Ren menatapku tanpa berkata, aku mungkin kelihatan kabur dimatanya y
au mengatakan sesuatu tapi tak jadi, Kemudia
lingukan kesana kemari, tapi begitu melihat wajahku yang sedang duduk di depan situ
enyum dikulum, mungkin saking terkejutnya ia jadi menyebut nama lengk
kemana aja, hehe" senyumku makin
aja ga pernah keliatan... hehe
kita bertemu, di hotel Nista, dan kini dua har
a Pak Mukhsin hah
candanya sambil merapi-rapikan seragam RSUD yang dipakainu. Aku perhatikan dia memakai seragam ngentotnya, daster pendek itu, hanya memakai celana training lagi didalam
sini?" tanya Pak Mukhsin mencari bahan pembicaraan. Ia ikut d
a? hahahehehe..." jawabku menggodanya. Bude tert
rtanyaanku. Pak Mukhsin jadi tertunduk, menyesal dia salah dalam mem
a mobil Bude, pulangnya bawa motor Mas Agus... s
ga enak udah ganggu... eh, ini
kunci motor
nengok keluar lewat pintu. Wajahnya sudah datar sekarang, tidak terkesan kuatir
S lagi ini... kerja lagi" Kata Pak Muk
Lek...?" Bude memprotes. Akupun buru-bur
ga minum Pak.
Ja..." Budeku berh
ku meneruskan.
uluan, ia berpamitan p
i Mas..." Budeku
Bude Yen telah mencengkram dulu kaus di bagian p
mandi teros genit pegang-pegang pantatku kalo kamu bilang-bilang... Pokoknya jangan bilang siapa-si
masa aku bil
kramannya. Senyumnya
bat anuny
"Belum Bude... kan m
ikat lagi. Aku malah mundur terkejut dengan perubahan ini, dan mengangguk-angguk c
an jarinya. Kemudian setengah berlari aku keluar, menuju Pak
tanya Pak Mukhsin r
Sri...! iya si Sri...! mau balik kesini lagi... kamu inget dia gak...
itu... jangkung..." Pak Muk
jangkung, manis, semok dan berdada besar. Dia ada
umahmu? sekarang gak tau... wes yo terserah Ibukmu lah... yang p
ude... s
. hihih" Bude tersenyum menggoda dengan manis. Pak Mukhsin
malas aku... beh... cah gendeng ngerjain wong tuek..." Tapi mo
ngenai arti anak istrinya dirumah bagi dirinya. Bagaimana bahaya terancamnya retak rumah tangganya bila aku
ukhsin... terimaka
awa nyengir. "Gi
*
embuatku banyak berpikir. Kalau aku berhubungan lagi dengan Teh Evi, apa nanti aku akan patah hati lagi? Tapi d
hanya sebagai alas kelaminku saja, bukan tambatan cinta. Bodo amat dia mau bercintaan dengan s
tru sebenarnya aku lah yang rugi kalau kami
tumpu pada aku saja. Aku hanya bisa berharap, aku adalah salah satu kontol yang disukainya. Dengan begitu, aku ma
tik membalas pe
rang udah bener, Teteh dimana? Ketemuan yuk...?" Aku pencet
aktip. Hayu atuh, kata
iangkat, terdengar suara bising di belak
emana ajaa...? hahaha, di tu
hapenya ruksak, T
ar sekaran
di luar aj
A', ini si Mama pgn
jadi deg-
emu? Waduuh... a
enaleun cenah ka keluarga kamu, Papa kamu
atuh" tapi kataku. "Jam berapa? Ka
gak rumah Evi? Di
Ia kemudian menyebutkan alamat lengkapnya serta ciri-ciri
luar aja, kan di rumah k
sa A', tenang a
h, nanti Egi
ut teman-temanku, banyak preman kota kami dilahirkan dari situ. Aku ra
au main ka Cicen
g menelpon seba
? Main ke si Evi ya? Gila kamu Egi? Main ke
teman Mang
man Gi... jangan kuatir,
... yan
k nanti rumahnya. Itu rumahnya si mang Gio disana Gi, di dalemnya
ebutin aja
enang... itu
any
t nih, Mamang lagi kering bange
a ah bohong si
aripada Mamang kelepasan ngomong nih
hati. "Iya iya iya Ma
buruan nya Gi? Ditunggua
wabku. Tut t
ng sudah semenjak aku SMA kami begitu, saling meminjam uang. Tapi bila Pamanku puny
seret, proyek-proyek pemerintah tempat
iannya. Masih tiag jam-an lagi, tapi aku mempersiapkan segala sesuatunya
*
yang kini sedang paling
an Desa
ir Cinta Gi
manku
Nakal Ay
ihan Mam
Menantu
r Besan d
as Para
aan Liar S