gannya. Tentu saja Tara bangun lebih awal toh dia tidak tidur semalaman ada
h jam weker yang terletak di atas meja nakasnya
jangankan dibangunkan oleh ibunya, melihat ke arah kamarnya pun tidak pernah, ibunya hanya melakukan hal demikian kepada kedua kakaknya dan melewati kamar Tara begitu saja. Kiasan kenangan indah di masa lalu kembali
kan. Kalo gue turun dan ketemu sama nyokap atau bokap, pasti mereka bakalan nggak mood buat sarapan, terus gimana, yah?" jik
Tok
" pinta bik Marwan di balik
n mengetuk pintu kamarnya setiap pagi? "Bibi tolong bawain s
asi goreng yang selalu ia sisihkan untuk anak bungsu majikannya, ia b
h ada Fian dan Naya?" tanya Seina sebenarnya di dalam lubu
yonya i
sendok makan di atas piring. "Bi, sini nampannya biar Naya aja yang bawain buat Tara, Bibi lanjutin kerjaan, yah."
punya kaki buat jalan," tahan Seina sembari menuangkan
!" kali ini Ark
dia kelaparan, jadi maaf kali ini aku nggak bisa mematuhi
ja," lanjut Fian menco
ka terjadi sesuatu kepada Naya?!"
." Fian menarik nafas kasar, ibu dan ayahnya terlalu berlebihan jika Tara memang berniat mence
ya tidak akan membiarkan kamu meng
-
u dikarenakan kedua tangannya sedang menenteng nampan yan
ir rambut hitam pekatnya tanpa bercermin hal itu sudah biasa ga
alnya mama nyuruh bibi ke supermarket." berbohong adalah
bawa aja, tuh, sarapan ke
kondisi sama seperti waktu gue ke sini, mama pasti bakal ngomelin lo la
ngan kedua orangtuanya, jadi dia lebih memilih membukakan p
kl
ngarnya, dulu adiknya adalah seorang yang periang tetapi karena hidupnya yang
enyodorkan nampan
ka dibandingkan dengan kamarnya yang terlihat lebih cerah dan menyegarkan mata. 'Sesuram ini, yah, hidup lo? Gue benar-benar berharap suatu saat gue bisa jadi pundak tempat lo bersandar, sayang ... lo terlalu tertutup,' batin
unya?" tanya Tara yang masih si
beranikan diri menanyakan hal yang mengganj
meneguk kandas susu coklat yang dibaw
jawaban Tara, akhirnya gadis i
bah dua kata, menurutnya lebih baik dirinya send
saja Tara tidak ingin siapa-siapa tahu mengenai hal tersebut. "Ya udah, gue ke bawa dulu, Kak
h dari kamarnya. "Makasih, Kak." senyum manis
-
ggu-tunggu," ujar Vandra tang
berjalan meninggalkan tempat di mana ketiga gadis itu
lo?! Ingat urusan
cegah pergerakannya. "Udah, yah, gue ngg
k lo mana berani lawan gue!" tantang Kania de
bantah Tara gadis itu hanya ingin melalui hari yang tenang tanpa pertengkaran,
t ditampar Fian lagi? Atau takut tambah nggak dianggap sama k
menyangkut tentang keluarga. Tanpa sadar semua siswa maupun siswi telah memperhatikan merek
sayangnya salah satu kakinya tersandung sesuat
sakitan sembari memegan
kejutkan dengan sebuah tangan yang tiba-tiba ada di hadapan mata, ia menepis k
ntu gue, gue b
kakinya terasa sangat menusuk hingga ia kembali terjatu
yang sakit, ia menatap tajam lelaki
udian berjalan ke arah Tara dan menggendo
etawa! Nggak
, dasar cewek gengsian! Bukannya be
nggak lihat fans-fans gue matanya udah melotot hampir kelu
tap gadis yang kini ber
ian itu terlebih Kania yang berstatus sebagai sepupu dekat Agra. Tidak ada yang tidak mengenal dirinya, bukan