img Kekasihku Menikahi Saudaraku Disaat Aku Lumpuh  /  Bab 4 kebahagiaan | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 kebahagiaan

Jumlah Kata:1678    |    Dirilis Pada: 30/06/2025

ang terapi dipenuhi haru. Pak Hadi, sang fisioterapis, tersenyum lebar. Dewi, ibu Arjuna, meneteskan

utan kembali melangkah!" se

it itu masih ada, namun kini ada kebahagiaan yang jauh lebih besar meliputinya. Ini bu

a Pak Hadi, suaranya penuh optimisme.

an, hanya dengan berpegangan pada pinggiran tembok atau perabotan. Setiap kemajuan kecil adalah kemenangan besar. Ia mulai bi

an selalu siap siaga jika Arjuna merasa lelah atau hampir terjatuh. Ada kalanya Arjuna merasa malu, merasa seperti anak kecil yang harus dibimbing. Namun, Mentari ti

ng penting sampai tujuan!" Mentari ser

nkan sebagai seseorang yang ia rindukan kehadirannya. Rasa nyaman dan kehangatan yang Mentari berikan adalah penawar terbaik bagi luka hatinya.

an yang hidup sederhana, blak-blakan, dan "mata duitan" (meskipun Arjuna tahu itu hanya candaan, atau setidaknya, bukan keserakahan yang sesungguhnya). Apakah hubungan

Naga Corporation, tidak tinggal diam setelah Arjuna berhasil menyelamatkan proyek Bali. Ia meningkatkan

mi, dan bahkan turun tangan langsung menghubungi beberapa media untuk mengklarifikasi berita. Kondisi fisiknya yang belum pulih sepenuhn

tuhkan tenaga mereka. Ia memberikan mereka tugas-tugas yang penting, tetapi dengan kontrol penuh. Bima, ya

ya Arjuna dingin suatu siang, saat Bima menyerahkan

Tidak, Kak. Saya... sa

u, sepertinya kau pernah hampir melakukanny

nnya di bidang teknis memang tidak bisa diremehkan. "Kak, saya sudah menemukan celah di sistem keamanan Nag

Persiapkan strateginya. Kali ini, kita

tahu, perang melawan Bram membutuhkan soliditas. Ia tidak bisa lagi terlalu la

at Arjuna tersenyum, bahkan di saat paling sulit sekalipun. Ia membawa makan siang favorit Arjuna ke k

lahkan, Arjuna merasa sangat lelah dan frustras

nya Mentari, yang sedang duduk di sofa ruang ker

ar-benar licik. Rasanya ing

gannya sakit. Mending ditonjok pakai laporan k

senyum. "I

Arjuna lagi, lembut namun efektif. "Kamu itu sudah

ikmati sentuhan tangan Ment

ab Mentari. "Tapi say

matanya, menata

restoran bintang lima

nangkan. "Baiklah. Kalau semua masalah dengan Bram sudah s

ntari bers

ng pada kehadiran Mentari. Bukan hanya untuk fisiknya, tetapi untuk mental dan emosionalnya.

an. Terutama dari Kirana. Kirana, yang kini adalah istri Bima, seringkali datang ke rumah Dewi dengan berbag

Arjuna dan Mentari, Kirana merasakan gelombang cemburu dan penyesalan. Ia telah meninggalkan berli

r dari kamar Arjuna sambil membawa nampa

a Kirana dengan nada sinis, matanya meny

polos. Ia tahu siapa wanita di depannya i

jawab Mentari tenang. "Saya di

bisa masuk ke keluarga ini dengan penampilan dan latar belakang s

tidak pernah bilang begitu. Dia bilang saya lebih ba

ta-kata Mentari menusuk tepat ke ulu ha

ali kau!" b

mengatakan kebenaran. Lagipula, kamu sudah punya suami

a tahu ia tidak bisa melawan kejujuran Mentari. Ia akhirnya berbalik dan

dikit terhibur, namun juga khawatir. Ia tidak ingin

eninya," kata Arjuna pa

b Mentari cuek. "Lagipula, saya tidak suka meli

n yang mengalir di dadanya. Mentari m

gkat di dalam rumah, meskipun langkahnya masih belum sempurna dan kadang goyah. Ia bahkan mulai mencoba m

ke puncaknya, bahkan dengan pertumbuhan yang lebih stabil. Arjuna juga berhasil menempatkan oran

g rumahnya tanpa bantuan, meskipun masih pelan dan hati-hati

," pangg

nyum. "Sudah bisa jala

lah momen yang tepat. "Ada sesuatu yan

ap Arjuna dengan serius. "Ada apa, Pak?

ku sangat berterima kasih atas semua yang sudah kamu lakukan untukku. Kamu s

memerah. "Saya hanya melakukan a

. "Kamu telah menjadi bagian penting dalam hidupku. Aku... a

a Arjuna akan mengatakan hal itu. Ia selalu menganggap hubungan m

anya Mentari, suara

h terucap, seolah telah lama terpendam di dalam hatinya. "Aku tahu, dunia kita sangat berbeda.

, ia memang merasakan getaran yang sama terhadap Arjuna, namun ia selalu menepisnya, me

. saya..." Me

u menjawab sekarang. Pikirkan saja.

bah hidupnya. Langkah-langkah Arjuna yang masih goyah di atas rumput taman terasa seperti melangkah di atas kaca, penuh kerentanan, namun juga penuh harapan

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY