et kamu kenal dekat dengannya. Dia akan menggantikan posisi Papa di kantor. Ap
baru saja disajikan oleh asisten rumah tangga. Ia tak sanggup membalas kata-kata
a. Tatapannya tajam, ia memperhatikan cara Rani
h keheningan, datar tapi han
nan di mulutnya. Ia batuk keras, menahan napas yang tersan
mengulurkan air minum dengan tenang, s
rgerak ke arah gelas yang dipeg
ih," gumam
dengan santai. Sementara itu, Devan terlihat salah ting
mencoba mengembalikan
amantyo lembut, matanya yang sudah mu
ggak apa-apa, Opa." Lalu ia bangkit dari kursinya, menu
hendak berdiri, tapi Rania mengangk
ut yang sedikit lebih privat. Begitu tiba di kamar mandi tamu,
ya lirih, "kenapa
dinginkan gejolak yang sejak tadi bergemuruh. Namun, sebelum ia bisa benar-
antai di dalam saku celana. Tatapannya tak lag
i ejekan. "Jadi pria brengsek yang akan m
enyeka pipinya dengan tisu. "
angkah masuk, menutup pintu di belak
m, aku nggak tahu kalau kamu pamann
tanya Nathan, mendekati wanita itu
tetap mela
terpisah beberapa senti, cukup dekat hin
gi kamu pergi begitu
ak. Aku buru-buru karena harus ke kantor. Tapi sebelum itu, Deva
k lepas dari wajah Rania. Ada sesuatu dal
ih untuk mundur atau maju, tapi da
ucapnya tegas. "Dan menghancurk
mengukur: apakah ini hanya ledakan emosi sesaat a
anya dingin, "tapi aku tahu kamu bisa membantuku
idung mereka bersentuhan. Namun, akhirnya, ia menegakka
a sendiri di dalam kamar mandi dengan napas terengah dan dada yang sesak oleh gejolak rasa y
ntakan, lalu keluar dari kamar mandi dengan langkah setenang mungkin. Sa
evan dengan nada khawatir, se
" jawab Rania, tersenyum
sarapannya,"
dalam diam yang canggung. Hingga akhirnya
di kantor nanti." Sebelum melangkah pergi pri
=
Animation, bersama para kepala divisi, staf senior, hingga tim kreatif duduk rapi dalam keheningan. Sorot mata mereka tertuj
aligus pemilik LUX Studio-berdiri de
an suara lantang. "Nathan baru kembali dari Eropa setelah bekerja di beberapa prusahaan internasional. Den
h yang duduk di hadapannya. Senyumnya ramah, tapi tegas.
nya menatapnya dalam diam. Lucu, pikirnya. Orang yang tahu rah
lik layar komputer, tapi pikirannya tidak sepenuhnya berada di halaman naskah. Ia membaca ulan
anganku dan sekarang dia akan m
dalam hati. "Aku akan menghapusnya. Tapi aku butuh sekutu... da
melangkah ke ruang CEO yang kini ditemp
Nathan terden
dan masuk dengan l
menoleh ketika Rania masuk. "Ada
nggil aku Rania saja, kita kan... sudah cukup d
. "Oke, Rania. Duduklah. Apa yang membawa