a Agra kepada gadis yang
temu?" bukannya menjawab gad
erdua sama lo?" tanya Agra sembari mengambil
asannya, membuat lelaki yang dudu
at ngomongnya, tanya apa kek!" ketu
o mau nyulik, gue?" cerosos Tara, mungkin itulah kali
ali. Oh, yah, Lo nggak kenal gue? Seriusan?" tanya
ara tampak sedikit kesal dengan lelaki yang ada di hadapannya, bagaimana tid
tu kita kenalan dulu lo manggil gue Redo," jelas Agra yang membuat Tara menaikkan kedua ali
n?" tanya Agra berharap gadis yang
engan gelengan yang artinya ga
iara,
e
detak tak karuan. Kini ia menatap Agra d
h laki-laki ini mengenalnya?" batin T
aikan tangan di depan wajah Tara, berupa
nya Agra sekali lagi
satu lagi, gue nggak ngerasa pern
di taman beberapa tahun lalu?" bukannya menjawab Agra malah semakin menghu
seseorang. Seorang anak kecil kira-kira berusia 8 tahun terduduk di atas ayunan taman
munan anak tersebut, ia dengan segera mendong
ertanya seolah ingin berteman dekat dengan
uduk berayun di sampingnya. "Agra Alvredo Mahardika. Ya ampun, masih
a sekali tak di kenalnya. Manis. Satu kata yang terlintas di
ma
saudara, sekarang lagi suka sama cowok yang duduk di samping
tawa. "Bagi aku kamu buk
ang dicetuskan oleh lelaki yang dipanggilnya sebaga
edangkan manis sampai tua pun nggak
nge-san, satu tangannya ia juntaikan ke depan seperti orang yang keseleo yang meminta b
bola matanya
luar dari daging berlapis berwarna pink alami itu. Redo hanya bisa membuang napas kasar, ia dengan segera memikirkan cara untuk mencairkan suasana.
n ke kiri-ke kanan sebuah liotin merah d
eh Redo. "Untuk aku, kan?" ujarnya mencoba meraih benda tersebut. Akan tetapi, Redo
a aku." Redo mulai berjalan ke arah belakang Tiara dan dengan
bukan buat aku
lan. "Lakuin aja apa yang a
tak lupa melakukan apa yang diperintahkan ole
ke samping kanan Tiara, kemudian mend
ang ibu yang menjaga anaknya. Biar nanti kal
a senang yang bergelayut di benaknya dengan segera ia menggelengka
dah nyariin!" teriak seorang lelaki dari
Yaudah, yah, Do, aku balik dulu, semoga nanti bisa ketemu lagi," pa
nemuin Tiara lagi!" teriak bocah itu dengan senyu
-
a benar-benar gadis manis yang ditemuinya beberapa tahun yang lalu. Perlahan ia mend
ujar Agra beranggumen sendiri. Setelah puas menatap liotin merah tersebut, Agra kembali menja
aman sekarang, kan, yang
ng dan kisah kelam yang dialaminya beberapa tahun lalu melalui lelaki yang sebenarnya m
kenapa lo
lah ingin menelan tubuh lelaki ters
t mulut lelaki itu seketika terkatup rapat seperti digembok,
nya keluar. Sungguh, gadis itu seperti akan mengelu
h menggantung ucapan disaat-saat seperti ini. Rasanya ingin sekali Ag
r UKS beralih menatap ke arah sumber suara. Bola mata kedua remaja itu mena
a gue. Katanya, lo nggak usah nyariin dia lagi, dia udah punya kebahagian sendiri," ujar Meysha den
ya, rasanya ia ingin mengakhiri hidup saja daripada harus mendengar kenyataan pahit ini. Merasa sudah tidak berguna lagi dia ada di dalam rua
ran. Tara dengan nasi gorengnya, Aundry yang sibuk mengobati kaki sahabatnya dan Meysha yang sibu
" ujar Meysha seolah tahu apa isi pikiran dari gadis yang dengan lahap menghabiskan sarapan yang dibelinya tadi. Tara hanya menatap
-
offtop melamunkan semua ucapan yang te
nya kebahagi
u yang terngiang-ngiang di ota
tinya gue harus milikin kembaran lo," guman Agra dengan s