. Cahaya pagi menyusup lembut dari sela tirai jendela kaca besar. Ia tidak tahu pukul
rikat kini bebas, tapi bekas tekanan kain masih tertinggal sa
getuk. Ia membawa nampan dengan secangkir kopi h
katanya, meletakkan nampan di me
atau menyerah pada sensasi yang kembali menyerbu pikirannya saat melihat
atku," guma
ang selama ini kau pendam." Raynald memotong ka
nunduk, merasakan denyut halus
ulai bab pelati
tahnya. Hanya perintah. Dan seperti tubuhnya telah diprogram, Livia bangkit, m
k ke ruang yang lebih gelap, lebih sunyi, dengan langit-langit tinggi dan cahaya
n kiri. Di sudut, berdiri cermin tinggi. Raynald berjalan mendekat ke rak, m
ah. Jantungnya be
k apa?" tanya Rayna
ukum?" jawab
menghukum. Aku mencetak. Dan kamu akan kutempa sam
ntuh dagu Livia. "
. Tubuhnya kini terbuka sepenuhnya di hadapan pria itu, namun
p, lalu mengikat pergelangan tangan dan kakinya ke sisi
alan mengita
u ta
t," bis
dalah tanda bah
ukan pukulan keras, tapi sentuhan tegas cukup untuk meninggalkan je
ya, tapi untuk memaksa pikirannya keluar dari kontrol. Dan saat Livia mulai
kat ke t
n musuh. Batas adalah pintu. D
gemetar. Namun di matanya... ada cahaya aneh yang belum pernah ia t
rdiri dan menariknya k
erdiri di belakangnya, tang
memerah, bibirnya sedikit bengkak, rambut kusut liar. Tapi anehnya... i
gumam Raynald di lehernya. "Kamu
a tidak
h telanjang yang masih bergetar lelah. Tapi anehnya, tidak ada rasa malu. Justru ada
ik menyisir rambut Livia ke belakang, lalu membelainya dengan perlahan. Livia mendongak, menatapnya
rah," katanya tenang, tapi menusuk.
Ia ingin membantah, t
rsentuhan penuh. Ia mencium tengkuk Livia, lalu turun ke ba
pi itu terlalu mudah. Yang menantang adalah membuatmu ingin d
engelus lembut, hampir menyentuh pusat hasratnya
ntahnya datar. "Pelat
buhnya sudah siap, sudah terbuk
alam diam, bing
mu mulai belajar sesuatu, Livia. Aku tidak memberimu apa yang kau
angan, membiarkannya berdiri telanjang di
-
blus putih dan rok pensil hitam seperti biasa. Tapi tubuhnya... masih menyi
ya, namun tak bisa berhenti memikirka
Atau justru... ia menemukan sisi d
rti biasa, dengan aura dingin dan tak tersentuh. Ia tidak melirik Livia. Tidak satu pun tanda
at Livia.
mainan di sela k
ngin
alan ke arah ruang kerja pribadi Rayn
ndela besar, punggungnya tegak, tu
dariku," kat
h perlahan. Ta
mberimu ruang
aku tidak m
predator yang mendekati mangsanya lagi. Tapi kali ini,
tepat di h
h dari sekadar tubuh. Aku akan menembus pikiranmu, Livia. Membongkar egomu. Dan ketika
ak tahu kenapa kata-kata itu membuatena... i
iaplah untuk diuji. Dalam kegelapan.
yang kontras dengan ancaman itu
gan itu dengan tubuh d
agi hanya bermain d
aan seorang pria... yang bisa menghancurk
a, ia mena