erlumpur, menapaki jalanan menuju tujuan. Meski jaraknya nggak terlalu jauh dari Ibu K
tu tujuan mulia menurut Delon: 'Refreshing bareng cewek
t jin buang anak!" rutuk Zidane sambil memegangi dashboard mo
u banget, lu! Sama-sama a
ek gua gak separah ini jalanannya. Sekarang mah udah diaspal mulus se
sedikit ke kiri. "Tenang aja, bentar lagi juga nyampe. Percaya deh, sekal
juga karena ogah dibilang penakut. Kata Delon, dia udah beberapa kali ke sini-katanya
rkesan "porno" Tapi Delon meyakinkan: "Jangan nilai dari namanya.
jalanan yang lebih mirip lintasan of
nyambut. Sawah membentang, bukit kecil berdiri anggun di kejauhan. Sua
mirip kampung kakek gua dulu. Enak banget. Kayak balik ke masa kecil... tap
mental. Di sini, senyum bisa bikin dapet diskon
i alasan utama mereka ke sini. Menurut Delon, perempuan itu bakal jadi narasumber utama Zidane, u
rumah-rumah lain yang sempat Zidane lihat di sepanjang jalan masuk tadi. Delon sempat bilang, masih banyak rumah di kampung ini ya
h bisa nyangkut, meskipun
ipandang. Bahkan cukup menggoda. Sosoknya langsung mengingatkan Zidane pada biduan panggung kampung yang sering tampil di hajatan rak
Mangga," ucap per
ne. Panggil aja Mang Jono," kata
erempuan itu, sambil melempar sen
ik utama. Dia mulai menjelaskan tujuan mereka datang-khususnya untuk Zidane, yang lag
pungan. Topik obrolannya luas, tak cuma seputar sinetron atau gosip selebriti. Zidane sempat berpikir, mun
tuh temen ngobrol. Ada gak temen kamu yang bisa diajak diskusi
ulan lalu. Waktu itu dia sempat bilang, kalau ada cowok
ru. "Lho, kok pas bilang ganteng malah ngeliri
ne," elak Julia sambil tertawa kecil. "Masa harus
aja, Bro. Dari dulu juga udah
lin di kampung ini?" anca
lau mau, saya panggilin. Kasian juga dia, hidupnya lagi susah. Baru cerai, gak punya
ta tentang dia ke Julia, sampai-sampai wanita itu tam
on. "Tapi inget ya, jangan l
i deh," sahut Julia gaya e
lu, ya. Rumahnya aga
epon aja, Jul?" t
-baju lamanya doang. Hape, charger, semuanya dibawa kabur. Brengsek ba
dua juta, paling," celetuk
" jawab Zidane
pung ini mah sepadan, Bro. Seru, asli! A
si anak Sultan. Buatnya, ini bisa jadi bahan ceri
Tinggal jentik jari. Tapi setiap kali main ke kampung-kampung, dia selalu memilih tampil biasa sa
tu itu, saat mereka lagi ngopi di balkon apartemennya. "Kita ke ka
ktu itu. "Iya, iy
agi harta ortu. Kayak si buta baru melek. Harta tuh dinikmatin, bukan bua
gak pernah berubah. Tulus. Dan satu hal yang gak semua orang tahu: Delon gak pernah pamer siapa sebenarnya orang tuanya
n, Julia muncul lagi
it kuning langsat yang hampir putih. Posturnya ramping, tinggi sekitar 160 cm. Dia pakai kaos pas badan dan c
ahil waktu liha
alan dulu. Jangan bengong aja. Jangan bilang Mas Z
i cepat dan mengulurkan tangan.
ranya lembut, agak malu-malu, tapi sen
pak dan jari-jarinya. Mungkin karena pekerjaan rumah tangga, atau bantu orang tuanya
tam buatan Julia dan beberapa potong gorengan. Obr
ba dengan senyum penuh arti. "Main ke ru
ditanya cuma tersenyum tipis
k keberatan," kata Zidane. Gayanya santai, tapi
ungkan," sahut Linda akhirny
eh. "Udah lah, Mang Jono, Langsung tancap! Gak usah kebany
.. Bunda Julia katanya! Geli,
" kata Delon manja-manjaan. "Aku udah kayak
!" tegur Julia sambil melem
, lalu berdiri dan m
suri jalan setapak, melintasi kebun singkong dan rumpun bambu. Semakin jauh d
ya," ujar Zidane sambi
jalan, Mas. Lebih c
seberapa, tapi arusnya cukup deras. Tak ada jembatan.
ang sini?"
elan-pelan aja, nanti saya bantuin,
*