ingga besok. Ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya ingin tetap bersama Heny, entah karena bu
iskan malam, gadis itu memilih hotel berbintang di kawasan
ri tahu Jeslyn bahwa dia tidak akan pulang malam ini. Kemunculan Heny dengan kaos ketat dan celana je
lap di luar jendela menjadi kontras dengan ketegangan batin yang dirasakan Om Farhat. Heny, dengan sikap santainy
kedekatan momen itu-keintiman yang bukan hanya soa
nangan di tengah gemuruh pikirannya sendiri. Setiap sentuhan, setiap tarikan napas, seolah menjadi cara baginya untuk melup
menantang dengan putting kemerahan, dia jilati dan kulum sambil mempermainkan dengan gigitan lembut. H
jarang, bahkan seakan cuma membayang. Heny berusaha menutup rapat kakinya. Dan dengan kesabaran Om F
alau tidak banyak merasakan hubungan sexual, tapi Om Farhat tak tahu kebenarannya. Mata Heny melotot ke arah Om Farhat ke
m, terus Om..." desah Hen
Farhat mempermainkan jari jemJennyya di putting kedua payudara Heny. Sang mahasiswa pun makin menggeliat d
ka Om datang, ya," kata Heny sebelu
enis pacarnya dengan penuh gairah, Om Farhat membayangkan seolah dirinya kini sedang bercinta dengan Jeslyn, mas
bih montok dari ibunya sendiri. Om Farhat merasakan Heny kesulitan mengulum penisnya, Om Farha
melihat tadi Jeslyn melakukannya, jadi aku ingin coba," komentar Heny lalu kembali berusaha memasukkan peni
ian mengusapkan penisnya di bibir vaginanya, tapi sebel
tanya sambil bangun mengambi
iswa, bukan wanita panggilan yang tak peduli pada kondom ka
tadi, tak sempat dia memperhatikan. Heny memasangkan kondom di pe
at mesti punya Om ukurannya XL kali," katanya
kukan selain sama pacarku, lagian punya Om j
eketika tubuh Heny menegang saat penis Om Farhat menerobosnya. Om Farhat merasakan vagina itu begitu rapat, sempi
menggigit bibir bawahnya, tangannya mencengkeram lengan Om Farhat, tubuhnya menggeliat ketika penis itu melesak semua ke vaginanya. Om Fa
h banget, seperti men
Hen?" tanya
nya sambil mulai menggoyangkan tubuhnya, Om Fa
Farhat kembali seperti terjepit di vagina. Heny mulai menggeliat dan mendesah nikmat ketika bebe
anannya dinaikkan Om Farhat di pundaknya, penisnya makin dalam melesak. Entah kenapa, tiba tiba bayangan Jeslyn kembali melintas di
itu. Belum lima menit Om Farhat menikmati vagina Heny ketika dia merasakan remasan kuat dari
ingin tetap mengocoknya tapi Heny sudah kelelahan dan minta beristirahat sebentar. Om Farhat berpikir tak
tas ranjang, Heny merebahkan kepalanya di dada Om Farhat, hingga degup ja
ganjal di dalam memek aku. Abis punya
narnya punya Om normal aja, Des. Hanya mungkin pun
asana kamar bersama Heny. Ia segera menghubungi Room Service untuk memesan mak
Om Farhat meraih handuk dan melilitkannya di pinggang. Ia meminta Heny menutupi tubuhnya den
an itu buya
di sana dengan senyum khasnya, seolah tak terjadi apa-apa. Om Farhat terpaku, terkejut, da
Sebuah kebiasaan lama di antara mereka, namun entah mengapa, kali ini terasa berbeda. Om Farhat bisa merasakan kehang
temenin aku juga Mbak Heny!" ucapnya santai, sebe
dan Heny. Suasana mendadak kaku. Tak ada lagi celah untuk menca
ia menghampiri Jeslyn, lalu menggandengnya ke arah kamar mandi. Sekilas, Om Farhat
encoba menyiapkan diri untuk segala kemungkinan, meski dalam hatinya ia tahu, posisi Jeslyn
enar Room Service yang datang. Sementara petugas mengantarkan makanan, Heny dan
menciptakan pemandangan yang agak canggung. Mereka bertiga duduk di meja kecil, menikmati makan siang d
ara. Suaranya ringan, namun
aja. Aku nggak masalah Ayah sama Mbak Heny, asal Ayah
ah perjanjian tak tertulis tengah ditawarkan. Sebelum ia semp
ama Mbak Heny." Ucapan itu meluncur tanpa ragu, membuat Om Farhat
uk di pangkuan Om Farhat. Sikapnya menunjukk
ihat kamu main sama pacar-pacarmu," ujar Heny s
apas, menyadari betapa rumitnya
*