img Aku Kehilangan Bayiku  /  Bab 4 keheningan | 16.67%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 keheningan

Jumlah Kata:1956    |    Dirilis Pada: 30/06/2025

dak lagi menjadi bayangan dari dirinya yang dulu. Ia telah menemukan kembali warna-warni dalam hidupnya, meskipun tidak secerah dulu, namun setidaknya ada. Rumah ne

hkan potret diri yang merefleksikan proses penyembuhannya. Setiap sapuan kuas adalah pelepasan emosi, setiap warna adalah ekspresi dari perjalanan batinnya. Ia bahkan mulai menerima pes

awan di penampungan hewan. Berinteraksi dengan orang lain, meskipun awalnya sulit, perlahan membantunya membuka diri. Ia be

sunyi, ia masih merasakan desiran nyeri di perutnya, atau mendengar tangisan samar bayi yang tak sempat ia jaga. Di saat-saat seperti itu, ia akan pergi ke kebun, duduk di ant

erubah, ia melihatnya dari berita-berita sesekali dan cerita Clara. Ia bahkan merasa sedikit lega bahwa Reza menemukan jalan untuk meneb

hormati di kalangan filantropis. Perusahaan yang ia pimpin kini tidak hanya fokus pada profit, tetapi juga pada keberlanjutan dan dampak sosial. Ia meluncurkan program-program pel

tidak lagi mengejar pengakuan, melainkan kepuasan batin. Namun, di balik semua kesuksesan barunya, ada kerinduan yang mendalam akan Maya dan

panjang. Ia juga tidak pernah berhenti berharap akan adanya kesempatan kedua, meskipun ia tahu itu adalah harapan yang

bagaimana mata Reza berbinar setiap kali ia menyebut nama Maya, dan bagaimana ada kesedihan yang menda

a akan dilelang untuk mengumpulkan dana bagi program kesehatan ibu dan anak. Ia melihat

nnya. Ini adalah kesempatan, mungkin satu-satunya kesempatan, untuk melihat Maya lagi. Ia mera

rsama Clara. Ia mengenakan gaun sederhana berwarna hijau gelap yang menonjolkan kulitnya yang kini lebih bercahaya. Rambutnya diikat rapi,

esir samar ketika ia melihat nama Reza tercetak di daftar donatur utama acara ter

nja di danau, dengan warna-warna lembut yang memancarkan ketenangan. Beberapa orang da

ktu seolah berhenti. Senyum Reza yang tulus, matanya yang memancarkan kerinduan, dan aura kedewasaan yang men

anya, melihat kekuatan yang terpancar dari dirinya. Ia merasa terharu, namun juga diselimuti rasa bers

eza, suaranya s

za." Suaranya datar,

mereka. Ribuan kata ingin ter

a akhirnya, memecah keheningan. Matan

asih," ja

n kembali hasratmu dalam melukis," lan

tulusan di mata Reza. "Kau jug

yang getir. "Aku mencoba. A

engar dari Clara. Dan aku meliha

gatakannya sekali lagi. Aku sungguh menyesal atas semua yang telah terjadi. Aku minta maaf atas

ya. Rasa sakit itu masih ada, tetapi tidak lagi membakar seperti

berharap kau akan memaafkanku. Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku hidup dengan p

kat. Ada kejujuran yang mendalam di mata Rez

Maya, suaranya nyaris berbisik. "

a Maya tidak membencinya. Di sisi lain, fakta bahwa Maya tidak

epalanya. "Aku... aku senang kau baik-ba

rusaha. Aku... aku menemukan

elilingi lukisan-lukisan yang akan dilelang. Seorang paniti

kata Reza. "Selamat

ga," ja

penyesalan, tapi sebuah penerimaan. Ia telah bertemu Reza lagi, dan ia telah melihat perubahan dalam dirinya. Itu adalah p

ghasilkan karya-karya yang lebih matang dan penuh makna. Ia juga mulai mengajar kelas melukis untuk a

membawa sebuah koran. "May, lihat i

yang ia luncurkan untuk membangun rumah sakit bersalin gratis di daerah terpencil. A

ta Clara. "Dia bahkan menjual sebagian besar

buah dedikasi untuk menebus kesalahannya di masa lalu. Ia merasakan sedikit kebanggaan yang

l yang masuk ke ponsel Maya. Ia

al

terdengar canggung, namun ad

lama sekali Reza tida

u," kata Reza. "Aku hanya... aku i

rdiam,

yang lama. Aku akan fokus pada proyek-proyek sosialku di

dak menyangka Reza akan pergi begitu

rang. "Kau adalah bagian terpenting dalam hidupku. Dan aku akan selalu berterim

anjang. Maya tidak ta

a," lanjut Reza. "Aku berharap kau menemuka

uaranya nyaris berbisang. "Sem

ata Reza. "Selama

tinggal

ke depan. Sebuah akhir. Sebuah penutupan yang sesungguhnya. Reza telah p

ang. Lukisannya tidak lagi hanya dipajang di galeri kecil, tetapi juga di galeri-galeri ternama. Ia sering diundang u

n: cinta dari teman-teman, dari keluarga, dari anak-anak didiknya, dan dari alam. Ia sering menghabiskan waktu di kebunnya, merawat bunga-bunga yang kini mekar den

asa. Pria itu tampak familiar. Ia menatap lebih dekat, dan menyadari bahwa itu adalah Reza. Reza terlihat lebih tua, dengan beb

. Reza bahagia. Ia telah menemukan keb

gantikan oleh ekspresi terkejut, kemudian kerinduan yang mendala

sama lain, dan menerima kenyataan bahwa hidup telah membawa mereka ke jalan

ah selamat. Bunga-bunga dalam dirinya telah kembali mekar, tidak sempurna, tetapi indah dalam ketidaksempurnaannya. Ia adalah bukti bahwa bahkan dari kehancuran yang paling dalam sekal

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY