git kulitnya, tetapi ia tidak membiarkan keraguan merayap ke dalam hati. Hari ini, ia memulai sesuatu ya
ern yang dipenuhi kaca reflektif. Sebuah plakat elegan dengan huruf berwarna emas terpampang
s dalam, lalu m
ahayaan yang memancarkan kemewahan. Rak-rak pakaian tersusun rapi, menampilkan koleks
rina,
katinya, senyumnya ramah, matanya berbinar penuh antusiasme. Rambut hitamny
s itu mengulurkan tangan dengan ceria. "Aku mende
inoshita terasa seperti angin segar di
mu supervisor?"
el
egitu, ayo k
ian belakang butik, di mana ruangan kantor kecil berada. Sepanjang perjalanan,
kaku, tapi tidak semua orang di sini me
mengulas s
kemeja rapi dengan ekspresi serius, menjelaskan tugas-tugas dasar yang akan Nazharina emban. Melayani pelanggan
u hal yang tid
a berambut panjang bergelombang, mengenakan seragam yang sama, tetapi dengan aura yang berbe
visor. "Tolong bantu Naz
u," jawabnya, tetapi nada sua
u-sesuatu yang samar, seperti ketidaksukaan yang sud
a mengab
uk bekerja, bukan unt
ar-setidaknya samp
elayani pelanggan dengan sopan, menjelaskan koleksi buti
tetap menjaga jarak. Wanita itu lebih sering sibuk dengan pelanggannya s
rnya, it
asuk ke butik. Langkahnya anggun, tas tangan berlogo desainer
k. Ia hanya menatap,
gani pelanggan VIP?" bisiknya pelan,
ina me
maksu
i depan dada. "Kalau be
njawab, pelanggan itu sud
otoritatif. "Aku mencari gaun untuk acara malam i
gan sekelas ini, tetapi ia tidak ingin terlihat ragu. Dengan sop
ali mengangguk. Percakapan mereka berjalan la
nemukan gaun yang ia suka dan berjal
ari keberadaan wanita itu. "Senang bertemu Anda lagi! Aku ingat, tera
langsung tersenyum akrab. "Oh, Shelby! A
u menoleh ke arah gaun di tangan wanita itu. "Oh, pilihan yang bagus. Kau menyukai re
akan sesuatu ya
selesai, komisi dari penjualan
atas nam
n yang baik," katanya, suaranya lembut tetapi menusuk. "Ak
tidak berkata apa-apa. Tapi ia merasa, ke depanny
langkah pergi, suara lembut namu
e menoleh dengan senyum ramah, "aku ing
pula supervisor mereka yang kebetula
. "Bantuannya luar biasa, dan dia memilihkan gaun ini dengan sempurna
a beralih ke layar kasir, di mana nama Shelb
tempatnya, ekspresi waj
ini tahu bagaimana menghargai staf yang memang bekerja keras. Komi
lebih sunyi d
tajam. "Shelby," suaranya datar
ar. Napasnya memburu, jemarinya yang terampil merapikan
ksi kepada kasir untuk memperbaiki transaksi tersebut-membatalka
ini," lanjut supervisor, tatapannya masih terarah pada Shelby
duk, wajahny
zharina dan mengedipkan sebelah mata, seo
tetapi dalam hati ia tahu-i
ah menuju mobil hitam yang telah menunggunya. Begitu pintu terbuka, ia
ia sudah a
ia
ar jendela, matanya masih terarah pad
ra lebih dulu. "Wanita licik itu ketah
tak terbaca. "Bagus," gumamnya. "Aku tidak
yang kini tergeletak di atas pangkuannya. Isinya tebal, lebi
butuh bantuanku lagi," ujarnya santai,
menatap lu
n untuk memberi komisi besar kepada orang lain selain dia." Ia menoleh, menata
rkekeh kecil, teta
, meninggalkan b
tetap dalam perlindungan Arian