img TARA  /  Bab 5 Empat | 23.81%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Empat

Jumlah Kata:1791    |    Dirilis Pada: 28/06/2022

han terakhir saat kita t

-

engatakan bahwa rumah adalah surga, tetapi baginya rumah terlampau tak pantas menyandang gelar seindah itu. Meski dari luar semua orang akan berpikir rumah Ganendralah tempat terbaik untuk melepas lelah dan bersenang-senang. Sudah besar, tentram, dan penghuninya pasti tak a

tap tajam ke arah Tara seolah di dalamny

kukan wanita paruh baya

l

but, baik yang di dapat dari Vandra, Kania, Fian, dan sekarang ibu

" bentakan keras keluar dari mulut Seina

juga pengen ada diposisi Kak Naya dikhawatirin sama Mama.' Tara mulai menyisihka

tahankan benteng ketegaran. "Nggak sengaja," ungkap Tara

u lakukan di sekolah hari ini!" setelah Seina terdiam suami

an dada, Santai sekali. "Anak kalian saja yang terlalu lemah!" pekik Tara menatap sekilas orang yang sedang dibela mati-matian oleh orangtuanya, tetapi dirinya tidak bisa menyalahkan sang kakak. K

selaku mata-mata dalam hidup Tara ikut menyudutkan sang adik. Semua pe

ak kapan Kak Fian nganggap gue keluarga? Oh ... gue tau lo sakit, yah, sampai ngomong yang ngaco gitu?" ungkapan Tara sukses membuat Fian kehabisan kata-kata. Memang benar Tara belajar perihal sopan dan tata kram

pat agar Tara menyiapkan topangan yang kuat untuk mendengar segalanya, tetapi gadis itu sudah telanj

Naya sama seperti kami kehilangan Tiara gara-gara kamu!"

antun, karena kamu bukan bagian dari keluarga kami!" te

g nampung lo di sini?" Fian tersenyum licik ke arah

bersuara lagi. Ia tahu sekarang adiknya benar-benar hancur dengan perkataan orangtua dan juga

dengarkan semua hinaan dari kedua orang tua dan kakak tanpa b

i, Keluarganya sangat berlebihan yang ia lakukan di sekolah adalah hal yang tidak disengaja. Sudahlah ga

keluar dari persembunyian tanpa izin, gadis itu mengusap kasar air yang melekat di

ngat! Mah, Pah, Tara itu juga anak kalian, darah daging kalian. Naya harap kalian sadari hal itu." gadis itu m

-

Jakarta dengan mata menatap kosong hamparan bintang di langit, tangannya

n kamu anak

nak pemb

kan bagian dari

ghormati orang yang ud

, gadis itu hendak menghisap rokok yang diteteng, tetapi seseorang tiba-

okok!" tegur lelaki yang ki

Tara tanpa menoleh ke sumber suara yang tengah mengganggu ketenangannya. Gadis i

lo nggak kasihan sama keluarga lo, merek

erkataan lelaki asing itu benar-benar terjadi, Tara mungkin manusia yang merasa palin

jak dari posisi kemudian berjala

ant

ngkah Tara, baginya sangat tidak sopa

tanpa membalikkan badan, kini ia melanju

t muka ganteng gue, tapi liat aja besok lo bakal tau siapa gue?' bat

-

u turun dari kendaraan untuk membuka pagar karena tidak mau repot mengklakson

sempat ia matikan. kemudian, membawanya mas

menuju tangga yang mengarah ke lantai du

ulang jam segini," sindir

tanya Arka dengan nada terkesan dingin, tidak

dan berbalik ke arah pemil

yang begitu datar, "Apa urusan k

ngga yang melihat kamu pulang selarut ini, bahaya kalo sampa

seperti kalian mana mungkin punya rasa khawatir," balas Tara dirinya mulai muak dengan semua ini, i

" bentak Fian berdiri

gga satu persatu tanpa memperdulika

jalan ke arah balkon. Mata bermanik cokelatnya menatap kosong ke arah jalan ra

, Tara pengen dikhawatirkan sama, Papa, Mama, dan kakak-kakaknya Tara. Jika Tuhan nggak bisa ngasih itu, maka setidaknya buat mereka ngelihat aku sekali aja. Apa mungkin Tara hanya ditakdirkan

kring

engangkat telepon yang entah dari siapa, dirinya tidak berniat un

al

is nangi

yang meneleponnya selarut ini. "Eh, nggak kok, Kak, ya kali gue nangis, nggakla

ue tau lo habis nangis, lo abis di

ara menjeda ucapan untuk berpikir alasan yang cukup efektif

elepon. Jatuh dari motor sampai kulit lutut

um bisa cerita ke siapa-siapa, lo butuh waktu sendiri, dan maaf tadi gue nggak ada buat

ue yang salah, jadi tolong janji sama gue, be

, yah, keluarga lo. Gue aja sebagai kakak

ya keluarga gue benci sama gue,"

semua sadar. Udah, yah, Ra, ini udah larut malam, istira

mar suram milik ttak lupa menut

r dengan perasaan lega karena Rafael begitu menyayanginya, tetapi ia masih berharap suat

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY