
ndekati Aurora dan me
," gumamnya. "Dia harus se
sih diam
sesak melihat p
a t
a berikan, dan sekarang dia kembali hanya untuk
yang diingi
hidup yan
ngepalkan