sa hingga sebuah pesan tak te
dengan api. H
tkan kening. Inisial R. Bukan Raynald. Ia tahu itu. Nomor tak
ya. Tapi pikirannya terus berputar. Siapa yang mengawasinya? Da
a harapkan. Wanita berambut coklat gelap, bermata ta
i, Alena?" tanyany
isnis lama, menyilangkan kaki dengan te
tidak
aik daun. Pandai, berani, dan cukup nai
u menyuruh orang men
terlalu terbiasa merasa tak bisa disentuh. Ku
engepalka
a harus menusuk agar ia
a. "Masih senang mempermaink
g... asisten barumu akan belajar juga. Kalau kau tak bisa di
eninggalkan ruan
i ruang kerja Livia. Wajahn
u bicara.
reka masuk ke ruang pribadi Raynald. Begit
. Alena. Dia akan mencoba mendeka
akukannya," sa
gang. "Dia m
esan anca
dak keras, tapi cukup untuk menunjukkan
rbahaya, Livia. Ini bukan cuma tentang tempat tid
mena
ang mulai kehilangan
ld te
n jadi seperti dia. Tapi aku bukan Alena. Aku tidak ingi
asnya berat. Ia merai
yai seseorang tanpa mengorban
tuh dadanya
biarkan aku jadi
ald mencium Livia tanpa tekanan
ena ia ingin
n sesuatu yang belum semp
am belum
asi mereka lewat layar CCTV pribad
jatuh cinta pada kelinci jika
b pelan, "Tapi kelinci itu
tertawa
dari bahwa apa yang mereka rasakan, tela
mun bukan lagi hening karena dingin atau jarak melaink
tidak lagi tajam, tapi ragu-ragu. Sebuah bayangan mulai melintasi
seharusnya.
mencium orang yang ingin ia lindungi, Raynald
u berjalan ke arah jendela
. aku dilatih untuk
logika." Livia melangkah mendekat. "Kalau aku ingin
. Tapi sebelum Raynald sempat bereak
lalu kembali padaku. Bahkan jika harus meny
na
tkan layar ponse
tidak sedang dimanfaatkan dal
a menjebakmu dalam pola yang sama seperti yang dulu ia gunakan padaku-manip
mata. "Dia belum
tak me
up sebagai
kan keluar lebih awal. Ia butuh udara, ja
diri di sana. Cantik, tinggi, anggun dengan setelan hitam ele
kata Li
tipis. "Kau lebih cer
main teba
api menusuk. "Raynald... itu pria yang penuh luka. Tapi luka-luka itu milikku. Aku y
ama. Aku bukan datang untuk menyelamatkan dia. Aku datang untuk menyelamatkan diriku sen
k akan meninggalkanmu? Kau percaya kontrak
rusaha menjadi lebih dari sekadar tuan yang mendominasi. Aku melih
dekat hingga napas mer
semakin sakit saat dijatuhkan. Dan saat itu terjadi, saya
ik dan pergi, meninggalkan Livia den
, Livia t
a, memandangi langit malam yang kela
Raynald yang belum selesai. Dan selama bayangan itu masih
n kuat bukanlah perasaan cinta
k tidak membiarkan siapa pun, bahkan masa
ang sulit dipahami, pe
pertama kalinya... menunjuk
rinya, memilih untuk memperjuangka
n ris