img Kekasihku Menikahi Saudaraku Disaat Aku Lumpuh  /  Bab 5 Pengakuan | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Pengakuan

Jumlah Kata:1682    |    Dirilis Pada: 30/06/2025

dari suara mesin jahitnya sekalipun. Ia menatap Arjuna, pria yang selama ini hanya ia lihat sebagai sosok kuat namun rapuh, yang kini telah pulih

punya pendidikan tinggi, tidak punya koneksi sosial, bahkan tidak punya keluarga selain anak-anak panti dan Ibu Indah. Bisakah ia masuk ke dalam dunia Ar

Mentari tergagap, menc

idak apa-apa, Mentari. Kamu tidak perlu menjawab sekaran

omen yang ia lewati bersama Arjuna, setiap canda tawa, setiap obrolan serius, setiap sentuhan yang tak disengaja. Ia mengakui pada diri

ri masih menjalankan rutinitasnya seperti biasa, menemani Arjuna terapi, menyiapkan makan siangny

ndiri kini telah terungkap. Ia sudah menyatakan perasaannya. Apapun jawaba

telah diredam serangannya, kini bangkit kembali dengan strategi yang lebih agresif. Ia mulai mendekati para pemegang saham minor

n rapat darurat. "Bram sedang mencoba melakukan hostile takeover. Kita tida

a, menyarankan, "Kita bisa mengajukan penawara

at," jawab Arjuna. "Dan Bima... dia masih memiliki saham cukup

skan siang dan malam di kantor, menyusun strategi, menghubungi para pemegang saham besar yang loyal, dan mencoba mencari cara untuk

beluk saham dan hostile takeover, ia melihat Arjuna semakin kurus, matan

pukul dua pagi. Layar komputernya menampilkan grafik-grafik rumit

membawa segelas teh ha

rkejut. "Mentari?

r kalau kamu masih mikir keras begitu," jawab Mentari, m

aan. Jika dia berhasil, semua yang sudah dibangun ay

dengan tatapan lembut. "Jangan khawatir berlebihan, Pak. Kam

depan ratusan karyawan, dan warisan keluarg

da saya, ada Bu Dewi, ada Pak Indra, dan banyak orang yang peduli sama kamu. Kit

u berhasil menenangkan Arjuna. Ia menatap Mentari, matanya memancarkan rasa terima ka

rjuna. Ia melihat Arjuna yang semakin pulih, semakin kuat, dan semakin sukses, sementara Bima semakin jauh di b

setiap kali melihat Arjuna, ia akan mencoba berbicara dengannya, menginga

isik Kirana suatu sore, saat ia berpapasan dengan Arjun

lan tidak akan mengubah apa-apa, K

Arjuna," Kirana bersikeras,

panti, membawa tumpukan buku untuk anak-anak. Ia meli

jarak dengan Pak Arjuna," kata Mentari t

atapan jijik. "Kau lagi! Jangan

ya tidak suka melihat Pak Arjuna diganggu lagi sa

un! Jangan mimpi kau bisa merebut Arjuna dariku!" Kirana

rjuna sudah bergerak cepat. Ia meraih tanga

Jangan pernah berani menyentuh Mentari. Perg

mata menggenang di matanya, bukan karena sakit, tetapi karena rasa kalah dan pe

entari, tatapannya khawa

h itu kok, Pak." Ia kemudian tersenyum

a. "Aku tidak akan membia

ah menemukan seseorang yang tulus mencintainya, seseorang yan

telah melihat perubahan besar dalam diri Arjuna berkat Mentari. Ia juga melihat bagaimana Ment

ri ke ruang tengah. "Mentari, Ib

sa gugup. "A

rjuna," kata Dewi lembut. "Ibu tidak peduli latar belakangmu, Ibu h

. "Saya... saya juga mencintai P

t apa

selevel dengannya. Keluarganya, masyarak

emua hanya buatan manusia. Yang paling penting adalah hati. Hati yang tulus

lega. Air mata kebahagiaan menetes di pipinya. Ia

k, Bu," kata Mentar

rang, berjuanglah untuk kebahagiaan kal

dan strateginya. Ia berhasil menyatukan kembali para pemegang saham mayoritas yang loyal, membentuk benteng pertahanan yang kuat. Ia juga menggali i

alasan dari Arjuna. Ia terpaksa menarik diri, dan Dirgantara Group kembali aman di tangan Arjuna. Kemenangan ini bukan hanya kemenangan

an Naga Corporation menjadi headline di media bisnis. A

a duduk di taman belakang, menikmati udara ma

ata Arjuna, dengan suara le

. "Saya tahu kamu

rumah. Tinggal di luar rumah saja yang masih harus hati

kerja keras, Pa

n mungkin terjadi tanpamu, Mentari. Kamu adalah moti

genggamnya erat. "Kamu belum m

yang ia dapatkan dari Arjuna, semua itu membuatnya yakin. "Saya juga mencintaimu, Arjuna," b

dak ia tunjukkan. Ia menarik Mentari ke dalam pelukannya. Pel

t yang harus diabaikan. Namun, dengan Mentari di sisinya, ia yakin, mereka bisa melewati semuanya. Setiap langkah yang ia ambil di atas kakinya yang masih belum sempurna, terasa seperti melangkah di at

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY