obrol soal duit yang aku tidak mengerti. Mendung
g sana. Alamat basah ini sih keujanan. Bude akhirnya pamit
ke mobil Gi, gak papa
upa, koncinya aku titipkan di tas Bude. Aku ingin menangis dan menj
mau menyala. Aku panik dan memandang
kinya Gi..
ng cuma sambungan akinya yang longgar, aku kencangkan, kalau
Jawa menyambut kami yang basah kuyup. Aku sama sekali tidak mengerti. Aku sering juga menghindar darinya, dia su
? Itu kasihan siapa? Adiknya Agus?
cium ta
jawab Bude Yen sambil ke da
kalau anaknya itu kehujanan. Bude bercerita bahwa dia kerumah temannya dul
bajunya Agus yo?... sini di kama
ia, bukan kamar Mas Agus. Bude menutup pintuny
t... suara resleting dibuka, dengan begitu saja Bude meloloskan bajunya yang basah dari dirinya. Ia t
emakai beha merah dan celana dalam krem ketat. Ada bordiran bunga-bunga di celan dalam. Aku menontonnya ke
lam celana dalam dan celana basahku. Celana dalam Bude yang belakang juga basah hingga mencetak bulat bentu
handuk lusuh oranye dalam lemari disebelahku dan membelitkannya pada tubuhnya. Kepalaku s
merosotkan celanaku. Aku malu. Malu lah bertelanjang didepan perempuan dewasa, malu pula bila kelihatan kontolku t
ari hadapannya, biar gak keli
aguku lah. Kulitnya tidak putih tapi gak hitam-hitam amat. Bersih kulitnya. Agak segitiga bentuk wajahny
ak ramping lagi, tapi juga tidak buncit. Pas lah sama tubuhnya. Yang membuat Bude istimewa adalah pantatnya, besar, bulat dan manc
" ia menyodorkan baju bekas Mas Agus. I
..." Ia menarik celana dalam ku kebawah, seperti memeloroti anak kecil. Aku terkejut, berusaha menahan cel
lihatlah olehnya dari sela-sela tanganku keadaan si Otongku ya
." Bude menutup mulutnya te
udah gede," katanya s
f Bu
nya menggoyangkan bahunya yang
Bude udah tua, loh,"
n lagi kemolekan tubuhnya, aku tahu. Dibuka... pura-pura cari posisi yang pas untu
rekamnya di otakku. B
ya tanganku d
sar, "Lumayan... Ssssssh..." ia mendesis sendiri, sambil menatap penisku membayangkan
ma gak gituan... maklum janda... hahaha... Eish! Tapi
ingga kontolku pun ikut t
udah mendidih" Si Emba
enyenggol kontolku sambil menyeringai. "Aw...!" k
knya menyahuti sambil lalu. Tak lama Bude masuk ke kamar mandi membawa panci berisi air mendidih. Ma
lam ember berisi air panas itu
a rene karo awakmu kok...! (dimandiin sekalian lh
e tertawa. "
is ketika masuk ke kamar
a melihatnya ters
ndukku, menggantungnya di gantungan pintu. Tanganku seka
an dong...?" t
erti ngewe, hahaxixixi...." jawabnya sambil menutup mulutnya seolah salah bicara. Bude mengocek a
taku berpura-pura hendak membantunya. Tanganku memegang tangannya yang memegang gayung. Co
untuk melihat apa yang menyentuh
asaar cah gen
g berisi air ke kepalaku... B
a ikut terciprat.
? bareng atuh sama-sam
knya, lalu behanya, dan menggantungnya, kemud
kebasahan juga..." s
membalik tubuhnya, dan memelorotkan celana dalamny
tahan, aku melompat untuk memeluknya dan menggerayanginya. Namun dia bermain kucing
Ketawa-tawa banter nemen?" Aku terkejut dan menghenti
mbalas
i bocahe nakal..
.. enek-enek ae cah cilik... (ad
enyum. Tangannya meraih sabun dan melumurinya ditangannya banyak-banyak. I
jijik..." tegurnya kayak ke a
ude gak
ak oleeh...!" serunya te
pat. Kalo masih ada yang masih belum kena
sendirian" Seny
nyaku pura-pur
al...?" Ia tersenyum ceria sambil menyentu
k. Ditambahinya sabun kemudian dikoc
iiih?" Pujiku keenakan. Bude terse
masuk ke tempikku Lek... mau yo? Sssssh aaahh" Ia
. Empuk dan besar. Pasti puas memegang-megangnya aja. Tangan kiriku menyusuri
nggairahkan itu, setelah puas baru aku meraih selangkang
lah memeknya. "Ssssssh aahh Lek," ta
asakan kenikmatannya. Otomatis kocokannya padaku terhenti. Otongku jadi nga
ngkan kaki kirinya agar tanganku le
erus dia hentakkan lagi ke depan, terus ke belakang lagi, terus
m hati. Walau sudah mulai pegal tapi
*