di Google dan Youtube tentang cara-cara agar kuat dalam bercinta. Agak bingung s
Nista, sekarang." Mamaku b
angnya Mang
justru, ga
diman
l Nis
? Jam
iiih. Ce
Mang Wira
. Cepetan ah... itu si Papa udah nun
gi ngapain di
banyak nany
... telep
i kupakai juga celanaku. Baru k
sudah m
o Pa
mpe mana
eluar r
Papa sudah d
a baru barus
apa di lobi ya. Kala
h...
uk pelataran Hotel, kulihat di Lobby Papa sudah me
erangkat. Baru saja Papa mau beranjak menghampiri. Dua orang dengan seragam PNS mem
k parkir didepan Lobby, tapi kubilang sudah mau berangkat sambil menunjuk Papaku. Satpam mengang
Wanita yang terbuka karena ada yang keluar. Berharap ada pemandangan apa lah gitu
as aku jadi teringat si
..
up, hatiku seperti kena
nku. Hatiku melonjak senang. Aku menunggu didepan pintu WC Pria. Tak
seumuran Ayahku keluar dari kamar mandi Pria. Ia memakai kemeja norak berwarna kunin
terbuka. Ada suara pere
dah sel
kemarin. Suara tawa yang membuatku selalu terkenang d
ko menyambut tangan lentik y
s pada bapak itu. Bukan pada diriku. Wajahku panas. Terutama di bagian mata
ng kutimbulkan. Aku hanya memandang yang perempuannya saja. Ia
g kulakukan hanyalah melongo nelangsa. Segera
" Teh Evi beranjak me
Lan...? kam
a kaget aja... dia ninj
em-macem emang ana
haha
menoleh lagi, pandangannya sedih, seperti hendak membe
tahu apa yang aku lakukan, kencing, mencuci muka dan tau apalah. Yang jelas aku sepert
suara yang
nyata Pak Mistin yang mencari aku. "Lama banget
ganggu oleh mereka. Mereka mengobrol seru. Aku menatap dunia seperti merekalah yang telah menyakitiku. Mereka kejam. Ta
ar, aku bersemb
-pikir, pantas saja dia selalu menunda kedatanganku kerumahnya. Rupanya memang sudah
erti itu. Aku mengambil hapeku, aku harus mencari-c
rak
enguncinya. Mamaku menyeruak masuk dengan pandangan seper
!" har
abku polos dan datar. Aku sering kesal kalau Mamaku sud
muncul juga. "Awas kamu, ditenggelamkan di
masa gak tau ora
dengus men
wa senter kecil kliniknya. Menyoroti mataku
aon? sieun Kuliah? (Ah gapapa, stress aja mu
epat m
sini," pin
Memangna Room service...!" Ia men
han bulan depan. Pasti banyak mahasiswi dan dosen yang cantik-cant
hnya aku searching lagi google untuk m
*
un disuruh si Papa jeu
elvi, Kakakku. Ia memang senang memanggilku Jojon
apa e
e kuburan
egori gila Selvi, cepat berobat." Ak
paku masuk kamar u
memang ziarah ke kubur mendiang Kakek Nenekku dan almarhum Uwakku. Dipemakaman sudah had
kencang. Tau gak dia ya pacarny
a, seolah tak terjadi apa-apa
ku yang memimpin do'a, bla bla
o lah Mamang oge, engke ku Mamang, Egi ditelp lah... nya? (Soal si Evi jangan he
mpanan orang? Atau kemari
an aku
Egi katanya ma
in siapa? tanyaku
ja katanya, Egi nganter dulu Mas Agus ka Terminal, terus baru nga
imana?" Aku terkejut
otor mas Agus..." timpal Bud
ak berani menolak, walau tak kusuka
s Agus, ketika kami semua rombongan saling ber
l dengannya. Karena dengan pertanyaan segitu itupun, cukup untuk membu
g mencium tangan Bude. "Ituh Selvy Mas, kasian... sudah setua itu belum pernah punya pacar... masih nungg
.. melawak... weeeew..." se
setengah melamun sambil nyetir mobil Uwak Yeyen yang sudah ringkik ini. Parahnya, kalau sedang melamun,
us tetap bersemangat bercerita. Aku terkejut dulu mendengar kalimat 'yang lain lama dan aku cepet' yang tersebut diatas, aga
..?" tanyaku meminggirka
sung naik kok... Mak...?
o... nyambut gae... muah... muah" Bude Yen mencium
rlari mengejar Bis, menaikinya da
endung. Engko mampir neng temenku ya
Bude
*
jib memasukan cerita ini ke daftar pustakamu, agar
n seru dan tetap g