img Kumpulan Cerita Pendek dengan Alur Ringan dengan Akhir yang Bahagia  /  Bab 7 Di Antara Detik yang Membeku 🌧 | 70.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 Di Antara Detik yang Membeku 🌧

Jumlah Kata:1381    |    Dirilis Pada: 24/10/2025

perti abu waktu yang

am. Kamera di tangannya tergantung, lensanya men

jak hari itu, hari di mana cahaya terakhir dalam hidupnya padam

pi semua foto terlihat sama: d

segalanya, tapi tidak bisa menangka

aat itulah suara lembut terdengar di belakangn

genakan mantel abu-abu dan syal biru tua. Wajahnya tenang, tapi ma

sedikit kikuk: "Saya ti

merapikan kameranya: "Saya juga

senyum: "Kau

Jawab Na

kar

yang mencoba melupakan apa

ia itu melangkah mendekat, tapi langkahnya tidak

an." Katany

ar

yang i

sa s

i tangan gadis itu: "K

suatu yang pernah

i sesuatu yang tidak terucap: "Boleh a

akhirnya menye

embatan yang sama, tapi kosong: "K

ang yang seharusnya ada di

tentang bagaimana waktu kadang berhenti di tempat-tempat tertentu, tentang orang-orang yang

Elian berkata pelan: "

nap

rhenti. Orang datang dan pergi,

ring ke

aku tidak pernah b

cil: "Kalimat y

mar: "Kadang." Katanya: "Beberapa orang memang ditakdi

berdiri, menghadap jembatan: "Besok, kalau kau ke sini

h kenapa jantungnya terasa hangat. Ia membuka kameranya, foto terakhir yang diam

n tidak sepenuhnya tampak. Bukan kabur, tapi transparan,

up kabut tebal. Udara menggigit, seol

menatap sekeliling tapi tak ada siapa pun. Hanya suara air sungai y

an kecil di dalam dirinya berkata sebaliknya. Dan

dan syal biru tua yang sama,

tungnya berdetak sedikit

ng." kata

ipis: "Aku sudah

a, cahaya di sekitar Elian tampak lebih lembut, ham

sesuatu hari ini." Ujar Nara

it: "Ya. Aku ingin kau memotret..

kan kening: "

tahu, Nara." Katanya pelan: "Manusia sering berpikir bahwa kehilangan hanya terjadi sekal

entah kenapa, air matanya ikut jatuh: "Kenapa kau bi

n salju jatuh tapi tidak mencair. Justru

terkejut: "Elian... a

ut: "Aku... tidak seh

berteriak: "Kau nyata! Aku bica

ih: "Ya, karena kau

asa seperti duri dingin menembu

pernah memotretku di jembatan ini. Setahun lalu. Hari tera

rang di tepi jembatan, lalu suara benturan keras, sirine, dan darah di ata

"Aku tidak datang untuk menakutim

membuat ujungnya menyentuh wajah Nara. Nara

li

." Suara Elian hampir hilang: "Kau m

memudar. Seolah tertela

kameranya dan di layar terakhir, ada foto: Dirinya berdiri di jembatan, tersenyum ke arah lensa, sem

berjalan sama sekali. Ia masih mendatangi jembatan yang sama setiap pagi, membawa kam

unia, Nara berdiri, hitam rambutnya kontras dengan segalanya. Ia menatap kameranya, menggenggamnya erat. Di layar kecil it

a." Bisiknya: "Kenapa aku masih

eh sesuatu yang tak terlihat. Ia menutup matanya, mencoba merasakan kembali ar

a orang datang bukan untuk tinggal. Mereka datang agar

gi untuk menangkap gambar seseorang, tapi untuk menangkap rasa - kesuny

l

l

l

rasa sedikit lebih ringan. Seakan sebagian k

a serpihan salju dan langit kelabu, ada bayangan samar berdiri di belakangny

berbisik: "Terima kasih..

era, memburamkan gambar itu. Dan en

emotret bukan hanya dengan mata, tapi juga dengan hati. Kau adalah foto yang

u membuka jendela. Udara malam masuk, membawa keseju

erpihan itu, Nara seolah mendengar suara Elian berbisik:

"Selamat tinggal, Elian." Ucapnya pelan: "Atau mungki

h di pagar besi tanpa nama, tanpa pesan. Namun di kelopaknya yang lemb

g atau mungkin sesuatu te

rubah bentuk menjadi waktu, udara dan

7

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY