engabaikan perasaan aneh yang semakin kuat di hatinya. Ada sesuatu yang berbeda dari cara Bastian memper
uat teman ngopi kamu, takutnya kamu bosan kalau lagi nunggu
penuh dengan snack dengan mata berbinar. "
Mas?" Tanya Nind
eh mengkonsumsi m
sudku, susu dan buah-buahann
ain masih ada stok buah di kulkas,
asih aman, Tapi awas loh, Mas. Jangan kelupaan lagi beli buah unt
beli," ucap Basti
ebih dari sekedar seorang perawat istrinya. Meskipun Dini sepupunya, t
Bastian? Suaminya adalah pria yang dulu selalu ada untuknya, yang berjanji akan setia dalam suka dan duka. Ta
Nindy terbang
u harus teriak memanggil mas Bastian atau Dini," Ucapnya lirih, kemudian Nindy berusaha bangkit dari tempat tidur dengan
mau lihat kamu kecapekan, loh. Nanti kalau kamu ikutan sa
iri gimana? Jangan terlalu sibuk ngurusin Nindy sampai lupa istirahat,"
dengar nada itu, nada yang dulu hanya ia dengar
elarut ini, mereka
u pijit lagi, mau ya? Bia
bikin saya ketagihan." Uc
jit, Dini gitu, loh," katanya
engusap lembut leher Bastian. Tampak sekali Bastian menikmati
nya Dini sambil menunduk, bibirnya n
kamarnya, menahan air mata yang menggenang. Ia tidak ingin gegabah me
eperti itu, sampai harus pijat memijat segala, A
ara dengan Rina, sahabatnya yang selam
ganggu, gak? Sapa Nindy ketika sa
baik? Kan sekarang sudah ada perawat yang memperlihatkan kamu. Aku
ik. Meskipun kakiku masih se
bisa berjalan meskip
aku senang
," kata Nindy sambil memperhatikan pintu k
aku mulai merasa ada yang aneh di rumah,"
akuan Dini terhadap Bastian suaminya, b
Jangan sampai karena kamu percaya buta, kamu malah terluka lebih dal
takut kalau semua ini cuma perasaan aku aja, tapi
lau kamu mau, aku bisa cari tahu sesuatu. Yang penti
enyakit yang menggerogoti tubuhku. Mas Bastian juga lebih sering di ruang kerjanya. Den
arnya, bisa jadi dia menyimpan sesuatu y
elas. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri Bastian dan Dini saling memberikan perhatian. Apalagi dia mendengar Dini se
a sambung lagi obrolan nya, ak
Tenang, aku selalu siap bantu kam
ak, aku beruntung puny
see
mualaik
aikum
k .
a dengan kencang. " Kamu hab
kesehatanku," jaw
p Dini hany
batasan mu dengan mas Bastian
anyanya denga
aku lihat akhir -akhir ini kamu dan mas Bas
ksi itu wajar, dia kan selalu menanyakan perkembangan kesehatan mu, Nind. Kamu itu beruntung punya suami sepe
ya giman
ir aja
samb