img Hati Suamiku Milik Sepupuku  /  Bab 5 tidak pernah memaksa | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 tidak pernah memaksa

Jumlah Kata:1910    |    Dirilis Pada: 12/07/2025

alam, dan keheningan di antara mereka dipenuhi dengan kehangatan yang tak terucapkan. Bara tidak pernah memaksa Kirana, ia membiarkan Kirana memimpin, menghormati

elah musim dingin yang panjang. Ada rasa bersalah yang kadang menyelinap, bagaimana bisa ia menemukan kebaha

ucap Bara suatu pagi, saat mereka menikmati sarapan di balkon a

erbisik, menatap cincin kawin yang masih melingkar di

a apa yang kau rasakan. Biarkan hatimu sembuh. Biarkan ia terbuka lagi." Ia mengulurkan tangannya, menggenggam lembut ta

dak terburu-buru, tidak menuntut. Ia han

ional dan bijaksana. Kirana menjelaskan situasinya seolah-olah ia menceritakan sebuah laporan bisnis, tanpa emosi, tanpa

itakan seluruh kronologi, dari awal perjodohan, dinginnya Revan, hingga pengkhianatan ya

eka berada di sebuah ruangan meeting di hotel tempat Bu Anita menginap. "Perjodohan antara dua keluarga

Bu Anita," Kirana berkata tegas. "Saya tidak peduli d

usaha untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan Anda, terutama terkait pembag

nggeleng. "Saya hanya ingin hidup saya kembali. Apa

tatapan prihatin. "Anda yakin

p. "Saya tidak ingin apa pun dari Revan at

i dimulai. Revan, melalui pengacaranya, mencoba untuk melakukan mediasi secara langsung dengan Kirana, namun Kirana

an Sekar saja sudah cukup membuat perut Kirana mual. Ada rasa benci yang perlahan tumbuh di

bawakan makanan kesukaan Kirana, atau sekadar menemaninya duduk diam. Ia

am, saat Kirana tiba-tiba menangis setelah menerima telepon dari pengacar

namkan wajahnya di dada Bara. "

akan menjagamu." Bara men

tudio mini yang Bara siapkan untuknya di salah satu ruangan kosong di apartemen. Kanvas-kanvasnya mulai dipenuhi warna-warna cerah,

sil lukisannya, dan memberikan komentar yang membangun. Ia juga sering menem

tu malam, saat Kirana menunjukkan desain konse

toh dari internet

," Bara tersenyum. "Kau harus serius dengan ini. Mun

k. Kirana tidak pernah membayangkan dirinya memiliki

natap Bara dengan senyum ti

ra meyakinkan. "Aku akan membantumu. Aku punya banyak ko

. Ia adalah pendorong, bukan penuntut. Ia membiark

ian. Ia menuduh Kirana telah meninggalkan rumah dan mengabaikan kewajiban sebagai istri. Itu adalah sebuah

rahan yang selama ini ia

Bu Anita. "Dia yang berselingkuh! Dia yang menghanc

taktik biasa. Mereka mencoba untuk menekan Anda agar mau menyerah

terpukul. Ia merasa harga dirinya diinjak-injak lag

engan kata-kata manis, melainkan dengan tindakan. Ia membawa Kira

, Kirana," kata Bara, memberikan Kir

p kekuatannya. Setiap pukulan adalah luapan kemarahan, frustrasi, dan sakit hati yang ia pendam. Ia mem

n napasnya memburu. Tapi hatinya terasa sedikit lebi

perasaanmu?

a, terengah-engah. "

rnah menahan emosimu, Kirana. Itu

inju, cara bertahan, cara melepaskan emosi dengan sehat. Bara selalu menemaninya,

kan rumah tangga keluarga Wijaya dan Dananjaya. Gosip-gosip mulai beredar, meskipun belum ada yang

ya menghubungi Kirana. Ibu Kirana meneleponnya dengan suara khawatir

ak mau pulang?" tanya Ibu Kirana di telepon, nadanya

jawab Kirana, suaranya tegas. "Dan Revan berb

ak. "Apa... apa ini ada

tidak menyangka ibunya t

Kirana mengakui, suaranya bergetar. "Tapi aku tidak m

Kirana berkata pahit. "Dan ak

n, Nak?" Ibu Kirana terde

engan tegas. "Dan aku tidak akan kembali ke Jakarta sa

engar suara Ayahnya di latar bel

pastikan kau baik-baik saja," kata Ibu Kira

ra di sini bersamaku," Kirana m

Lalu, "Bara? Bara Mahendra?

ati semua ini," jawab Kirana,

a di sana," Ibu Kirana berbisi

na. Setidaknya, ibunya tahu sebagian kebenaran.

a yang bersalah, dan ia menolak untuk mengakui perselingkuhannya dengan Sekar di depan umum. Namun, bukti-buk

aja dari kehidupan Kirana, seolah ia tidak pernah ada. Ki

Kirana. Keputusan itu tidak terlalu menguntungkan Kirana secara materiil, sesuai dengan permintaannya, n

idak merasakan euforia. Hanya kelegaan yang mend

ma telepon itu. Ia memeluk Kirana era

egaan, air mata kebebasan. "Terima kas

gecup puncak kepala Kirana. "Sekarang,

ari sangkar. Ia bisa terbang, ia bisa bernapas. Ia memutuskan untuk tetap tinggal di Yogyakar

ang makan malam, Bara menata

ni, apa rencana

ain interior di sini, dan mungkin, suatu hari nant

i klien pertamam

ja," Kira

, Bara menggenggam tan

n kau baru saja melalui banyak hal. Tapi... aku ingin mengatakan ini. Aku mencintaimu, Ki

seperti melodi indah yang mengalun di telinganya. Ia m

awab, air mata kebahagiaan menggenang di

rindukan sejak lama. Ia mendekat, m

ya," janji Bara, mengulang janji masa kecil mereka,

uran itu, ia menemukan sebuah pulau baru, sebuah janji yang menguat, dan cinta yang tulus dari sosok yang sel

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY