img Desahan Saung Sawah  /  Bab 6 Pasir Lendir | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Pasir Lendir

Jumlah Kata:1585    |    Dirilis Pada: 20/06/2025

ng berdiri tergesa, wajahnya berubah salah tingkah. Tanpa berkata apa-apa, ia meni

an tontonan di layar, seakan tak sadar bah

nya Linda sambil mengusap layar pons

a... Eh, ngomong-ngomong, Mimih kamu itu te

ni, Mas. Sama kayak aku juga

masih heran. "Usia Mimih kamu berapa s

. Abah lebih tua lima belas tahun

a, Mimih kamu masih kelihatan canti

cantik kenapa? Naksir ya?" godanya,

p, menggaruk tengkuk

e arah Zidane. "Kalau naksir beneran, b

sedak. "Hah? Jang

bercanda. Tatapannya tenang, nada bicar

dalam-dalam. Otaknya penuh tanda tanya. Apa maksud Linda seben

n kepalanya di pundak Zidan

ya sama omo

... bingung aja,"

ng soa

mu bilang tent

ertarik, ya bilang aja. Di sini enggak semua hal mesti ditutupi

Linda, seteng

Abahmu

a proyek. Sekarang pun... ya, udah nggak bisa lagi 'ngapa-ngapain'. Abah tahu

si ini... tak biasa. Tapi di sisi lain, semuanya terasa begitu alami

n brtiga aja, Mas. Ka

bersetubuh dan punya banyak koleksi film dewasa

Linda mendadak berseru memanggil i

an berjalan ke arah mereka. Keringat di w

tanyanya sambil

p ibunya. "Ini lho, Mih... Mas Zidan

lu. Wajahnya memerah, bukan karena panas

mau dan serius, Mi

ukan hanya tersenyum kikuk, sedikit salah ting

Mandi dulu sana. Biar makin canti

kok," celetuk Zidane, membuat wajah Mimih se

ng indah harus ke Pasir Lendir. Mau gak ngenter ke sana?"

guk cepat. "Oh, boleh. A

g aja," jawab

u dan semak yang mulai mengering. Angin sore bertiup lembut, menyapu ram

t, dan petak sawah yang baru dipanen. Suara jangkrik d

kit kecil dengan puncak terbuka, menampakka

a namanya begitu," tambah

. "Namanya agak serem ya. Kampung Cip

, pikirannya ke mana-mana. Tapi em

-rumah-rumah kecil, sawah yang luas, dan

a di balik tempa

i Mas juga tahu... asa

rumputan liar. Dari atas bukit, mereka berdi

," gumam Zidane sambil

ng. "Mas Zidane li

apnya lancip

ya. Dulu, nggak ada

an terlalu mewa

tanya angker," ja

apa yang tin

kota, Om Aldo d

rani jug

ibayar mahal. Anak-anak muda yang dul

k. "Pantes kelih

am juga cantik, lampunya

menatap rumah itu dalam-dal

irik. "Ma

ng sebuah tempat menyimpan sesuatu. Rumah

un kelihatannya berubah, tapi dalamnya

oleh. "Kam

erapa hal lebih baik b

la besar memantulkan cahaya jingga

itu dibilang angk

Karena ada keyakinan

han..

dengar desahan itu, orang bisa jadi liar. Nggak peduli sia

ada Desahan

di rumah i

il. "Itu mitos, kl

nah ngalamin. Tapi orang tua di sini semua

Sekilas, ia melihat pantulan aneh dari je

umah itu bikin merinding, mes

. "Jadi Mas Zida

n. "Tapi sebagai penulis... aku nggak bisa nutup kemungkinan. Siapa ta

bilang Mas mau nulis

ngannya. "Mungkin aku balik lagi ke sini untuk d

apnya bingu

erpatri, dia harus menemukan jawaban, apakah itu mito

a mulai menuruni bukit. Langit barat berubah keemasan, baya

Linda, Zidane bergumam, nyaris tak terdengar, 'De

eh. "Mas ng

enyimpan ide yang bisa jadi awal dari kisah misteri barunya-terinspira

umah Linda sudah menyal

ne menoleh ke sekeliling. Gelap sudah mulai menyelimuti, dan rumah-rumah lain tampak jauh, tersembunyi d

n. Tetanggam

sini mah rumah jarang-jar

Dalam hati, ia tahu... ini bukan sekadar perjalanan mencari inspir

ng Sawang' jauh lebih mende

Linda masuk ke kamar berduaan. Pak Engkos maupun M

gannya mendorong tubuh Zidane, hingga tubuh mereka rebahan di atas karur. Linda pun melepas kaos

celana pendek Zidane, tiba-tiba ketu

mih ya?" t

Mimih udah siap nih?" jaw

aja, enggak diku

ak terkejut melihat Linda dan

i aja Mimih ke si

Namun Mimih hanya tertegun, sampai akhirny

percaya kalau wanita yang berdiri di dalam kamar itu seoran

n sama-sama kayak yang di fi

h ikut aja kalau Mas Zid

*

a, silahkan baca, "KETAGIHAN MAMA TEMANKU"

*

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY