eperti kisah-kisah klasik, merantau untuk bekerja dan
rharu dan mendukung, namun ada pula yang tak percaya dan bahkan memandang remeh. Bukan ha
ampik. Dua tahun adalah waktu yang sebentar untuk mengumpulkan uang dan mempersiapkan pernik
ada di tengah-tengahnya. Tidak mendukung dan tidak meragukan pula. Mereka adalah keluarga Rania yang h
lai semester baru. Kuliah yang sebenarnya enggan ia jalani karena harus berpisah dengan keluarga dan teman-temannya. Namun ayah
ang itu Rinto pulang ke rumah. Ia sengaja melintas di depan rumah Ran
ng melayani pembeli di warung milik keluarganya. Namun ia harus menelan keke
yang tidak dapat melihat sosok Rani
nyaris menubruk belakang kepalanya. Seperti kebanyakan orang di kampung, dia juga me
ku mau pulang saja," sungut Ri
k enam kali saja sudah
nto sudah terbiasa dengan penolakan Rania, satu-satunya gadis yang menarik hatinya. Dia sudah menge
njaga jarak dengan Rania. Ia hanya mau melihatnya dari kejauhan, seperti yang s
tuanya. Pura-pura mau beli apa kek, biar m
ya untuk sekadar singgah minum es teh. Rinto akui, sebagai anak orang terkaya di kampung, mudah baginya menarik perhatian orang t
uju. Rania hanya untuk Ra
ia terpaksa menerimanya dan berakhir membencinya. Ini bukan cerita tentang nikah paksa yang berakhir dengan
!" perintah Rinto gusar,
narik gas lagi. Bersiap
ereka pergi. Penyebabnya satu: Rinto melihat Rania keluar dari rumahnya dengan tergesa
tah Rinto seko
at kebingungan.
u mau pakai motornya
aksa, ia turun dari motor dan memb
lan kaki menuju ke barat. Setelah Rinto mengajak Rania bicara agak lama yang tampak sa
mengembuskan napas, lalu berjalan kaki sambil men