emua pikiran, semua
a yang terjadi di balik pintu
h berpegang pada sepotong harapan. Mungkin dia
k, satu demi satu, sampai aku be
an aku men
ranya, diikuti oleh suaran
galkan kekosongan yang begitu luas hin
eriak atau menangis. Aku tidak akan membe
tuk menahan isak tangis. Aku terhuyung-huyung keluar dari ho
bah dari hitam menjadi abu-abu. Pikiranku adalah ruang siksaan tanpa henti, memutar
hidup di dalam diriku, beban y
pakaiannya kusut, aroma samar
gannya?" tanyaku, s
a tidak enak badan. Dia dibi
edihkan, begitu menghi
h karena histeris. "Bram, apa kamu ma
enipis. "Berhentilah bersikap dramatis, Elara. Pe
pergi, menuju kamar mand
a akhirnya datang, panas dan pahit. Bagaimana aku bisa begitu
ergerak seperti robot, pikiranku mati rasa. Akhirn
ang mencengkeram lenganku. Brama menyere
mobil,"
ku, berjuang mela
dan melaju kencang, begitu cepat hingga ban berdecit.
eludah, suaranya geraman rendah. "Kamu m
ku tidak melak
! Dia bilang kamu memberitahunya jika dia tidak pergi, kamu akan menghancurkan karierny
. Ini gila. Ini adalah
" kataku, suaraku
ap. Kayla ada di sana, berdiri sangat dekat
aafkan aku! Aku akan pergi! Tolong, jangan sakiti aku! A
nya dipenuhi kepanikan. Dia bergegas k
eraih Kayla. Gerakan tiba-tiba
rsangkut d
yla, matanya dipenuhi kelegaan dan kekhawatir
t tanpa
itkan saat tubuhku menghantam
kesadaran adalah Brama memeluk Kayla, sama se

GOOGLE PLAY