bersikap tenang meski pikirannya berkecamuk. Jeslyn bersikap seolah tak ada yang jan
diri. Ia masih duduk manja di pangkuan Om Farhat, tangan kirinya melingkar di leher pria itu,
santai, nggak perlu jaim," u
g menilai sesuatu. Ia lalu bangkit, berjalan pelan ke arah jendela,
ni ya. Nggak enak pulang ke kosta
e kasual dan celana pendek. Ia tahu, sejak peristiwa siang tadi, Jeslyn membawa agenda t
, memandang Om Farhat den
i bakal seru, ya,
da yang sama-sama ingin menguji batas. Namun, di sisi lain, ia juga tahu dirinya bukan kor
skan untuk tetap di kamar. Suasana jauh lebih cair dibandingkan sore tadi. Tawa-tawa kecil k
k Ayah tirinya dan Heny. Ada semacam aura penasaran dalam dirinya, nam
eslyn, mengajaknya duduk di sisi ranj
antai aja, kita kan udah sama-sama dewas
"Aku santai kok, Mbak. Cuma penasaran aja, kayak apa sih Ayah Om Far
k akan berakhir biasa saja. Namun, ia juga sadar harus bijak dalam
narik tangannya untuk bergabung di ranjang. Jeslyn hany
rotes, Heny sudah mendaratkan bibirnya di bibir Om Farhat, tangannya menyelip di selangkangan Om Farhat, mere
eakan tidak melihat mereka, menghabiskan sisa makanan yang masih ada di atas meja
t merasakan gigi Heny mengenai batang penis tegangnya, maklum masih pemula. "Jes, lihat punya aya
dang wajah ayah tirinya. "Bisa pingsan kalau seg
asa, coba aja sendiri," jawab Hen
ya yang keluar masuk mulut Heny seakan tak percaya
elama ini kamu kagumi, Mbak," seloroh Jeslyn meng
ny sambil menyodorkan pe
tapi Jeslyn juga diam saja. Heny menjilati penis
ajah Heny untuk menyentuh penis ayah tirinya. Wajah putihnya bersemu merah ketika Heny menggenggamkan tangannya ke penis O
da ya, Jeees," bisik
yang putih mulus sungguh kontras dengan penis Om Farhat yang kecoklatan gelap. Makin lama gerakan Jeslyn berubah dari m
matan dalam permainan kedua gadis ini. Ketika Heny menjilati kantong telurnya, Jeslyn kembali memandang ayahnya yang dibalas den
p kayak orang mau kuliah, Jes. Cepat copot gih!" katanya se
ah tirinya, dia diam sejenak, Om Farhat menghindar ketika dia manatapnya, me
lihatmu telanjang tadi dan lagian waktu kecil kan katany
yang mulus dengan hiasan bra hijau muda, bodynya sungguh menggetarkan tanpa timbunan lemak di perutnya. Ketika jeans-n
lama ini pengamatan seperti ini telah dilewatkan, Om Farhat hanya melihatnya sebagai seorang gadis
atin, kedua bukitnya menonjol seakan ingin berontak dari kungkungannya, kaki Jeslyn yang putih mulus berhias celana dalam hijau mini di selangkang
u sekalian!" Heny kembali menggoda t
ut dengan Heny saling mengocok. Om Farhat menarik tubuh Heny untuk duduk di sampingnya. Dia in
tapi akhirnya dengan penuh gairah lidahnya menyusuri seluruh b
ulut Jeslyn. Kenikmatan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Kenikmatan itu berc
ugaannya ternyata Jeslyn sangat mahir bermain oral, jauh lebih mahir diba
ngguh ketrampilan yang hanya dimiliki mereka yang sudah terbiasa. Om Farhat ha
alam lautan kenikmatan. Kepala Jeslyn bergerak liar turun naik di selangkang
e mulutnya diselingi permainan dua lidah yang menyusuri kejantanan secara bersamaan, Om Fa
alu dia naik ke pangkuannya, menyapukan ke vaginanya dan melesakla
t, penuh rasanya memekku," komentar Heny vulgar, sete
gu untuk mulai menjamah tubuh Jeslyn, selama ini yang mereka lakukan hanya peluk dan cium dari seorang ayah kepa
i tubuh sintal anak tirinya, hanya meman
inimu. Kamu harus merasakan nikmatnya kont
dan malu untuk mulai, ketika desahan Heny makin liar Om Farhat tak tah
ang tidak pernah dia jumpai ketika berciuman dengan wanita manapun.
*