baik-baik. Paling bandel cuma nonton bokep. Pacaran ga berani ga ada
mpai pada kisah ini, pada waktu aku
um berpengalaman pergi-pergi sendirian dan karena Mama Papaku sibuk, mereka meminta Pamanku yang mengantar aku. Pas
ku menelpon Pamanku untuk meminta jemputan di terminal. Rencananya
njak sore menunggu disitu. Ia tidak sendirian pula. Ada gadis ya
adis cantik itu
..," kat
ut hitam lurus sebahu itu tersenyum
a Pamanku. "Evi namanya... Tan
ah tua..." ia tersenyum. "Panggil
ng, siapakah dia ini? Apa Pamanku punya istri lagi? menjij
langsung memesan soto. Bodo amat ah, aku tak ma
kan, pamanku b
itipan si Papa
g dulu, meng
a lupa
merebut begitu saja. Dibukanya isinya, ia me
ma ongkosnya
ersenyum
ih," j
alu masuk kedalam saku celana jeannya, sementara sisanya
cao...," sahut Pa
didepan. Aku menghabiskan waktu dengan melihat-lihat sekitar, mencoba meng
nak dokter Linda...'
.." jawa
gangguk
gnya?" tanya
ahahaha...." Teh Evi terta
Mamangn
atuh putih... si Akang mah
memang K
Papaku juga Dokter sama dengan Mamaku. Pada saat it
Tionghoa bukan A
Dari si Kakek yang Tionghoa m
eteh.... Teteh juga kan Pap
nasiib..."
kami semua te
ama saya. emang orang mana
n Pamank
ga pake bis... cuma dia mah sore, kalo kamu janjina sor
ambil menutup mulutnya. Ia membalik untuk melihat
pantat, membentuk bodi ramping, ukuran dadanya pas. Rambutnya digerai sebahu lebih dikit. pa
julan bisa menemukan pere
sebuah cafe yang dideko
a kita Man
i atuh.... atau nyanyi-nyanyi karaoke tuh sambil nunggu, si
u ini vokalis band kacangan, aku lelah sebenernya p
ralkohol dan kacang-kacangan. Mereka mulai mengambil mic dan bernyanyi. Aku memesan kopi susu, dan mengambil hapeku
h teler tengah berbisik-bisik dengan rekannya. Ia kelihatannya sudah lupa kalau aku sekarang ini ikut bersamanya. Teh Evi melirik ke ara
asil menambah kantukku. Pamanku membangunkanku ketika mereka semua bersiap untuk bubar. Di mobil aku lanjut tidur. Sesampai
a kain bergesek berulang-ulang suara pria yang sedang ngos-ngosan, dan suara perempuan yang sedang merint
lirih. Tidak terlihat seluruh tubuh bawahnya, karena terhalang pantat paman yang aktif naik turun memompa.
edua orangtuaku sewaktu aku kecil, sekarang pamanku dan Teh Evi y
h Evi mengaduh. Aku buru
situ atuh Kang, kena t
ya maa
gi memejamkan mata, tak lagi mendesah kenikmatan, wajahnya bolak balik menatap
taku. Aku terkejut, sontak kututup buru-buru. Teh Ev
ang... itu Egi b
i luar kemampuanku berakting pura-pura tidur. 'Mampus... jangan sampe ketawan....' Nafasku
an, walau perlahan. Lagi enak kayakny
dia sih... ngga..
bih semangat kedngrannya sekarang. Sua
jerit kecil. Akupun pena
uh bawahnya jadi lebih kencang. Plak plak.... Teh Evi memeja
jangan keluar di d
mencabut kontolnya pas ketika s
... ah hah
p. Cepat ia mengambil celana pendek pamanku dan mengelapnya seketika. Sempat ia melirik ke a
erdengar menggelesoh
t memeknya. Sebelum ditutup yan
erpana. Selimut itu terus ditariknya sampai dada yang masih memakai u can see tadi. Kutangkap matanya menatap kepadaku,
aknya harus menunggu mandi pagi a
jak duduk sambil berselimut rapat. Aku m
ngar Teh Evi pergi ke
dan bau knalpot membangunkanku. Setelah sepenuhnya sadar, barulah aku tahu, pamanku sudah berada dal
Teh Evi yang masuk kembali k
anyanya duduk diatas kasur s
ng, disuruhnya mah kemarin setelah dari c
esuatu, celana dalam perempuan Teh Evi. Ditariknya kain kecil berenda tersebut kedalam
ni dulu... hihi males
alam. Terbayang kembali keseruannya.
n dulu aja apa ya?'
i A?" tan
kup menghadapku, bertumpu
eh m
, Teteh bikin satu gel
imut pada pinggangnya, diatasnya ia tetap
*