img Hasrat Aneh Rahasiaku  /  Bab 6 Hasrat 6 | 31.58%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Hasrat 6

Jumlah Kata:1500    |    Dirilis Pada: 14/09/2025

ti minggu l

antungku sempat berbunga. Rasanya sudah lama kami ti

lelaki. Bukan Pak Darma. Bukan Alfian. Melainkan ku

cil, matanya berbinar. Bukan tatapan pelanggan dan kurir, tapi ta

ya ingin kumakan terasa hambar

terpaksa aku kembali m

r aku bisa melihat kemajuan Dela yang terkini. Sepertinya ibu punya niat t

ggung peritiwa kemarin saat aku melihatnya di kedai bakso bersama kurir itu, apalagi membahas Pak Darma, suaminya, Alfia

Dela langsung berkata padaku: "Er, titip warung dulu ya seben

u, ia melangkah ke ruma

anggal, namun aku terlanjur menerima amanah untuk

leringat dan kerudungnya agak miring. Sementara sang kurir itu pun sama, dan dia lupa merapika

Kok bisa Dela sebebas itu melakukan hubungan den

tipan ibu di warung Mang Gono. Aku ingin segera keluar dari keadaan yang tak

tiap kali Ibu menyuruhku belanja ke sana, aku selalu punya alasan

etiap kali mengingat wajahnya yang bersinar se

as motor bersama lelaki yang lain. Mereka tertawa, terlalu akrab, terl

suami yang baik, aku tahu itu. Tapi... apakah

, menilai sahabatku hanya dari

esakkan dada. Seolah setiap tawa Dela yang kulihat d

elesaikan PR. Pensil di tanganku bergerak m

ibu-ibu tetangga yang sedang mengobro

engankat jemuran. Obrolan mereka pun terdeng

a Bu Tarmi, suaranya pelan tapi penuh nada

nya kayak nggak diurus. Anak-anak Pak Darma yang ikut sama dia

cekatan, sopan, nurut sama orang tua, juga suami. Sekarang... lebih serin

aya-bapaknya Dela. Sepertinya ya gitu-gitu aja, nggak ada perubahan. Padah

tanganku gemetar. Jemuran yang kukibas terasa di

ku s

g benar. Tapi mendengarnya keluar dari mulut orang lain, terasa seperti jarum menu

menyimpan jemuran, ibu bercerit

sama rumah tangganya. Semoga aja nggak macem-macem," ucap ibu l

lipat baju, men

cari rezeki, nggak nyusahin orang tua." Nada suaraku te

amanya orang, Er, kalau berubah ya kelihatan. Du

li ini ibu mulai melihat sisi lain Dela. Sebentar lagi pasti giliranku

aku harus ikut merasa lega karena ternyata Dela juga manusia biasa y

ang mulai panas oleh pikiran yang berkelebat. Untuk pertama kalinya, aku takut kehilan

a menikah, aku pun tak melihat perubah

dah melupakan

nnya agar keluarganya ter

jika tak membawa kebah

semalaman jika ta

erkawinan

a sandiwara. Lantas untu

tung di kepalaku, memb

*

ba-tiba sebuah angkot berhenti di seberang jalan. Dela turun. Jilbabnya rapi, pa

unggu ojek, ya?" suaranya rian

kagum karena ia terlihat semakin percaya diri, cemburu e

Ia berdiri di dekatku, tapi ada jarak tak terlihat di antara k

. Sambil tetap mengetik,

ar lagi beres. La

k, menahan cemas ya

kemudian ia t

yuk! Dulu kan sering kamu yang

. Mungkin ini kesempatan

ua lelaki muda masuk. Mereka bukan kurir yang bia

," katanya bangga. "Mungkin nanti kamu juga bisa la

ela yang kukenal-suaranya seperti perempuan dew

i dan penuh energi. Dela tertawa l

lir cepat, akrab, dan setiap detik terasa se

n Fahmi sendirian, bisa nemenin

ara tercekat. "Aku

iga kalau Erina nggak b

terkekeh, "Main bertiga

, tapi ada sesuatu di balik nadanya

, langkahnya ringan. Bagiku, pemandangan itu seperti menonton seseorang yang

in dan suara mesin motor entah ke

ojek, ya, Neng?

. Baru sek

Neng Dela sekara

ku. "Ya kan udah

dingin mengusap pipiku, tap

kuningnya memantul di jalan basah. Tapi bukan Pak Darma yang ku

u yang menghantam ulu hati. Sejak kapan dia ada di sini?

hangat tapi menyakitkan. Namun motor Mang Yadi terus bergerak. Aku tak mungkin mendek

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY