img Hasrat Aneh Rahasiaku  /  Bab 3 Hasrat 3 | 15.79%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Hasrat 3

Jumlah Kata:1493    |    Dirilis Pada: 14/09/2025

ampai ke sepatu. Kami menunggu angkot pedesaan, rit terakhir hari ini.

bisa masuk angin," gumam D

erdua menggeleng hampir bersamaan. Hujan terlalu deras,

kami. Kaca jendela sisi sopir turun, dan mu

sini, keujanan begini?"

Dela sambil setengah berteriak kar

, sampai malam pun belum tentu

g. "Beneran gak merepotkan

sendirian? Ayo, cepat naik, keburu banj

ntu. Begitu mobil melaju, aroma kabin yang hanga

k kami lewat kaca spion. "Dua gadis manis diselamatkan dari hu

patan, Pak Haji?"

oleh. Yang penting kalian selamat sampai rumah. Ka

sedikit lupa pada

usia di atas lima puluh tahun ini yang membuatku selalu ingin menjaga jarak. Gelarnya Haji, sika

bi kawin-cerai. Lebih buruknya lagi, hampir semua perempuan yang pernah dinikahinya adalah istri orang, janda atau ga

lunas. Semoga saja Dela tak menjadi korban berikutnya. Pikiran itu membuatku meliri

ah bisa menipu. Aku selalu pura-pura tak melihat, berharap orang

ek. Suara hujan di atap membuat suasana jadi hening. Pa

ua ya. Nanti masuk angin

tadi Bapak lewat," sahut Dela sam

seperti menggoda. "Kalau hujan-hujanan terus bisa sakit. K

i rasanya tak tenang. Ada sesuatu dari ca

tanyaku, sekadar

belah. Tenang aja kalian Haji a

Pak Haji," jawab Del

dua gadis manis ini kedinginan di pinggir jalan? Kalau sampai s

menunduk, pura-pura merapikan tas. Aku tah

ak Darma, suaranya agak meningg

i. "Baru aja selesai ulangan semest

rti sebentar lagi siap-siap nika

l tersenyum lebar. "Tapi ya lihat sikon ortu du

Kalau perlu nikah sambil kuliah juga enggak masalah. A

enyebut dirinya dengan "Haji," seakan ingin semua or

ak yang sudah kuliah?"

gak tinggal sama Haji, kost dari kelas dua

nya ke mana?" Dela

ado," jawab Pa

Pak Haji or

si Pak Darma sambil tersenyum

aku sibuk dengan pikiranku sendiri. Sera

Tiba-tiba suara Pak Da

?" tanyaku gugup. Aku jelas

ami belum?" tanyanya

e... udah, Pak Haji," jawabku cepa

agi, nada suaranya seper

at, hehehe." Aku sengaj

Dela sambil mencibir. "Lagian me

ma, suaranya seperti mencamp

hehe, iya, Pak Haji. Saya

l mengangguk kecil. "Belajar yang

hujan yang terdengar. Aku menarik napas pe

-dari sekolah, cerita masa kecil, sampai gosip ringan tentang orang kampun

spion, seakan menunggu aku ikut nimbrung. Tapi aku memilih diam, ber

sudah berhenti d

lian ketemu Haji di jalan," ucap

umahku sebenarnya masih sekitar setengah kilometer lagi. Tapi aku merasa lebih

Rumahnya memang sudah terlewat tadi-rumah pa

ga. Hujan sudah berhenti, udara sore jadi dingin dan segar. Aku menarik napa

di rumah nenekmu?" tanya Dela samb

yaknya mau di sana. Udah lama

liburan," sahut Dela

ku kan di kampung juga. Mainnya ya ke sawah, ke keb

uasana lah, Er. Aku mah kayaknya nggak b

itu?" aku meno

ntu-bantu ortu. Kebetulan abis lebaran gini, banyak ART yang belum bali

-hati ya, Del. Aku juga paling besok atau

wok mata keranjang, lho." Dela menggoda sambil menyipitkan mata. "Jan

" jawabku sa

ma sekali, padahal paling juga ketemu lagi setelah libur. Ada s

melintas dengan motornya. "Eh, m

aku tak perlu jalan kaki dari rumah Dela. Sa

arin aku, ya, Ciiin!"

um motor melaju pelan, meninggalkan

nku, Erwan dan Enda. Mereka berlari kecil sambil teriak, "

ngan semangat mengumumkan kalau mereka

pun... bukannya liburan, ini nam

ngah pasrah. Ya sudahlah. Meski repot, aku tetap senang. Setidakny

i rumah nenek yang nggak ada televisi apalgi sinyal.

*

ab selanjutnya akan me

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY