eberapa kerutan halus di sudut matanya yang justru menambah kedalaman pada ekspresinya. Rambutnya yang hitam legam kini dihiasi uban perak yang tampak seperti benang kebijak
elukis, tetapi juga cara mengekspresikan diri, menyalurkan emosi, dan menemukan keindahan di tengah kesulitan. Ia melihat dirinya di setiap mata anak-a
kelas melukis di luar ruangan, di mana tawa anak-anak memenuhi udara. Ia masih sering melukis sendiri, tetapi karyanya kini lebih banyak mengangkat tema harap
ring berbagi cerita, tawa, dan sesekali air mata. Clara menyaksikan seluruh perjalanan Maya
sambil menyeruput teh hijau di teras.
"Aku hanya berusaha me
biasa," timpal Clara. "Siapa sangka, wanita yang dulu kukenal, yang s
. "Prosesnya panjan
nggenggam tangannya.
ar negeri, fokus pada proyek-proyek kesehatan ibu dan anak di negara-negara berkembang. Sesekali, Clara akan menunjukkan berita atau artikel tentang Reza. Maya akan membacanya, me
-garis tawa dan kebaikan. Uban di rambutnya semakin banyak, tetapi itu hanya menambah aura bijaksana. Ia masih menjalankan perusahaannya dari jarak
ering mengunjungi daerah-daerah terpencil, memastikan bahwa bantuan yang ia berikan benar-benar sampai kepada yang memb
al yang tak pernah hilang dari hatinya: kenangan tentang Maya dan bayi mereka. Setiap kali ia melihat seorang ib
k berani menghubungi Maya lagi, menghormati perpisahan mereka yang damai. Ia hanya bi
man dari Clara. Di dalamnya, ada sebuah buku tentang seni kontemporer Indonesia. Reza membuka buku itu, dan matanya l
yang karyanya mampu menyentuh hati. Ia melihat foto Maya di samping profilnya. Maya terlihat le
irikan. Hatinya menghangat. Maya tidak hanya berhasil untuk dirinya sendiri, tetapi juga u
ditulis oleh Maya tentang inspirasi di balik lukisan
kat untuk menemukan cahaya yang sesungguhnya. Dan bahkan dari kehancuran, bisa tumbuh bunga yan
ginya, perjalanan yang masih ia tempuh. Maya telah menemukan kedamaian itu. Ia telah menemuka
ebuah penerimaan yang tenang. Ia telah membuat kesalahan besar, tetapi ia telah belajar darinya. Dan kini, ia melihat Maya t
njungan dari berbagai pihak, termasuk jurnalis yang ingin meliput kisahnya. S
cerdas. "Kisah hidup Anda sangat menginspirasi. Bisakah Anda mencerit
tidak akan pernah bisa bangkit lagi. Tapi saya belajar bahwa rasa sakit ada
ana Anda me
mengubahnya menjadi energi untuk menciptakan sesuatu yang baru, sesuatu yang lebih baik. M
ernah mengalami tragedi pribadi yang sangat men
setiap kali, ia memilih kata-kata dengan hati-hati. "Ya," katanya pel
a Anda bisa m
belajar untuk memaafkan diri sendiri, karena saya tahu saya sudah melakukan yang terbaik yang saya bisa saat itu." Ia
dengan... ayah dari anak itu?
beda sekarang. Dia juga telah menemukan jalannya sendiri
pentingnya seni dalam pendidikan anak-anak, dan tentang harapannya untuk m
"Anda adalah wanita y
atannya kepada siapa pun. Kekuatan itu ada di dalam dirinya, teru
ya. Ia mendengar bel pintu berbunyi. Ketika ia membuka pintu, ia melihat
kebetulan berada di Jakarta dan ingin mengunjungi Ruma
"Oh, tentu saja.
rgerak di bidang kesehatan ibu dan anak, kebetulan baru saja kembali dari proyek di luar negeri. Ia
dunia," kata Ibu Dewi. "Salah satunya adalah Yayas
ir. "Ya, saya perna
i. "Beliau adalah sosok yang luar biasa. Dedikasinya untuk membant
angguk. "
ri di desa-desa terpencil, memastikan bahwa setiap ibu dan bayi mendapatkan perawatan yang layak. Ia bercerita tentang betapa R
"tetapi saya tahu itu adalah sesuatu yang sangat dalam baginy
n cerita-cerita itu. Justru, ia merasa ada sebuah benang merah yang menghubungkan mereka berdu
a Maya, entah mengapa, pertanyaan it
yang masih beliau bawa dalam hatinya. Beliau sangat merindukan putranya yang meninggal, dan beliau sering menyebutkan bahwa ia tida
sakit, tetapi sebuah kehangatan yang samar. Reza tidak
h Pelangi dan Yayasan Cahaya Harapan. Maya tertarik. Ia melihat potensi
a berdua kini berada di jalur yang sama, meskipun terpisah oleh jarak. Mereka berdua telah mengubah rasa sakit menjadi k
ri. Ia adalah Maya, seorang seniman, seorang guru, seorang dermawan, dan seorang wanita yang telah menemukan kedamaian abadi dalam dirinya sendiri, sebuah kedamaian yang tidak lagi bergantung pada cinta atau pengakuan dari orang lain,