img Desahan Saung Sawah  /  Bab 3 Keluarga Bahagia | 50.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Keluarga Bahagia

Jumlah Kata:1544    |    Dirilis Pada: 20/06/2025

intip betis Linda yang basah terkena cipratan air. Dalam hati, ia tersenyum-perjalan

nikah, Mas," kata Linda sambil tetap berja

ngernyit. "Lagi sibuk main pet

kalau udah akil baligh, ya udah siap aja. Orang t

sekarang anak-anak di sana banyak yang lanjut sekolah, bahkan sampai ku

ribet lainnya,' pikir Zidane. Medannya ternyata beneran gak main-ma

atang sawah yang lebarnya cuma seukuran satu ubin. Zidane berjalan pelan, menyei

pa menoleh. "Kalau jatuh ke sawah,

bukan pencuri pupuk, hahahaha," balas Zidane, terta

a klakson, nggak ada debu beterbangan. Hanya angin sawah, suara burung, d

jernih. Di dalamnya, ikan-ikan kecil be

Di kota, air kayak gini ud

anya jangan kebanyakan di kota

ya, senyumnya, bahkan tawa ringannya-semua terasa tulus. Beda dari banyak perempuan kota

umur berapa?" t

wab Linda datar.

ga... tru

a kerjaannya cuma nongkrong. Ngopi, ngerokok, main ga

kin kamu

inda menatap ke depan. "Aku malah sene

l. Airnya kehijauan, tapi masih cukup jer

da, menunjuk ke rumah panggu

an rumah ini lebih luas. Di salah satu sudutnya ada bangunan kecil dari

ahnya tertutup kain, tapi tangan dan gerakannya terlihat tegas. Di tanga

ngumpulin batu buat d

an takzim. Palu besar itu terus

kerjaannya,"

ya tanganku kasar. Aku s

eda dari tempatnya tumbuh. Tapi justru karena

banyak bantu aku buat nulis cerita. Gak cuma s

nyak nanya soal cinta ya, Mas. Udah terla

mpah, biar aku tampung, aku tul

tuk pertama kalinya dalam waktu lama, Zida

da... dari Kota!" teria

bawah gubuk kecil menoleh sebentar. Keringat men

a, sebelum kembali mengangkat palu d

t kuat dan tangguh. Suara palunya seper

seorang pria tua duduk bersandar sambil m

"Ini Mas Zidane, tem

erlahan, tangannya kurus tapi kuat. I

rumahnya berantakan

bisa sampai sini," jawab Zidane, menjabat tan

derhana, dindingnya sebagian dari papan, lantainya s

as, satu kopi satu air putih

ai sendiri," katanya sambil duduk di sebe

nikmat. Udara perkampungan, peluh di punggung,

andi dulu? Biar s

t banget nih, dari ta

kamar mandi di belakang. "Airnya

ecil. "Sip. Saya

ya. Ia kembali ke ruang tengah. Tubuhnya lebih ringan.

, tanpa lengan, bahannya agak tipis. Mata Zidane sempat terpaku, tapi ia buru

a, yuk. Kasian, kelihatan c

dikit. "Eh, ya... k

ambil berjalan duluan.

ang, dan bau harum sabun dari Linda masih semerbak. Dari jendel

ami," kata Linda, duduk di ujung kasur. "Tiga b

perhatikan ikan-ikan y

.. batu

kadang-kadang," jawab Linda sambil tersenyum tipis. "Abah udah ga

ap Linda dengan campu

Untung masih selamat. Tapi sejak itu

antu banyak di rumah

ku gak sekolah tinggi. Tapi pengen

an ba

dengan cara k

Perempuan ini... nggak hanya

Linda, tersenyum menggoda. "Ayo r

, lalu perlahan mere

nya mau cari bahan buat tulisan. Tapi kayaknya...

lebih banyak pelajaran, tingga

an masih kuliah sambil kerja online juga sih. Sa

nak dipijitnya," ujar Linda, dan

iran baby oil ke seluruh punggung Zidane. Telapak tangan Linda terasa kasar di punggungnya, namun it

ut ke pundak. Pijatan tangan Linda terasa cukup bertenaga, hing

s enggak, Mas

p malah, biar pegel-pegelku

ecahin batu. Yah, mau gimana lagi, Mas, emang sudah keharusan. Kalau ng

ak, kayak ada rasa geli-geliny

Zidane bi

Zidane, terus merayap lebih ke atas

dane dalam hati. Tak terasa

ensitif Zidane. Otomatis kejantanan Zidane semakin keras ber

sedikit menyentuh pada testisnya. Zidane semakin gelonjota

rah Linda yang seda

pannya," ujar Linda, yang segera Zidane turut

. Zidane terlihat bangga karena Linda sepertinya sangat suka dengan

mulai memijitnya. Tak beberapa lama kembali Linda memijit di arah selangkangan, punggung. Jari

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY