Kumpulan Cerita Pendek dengan Alur Ringan dengan Akhir yang Bahagia / Bab 8 Kota yang Tak Lagi Bernama ⚙ | 80.00%tidak l
perti lembar logam kusam yang menutupi seluruh bumi. Angin berdesir, membawa aroma loga
." Kini, hanya puing baja dan beton retak yang tersisa, ditelan tumbuhan liar yan
ang tua serpihan dari dunia yang dulu, kin
separuh, memancarkan kilatan biru samar se
iven lirih: "Atau mung
r, seperti dentingan kecil di antara puing besi. Ia men
an angin... lalu suara lembut
ua, ia melihat cahaya biru berkedip-kedip. Ia berjongkok, menyingkirkan
pucat keperakan seperti porselen bercampur baja halus. Dari punggungnya, serangkaian port sirk
anjang: "Unit biologi
gadis itu tampak tulisan samar yang hampir
"Salah satu dari mereka y
an manusia modifikasi bukan robot, bukan pula manusia murni untuk bertahan di kon
at, dan arus listrik kecil terasa ketika kulitnya disentuh. Ia menatap
sisa daya." Ia mengangkat tubuh gadis itu dengan hati-hati, lalu membawanya ke t
lorong-lorong sunyi, disertai sua
p bergetar ketika ia mengaktifkan generator darurat. Cahaya biru menyorot waja
lalu sepi." Ia menyambungkan kabel dari generator ke port di punggung gadis itu. Sek
ungan, mata gadis itu terbuka. B
a lembut keluar dari bibirnya yang pucat: "Sistem... reboot selesai."
melihat keajaiban terakhir di dunia yang sudah kehilangan segala
at, memperhatikan gadis di depannya - Astra. Gadis itu masih terbaring di meja kerja, kabel menem
a Gadis itu, suara lembut seperti
alnya, aku pasti minta tolong darimu. Du
tatapannya, tatapan itu... terasa man
'berputar' yang kau maksud adalah masih mencoba bertahan di puing-puingnya, ya. Tapi tid
rlapis logam tipis dengan pola urat berca
it cairan energi ke dalam wadah kecil, lalu memberikannya padanya
an bingung: "Terima kasih. Ta
DI KOTA TAHUN 2159": "Karena..." Ia menatapnya lagi: "Aku sudah kehilangan cukup banyak hal. Da
k merasakan kehilangan, Riven. Tapi manusia? Mereka... terlal
ra getir dan dingin: "Ka
dataku." Jawab Astra tenan
t logamnya yang retak kini menyatu, sirkuit di bawahnya berdenyut halus seperti nadi Ia t
ciptakan?" Tanya
ir manusia dari kehancuran iklim. Tapi... sistemku dimatikan se
sekar
tidak tahu unt
, namun berat seakan seluruh keha
i sisa peradaban, Astra. Di sini, tidak
, berpendar seperti bintang di kegelapan:
an yang menembus hati. Riven tert
pa
di atas kepala, seolah bisa meli
ua
nyi, menangis. Sekarang... hanya mesin yang b
pelan berkata: "Kalau begitu
un, ada sesuatu di dadanya yang hangat. Bukan karena api,
em. Ia sering menatap dunia luar dari ventilasi sempit, kagum pada setiap hal yang bahkan
yum samar, memperhatikan makhluk buatan yang
a komunikasi yang dulu ia lihat kini menyala stabil mengirimkan pesan beru
. Seseorang atau sesuatu di lu
bali membawa ba
onitor kecil yang kini menampilkan pesan berulang-ulang: [SI
, menatap layar dengan ekspresi kosong tapi matanya berpendar geli
k. Kau bahkan belum tahu ke
atu yang hilang: "Aku dirancang untuk melindungi manusia, Riven
ini sudah membunuh semua tujuannya sendiri.
besar terdengar dron militer. Bayangannya melintas di dinding,
mbil senjatanya: "
nya ia mengangguk. Mereka keluar dari stasiun metro menuju permukaan
derak logam dan langkah mereka sendiri. Di kejauhan, drone p
tra: "Kau tak bisa biar
reka cari, aku bis
am: "Kau lebih manusia daripa
anya berkilau bukan karena energi, tapi
gis ketika takut
an: "Dan aku sedang m
kan percikan listrik. Drone pertama muncul di atas gedung runtuh. Riv
ven
pa
u ke men
bingung: "Kau m
pusat. Aku bisa mengirim pulsa elektromagn
ghancurkan si
u t
iginya: "Tidak. Aku t
tangannya di pipinya. Suhu kulit lo
rtama kalinya, aku... ingin memilih apa yang
tap matanya, mata biru yang kini tampak l
ak menara, angin berputar kencang, membawa debu dan serpihan baja. Astra
sa pergi." Ka
tempat la
rik menggema keras, cahaya biru meledak dari tubuhnya. Jaringan menara aktif, lalu semua drone
ya memancar, membakar logam dan kulit buatan itu
menatap langit, dan untuk pertama kalinya sejak perang, awan abu itu sedikit te
ra nyaris tak terdengar: "Apa
r matanya jatuh ke
nya: "Ini p
an memudar, meninggalkan debu halus berpendar yang berterb
i menara komunikasi masih berdiri dan setiap malam dari p
an lupa... harap
h menunggu seseorang yang takkan kembali. Di sampingnya, ada liontin kecil yang
anya pelan: "Tapi dia membuatku perca
a biru berkedip sekali seperti seseor
ging. Kadang, ia lahir dari loga
8

GOOGLE PLAY