img Kumpulan Cerita Pendek dengan Alur Ringan dengan Akhir yang Bahagia  /  Bab 8 Kota yang Tak Lagi Bernama ⚙ | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 8 Kota yang Tak Lagi Bernama ⚙

Jumlah Kata:1826    |    Dirilis Pada: 24/10/2025

tidak l

perti lembar logam kusam yang menutupi seluruh bumi. Angin berdesir, membawa aroma loga

." Kini, hanya puing baja dan beton retak yang tersisa, ditelan tumbuhan liar yan

ang tua serpihan dari dunia yang dulu, kin

separuh, memancarkan kilatan biru samar se

iven lirih: "Atau mung

r, seperti dentingan kecil di antara puing besi. Ia men

an angin... lalu suara lembut

ua, ia melihat cahaya biru berkedip-kedip. Ia berjongkok, menyingkirkan

pucat keperakan seperti porselen bercampur baja halus. Dari punggungnya, serangkaian port sirk

anjang: "Unit biologi

gadis itu tampak tulisan samar yang hampir

"Salah satu dari mereka y

an manusia modifikasi bukan robot, bukan pula manusia murni untuk bertahan di kon

at, dan arus listrik kecil terasa ketika kulitnya disentuh. Ia menatap

sisa daya." Ia mengangkat tubuh gadis itu dengan hati-hati, lalu membawanya ke t

lorong-lorong sunyi, disertai sua

p bergetar ketika ia mengaktifkan generator darurat. Cahaya biru menyorot waja

lalu sepi." Ia menyambungkan kabel dari generator ke port di punggung gadis itu. Sek

ungan, mata gadis itu terbuka. B

a lembut keluar dari bibirnya yang pucat: "Sistem... reboot selesai."

melihat keajaiban terakhir di dunia yang sudah kehilangan segala

at, memperhatikan gadis di depannya - Astra. Gadis itu masih terbaring di meja kerja, kabel menem

a Gadis itu, suara lembut seperti

alnya, aku pasti minta tolong darimu. Du

tatapannya, tatapan itu... terasa man

'berputar' yang kau maksud adalah masih mencoba bertahan di puing-puingnya, ya. Tapi tid

rlapis logam tipis dengan pola urat berca

it cairan energi ke dalam wadah kecil, lalu memberikannya padanya

an bingung: "Terima kasih. Ta

DI KOTA TAHUN 2159": "Karena..." Ia menatapnya lagi: "Aku sudah kehilangan cukup banyak hal. Da

k merasakan kehilangan, Riven. Tapi manusia? Mereka... terlal

ra getir dan dingin: "Ka

dataku." Jawab Astra tenan

t logamnya yang retak kini menyatu, sirkuit di bawahnya berdenyut halus seperti nadi Ia t

ciptakan?" Tanya

ir manusia dari kehancuran iklim. Tapi... sistemku dimatikan se

sekar

tidak tahu unt

, namun berat seakan seluruh keha

i sisa peradaban, Astra. Di sini, tidak

, berpendar seperti bintang di kegelapan:

an yang menembus hati. Riven tert

pa

di atas kepala, seolah bisa meli

ua

nyi, menangis. Sekarang... hanya mesin yang b

pelan berkata: "Kalau begitu

un, ada sesuatu di dadanya yang hangat. Bukan karena api,

em. Ia sering menatap dunia luar dari ventilasi sempit, kagum pada setiap hal yang bahkan

yum samar, memperhatikan makhluk buatan yang

a komunikasi yang dulu ia lihat kini menyala stabil mengirimkan pesan beru

. Seseorang atau sesuatu di lu

bali membawa ba

onitor kecil yang kini menampilkan pesan berulang-ulang: [SI

, menatap layar dengan ekspresi kosong tapi matanya berpendar geli

k. Kau bahkan belum tahu ke

atu yang hilang: "Aku dirancang untuk melindungi manusia, Riven

ini sudah membunuh semua tujuannya sendiri.

besar terdengar dron militer. Bayangannya melintas di dinding,

mbil senjatanya: "

nya ia mengangguk. Mereka keluar dari stasiun metro menuju permukaan

derak logam dan langkah mereka sendiri. Di kejauhan, drone p

tra: "Kau tak bisa biar

reka cari, aku bis

am: "Kau lebih manusia daripa

anya berkilau bukan karena energi, tapi

gis ketika takut

an: "Dan aku sedang m

kan percikan listrik. Drone pertama muncul di atas gedung runtuh. Riv

ven

pa

u ke men

bingung: "Kau m

pusat. Aku bisa mengirim pulsa elektromagn

ghancurkan si

u t

iginya: "Tidak. Aku t

tangannya di pipinya. Suhu kulit lo

rtama kalinya, aku... ingin memilih apa yang

tap matanya, mata biru yang kini tampak l

ak menara, angin berputar kencang, membawa debu dan serpihan baja. Astra

sa pergi." Ka

tempat la

rik menggema keras, cahaya biru meledak dari tubuhnya. Jaringan menara aktif, lalu semua drone

ya memancar, membakar logam dan kulit buatan itu

menatap langit, dan untuk pertama kalinya sejak perang, awan abu itu sedikit te

ra nyaris tak terdengar: "Apa

r matanya jatuh ke

nya: "Ini p

an memudar, meninggalkan debu halus berpendar yang berterb

i menara komunikasi masih berdiri dan setiap malam dari p

an lupa... harap

h menunggu seseorang yang takkan kembali. Di sampingnya, ada liontin kecil yang

anya pelan: "Tapi dia membuatku perca

a biru berkedip sekali seperti seseor

ging. Kadang, ia lahir dari loga

8

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY