img Hasrat Aneh Rahasiaku  /  Bab 5 Hasrat 5 | 26.32%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Hasrat 5

Jumlah Kata:1602    |    Dirilis Pada: 14/09/2025

ya pendirian, kini begitu saja menyerah pada takdir yang ditetapkan orang lain. Ia menerima pe

r dari penderitaan, urusan ekonomi. Dela pekerja keras, bukan tipe orang mengeluh dia sangat bersy

bah drastis: mungkin dia sedang menggendong anak orang lain, men

st, wajar, kalau aku, Dela juga sebagian tetangga tidak tahu kalau Alfian ternayat anaknya Pak Darma. Waktu di mobil Pak

terus menoleh ke sekeliling, waspada dengan kemungkinan bertemu Dela atau lebih menegangkan Alfian. Sebulan

as, napasku sesak seakan udara pun ikut berat. Tetangga bilang Dela baik-baik saja,

menutupi rasa bersalah dan luka yang nyata. Cinta yang

angan arah. Bau masakan dari dapur rumahnya terbawa angin sore, menusuk hidung, menimbulkan rasa sesak. Apakah De

ua kemungkinan itu. Bukan karena ingin Dela menderita, tapi karena aku ingin dunia jujur: menikah karena paksaan, bukan kare

ang kami hanya saling bertukar pandang, tanpa kata, saat melihat Dela di kejauhan, seolah kami sepakat untuk menjaga rah

ula ke warung Neng D

n napas. "Ke warung

eng Dela aja, sekalian n

up sahabatku, menutupi kisah lama. Dengan berat hati aku melangkah, melewati jem

gan. Tubuhnya lebih berisi, pipi tembam, pakaiannya rapi, jilbab kekinian. Ia cantik

nya begitu mat

tak ada jarak yang memisahkan kami. Ia menggamit lenganku, masih t

ang supaya terdengar meyakinkan. Tapi aku mengenal Dela.

gan bilang bahagia, oke? Aku tahu matamu, aku tahu hatimu.

t menahan sesuatu. Dunia berhenti sebentar, dua sahaba

u dikasih warung ini sama Pak Haji. kami saling usaha, saling bantu.

njukkan lahir dari sesuatu yang bisa ia genggam sendiri, bukan d

eh," katanya sambil menakar gula, menye

ni terasa sebagai garis pemisah dua dunia: Sebelum dan Sesudah Dela dij

naruh bungkusan gula di dapur. Bau masak

ya, Er?" tanya I

u," jawa

rol dulu ya," katanya s

a," j

atisan dari

kataku, menyerah

yum, matan

tu udah nemu jalannya. Hidup tuh kadang nggak perlu cinta-cintaan dulu bua

lanjutkan sambil

et suami mapan, punya banyak usaha, sekarang dia punya warung, hidupnya terjamin. Ca

erdiri, men

ng jalannya jelas, nggak nyusahin orang tua, bisa berdiri di kaki sendiri.

rtahan dan pura-pura bahagia.' Tapi mulutku diam. Tubuhku lelah. Seti

. Rasanya manis, tapi lidahku pahit - seperti hidup kami, selalu p

an sudah baik? Bagaimana mungkin musuh bebuyutanku tiba-tiba menjadi

g tidak tinggal serumah dengan Dela. Mereka hanya bertemu dalam acara

ng-orang yang dulu musuh atau sahabat tiba-tiba berubah peran dalam hidup kita, tanpa peringatan. Aku hanya bisa ber

gakakku ketemu di café kecil dekat sekolah. Kali ini suasananya j

katanya sambil menggaruk kepala, ekspresinya campur kaget dan geli. Aku yakin

er-bener jadi ibu tiriku, Er. Lagipula,

nyum tipis. Rasanya aneh sekaligus

n kita kembali normal." Alfian melanjutkan. "Maksu

Kita... nggak bisa. Pisah aja. Aku nggak bisa pacaran sama anak tiri sahabat

ya. Tapi aku bisa melihat dia mulai menerim

rasa sakit. Kami sepakat berpisah baik-baik, tanpa drama. Kali in

uat cari cewek di kampusmu," ucapku lirih saat menuntun Alfian ke

Cinta bukan masalah dekat atau jauh, Er. Cinta itu masalah hati.

penuh makna, mengguncang pertahanan yang sudah kubuat sekeras mungkin. Napasku

bku pelan, menunduk agar matany

prinsip... dan... persahabatan. Ak

Er... aku nggak maksud ngeganggu. Aku cuma pengin jujur. Aku nggak mau kamu

dalam, jantung masi

Aku cuma... nggak mau bikin kita berdua ribet, atau bikin o

tapi itu nggak mengubah rasa cinta dan perhatian aku

merasa lega sekaligus sediki

sin, dia menoleh lagi. "Kalau suatu hari nanti semuanya nor

pelan, menatap motor yang menunggu. Saat Alfian menghidupkan mesin dan pergi, aku tetap b

*

gi kita masuk bab yang j

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY