Kumpulan Cerita Pendek dengan Alur Ringan dengan Akhir yang Bahagia / Bab 7 Di Antara Detik yang Membeku 🌧 | 70.00%perti abu waktu yang
am. Kamera di tangannya tergantung, lensanya men
jak hari itu, hari di mana cahaya terakhir dalam hidupnya padam
pi semua foto terlihat sama: d
segalanya, tapi tidak bisa menangka
aat itulah suara lembut terdengar di belakangn
genakan mantel abu-abu dan syal biru tua. Wajahnya tenang, tapi ma
sedikit kikuk: "Saya ti
merapikan kameranya: "Saya juga
senyum: "Kau
Jawab Na
kar
yang mencoba melupakan apa
ia itu melangkah mendekat, tapi langkahnya tidak
an." Katany
ar
yang i
sa s
i tangan gadis itu: "K
suatu yang pernah
i sesuatu yang tidak terucap: "Boleh a
akhirnya menye
embatan yang sama, tapi kosong: "K
ang yang seharusnya ada di
tentang bagaimana waktu kadang berhenti di tempat-tempat tertentu, tentang orang-orang yang
Elian berkata pelan: "
nap
rhenti. Orang datang dan pergi,
ring ke
aku tidak pernah b
cil: "Kalimat y
mar: "Kadang." Katanya: "Beberapa orang memang ditakdi
berdiri, menghadap jembatan: "Besok, kalau kau ke sini
h kenapa jantungnya terasa hangat. Ia membuka kameranya, foto terakhir yang diam
n tidak sepenuhnya tampak. Bukan kabur, tapi transparan,
up kabut tebal. Udara menggigit, seol
menatap sekeliling tapi tak ada siapa pun. Hanya suara air sungai y
an kecil di dalam dirinya berkata sebaliknya. Dan
dan syal biru tua yang sama,
tungnya berdetak sedikit
ng." kata
ipis: "Aku sudah
a, cahaya di sekitar Elian tampak lebih lembut, ham
sesuatu hari ini." Ujar Nara
it: "Ya. Aku ingin kau memotret..
kan kening: "
tahu, Nara." Katanya pelan: "Manusia sering berpikir bahwa kehilangan hanya terjadi sekal
entah kenapa, air matanya ikut jatuh: "Kenapa kau bi
n salju jatuh tapi tidak mencair. Justru
terkejut: "Elian... a
ut: "Aku... tidak seh
berteriak: "Kau nyata! Aku bica
ih: "Ya, karena kau
asa seperti duri dingin menembu
pernah memotretku di jembatan ini. Setahun lalu. Hari tera
rang di tepi jembatan, lalu suara benturan keras, sirine, dan darah di ata"Aku tidak datang untuk menakutim
membuat ujungnya menyentuh wajah Nara. Nara
li
." Suara Elian hampir hilang: "Kau m
memudar. Seolah tertela
kameranya dan di layar terakhir, ada foto: Dirinya berdiri di jembatan, tersenyum ke arah lensa, sem
berjalan sama sekali. Ia masih mendatangi jembatan yang sama setiap pagi, membawa kam
unia, Nara berdiri, hitam rambutnya kontras dengan segalanya. Ia menatap kameranya, menggenggamnya erat. Di layar kecil it
a." Bisiknya: "Kenapa aku masih
eh sesuatu yang tak terlihat. Ia menutup matanya, mencoba merasakan kembali ar
a orang datang bukan untuk tinggal. Mereka datang agar
gi untuk menangkap gambar seseorang, tapi untuk menangkap rasa - kesuny
l
l
l
rasa sedikit lebih ringan. Seakan sebagian k
a serpihan salju dan langit kelabu, ada bayangan samar berdiri di belakangny
berbisik: "Terima kasih..
era, memburamkan gambar itu. Dan en
emotret bukan hanya dengan mata, tapi juga dengan hati. Kau adalah foto yang
u membuka jendela. Udara malam masuk, membawa keseju
erpihan itu, Nara seolah mendengar suara Elian berbisik:
"Selamat tinggal, Elian." Ucapnya pelan: "Atau mungki
h di pagar besi tanpa nama, tanpa pesan. Namun di kelopaknya yang lemb
g atau mungkin sesuatu te
rubah bentuk menjadi waktu, udara dan
7

GOOGLE PLAY