a dibarengi ketulusan
-
batin maupun fisiknya. Kini ia menghentikan tunggangan roda duanya d
ia berjalan meninggalkan tempat tersebut sambil meraba tas untuk mengambil benda yang selalu men
" eluh Tara sambil memukul jidatnya sendiri, di depan sana sudah berjejer gerombol
ajah datar andalannya, baru selangkah ia sudah
ceh seorang laki-laki sembari sesek
gak jadi pac
satu gadis yang berdiri di ambang pintu kelas X IPA
Tara! Dia itu ce
nnya berantakan banget kek anak
em nggak jelas. Terus gue denger-denger dia juga n
pembuat
sama keluarganya, kasian banget, 'kan?" ejek
tidak pernah mengubrisnya, perkataan mereka tidak ada apa-apa dibandingkan rentetan kalimat yang keluarganya lontarkan hampir se
l
entak Tara berkacak pinggang, matanya me
yang bernama Vandra-salah satu anggota dari KaniaCs yang terkenal di SMA Angkasa sebaga
unjuk geram ke arah Vandra, sementara gadis
ngar kalo lo sen
l
akit. Ia melakukan itu seolah tahu kata apa yang akan dikeluarkan Vandra selanjutnya. Tanpa basa-basi Tara pun menonjok
nyemangati dan mendukung andalannya masing-masing lalu dengan gilanya mengabadikan dalam bentuk vide
yang sibuk melerai pertengkaran Tara da
ari nomornya kak Rafael, nih!" g
t!
ayar handphonennya, tanpa buang waktu ia dengan segara meng
sha, ia menggigit bibir bawah karena cemas meli
sama teman-teman. Sorry, yah, semalam telepon lo nggak
ara berantem lagi!" ujar
at Meysha tersentak. "Okey, gue bakal ke bawah sekarang!" lelaki itu
aaf dulu kek." Meysha meng
naik turun karena lelah memisahkan du
di tenang aja." Meysha kembali menyi
batnya?" Aundry hanya menatap khawatir ke arah sahabatnya tanpa bisa berbua
apalagi korban bullyan Kania, lo liat a
kelas X. Dengan cepat ia berjalan menghampiri
turun dengan keringat jatuh membasahi kening bahkan saking kencangnya
sebagai salah satu taktik menenangkan singa y
semata. Mungkinkah karena dia adalah ketua OSIS? Tetapi kenapa Tara tidak takut kepada guru BK yang terkenal sangat galak? Banyak per
Kak. Maaf gu
apa yang terjadi, kenapa bisa sampai ke gitu?" Tanpa izin Rafae
ng melihat sejak awal apa yang Tara
sama bokap dan nyokap,' batin Fian dengan senyum m
lan menyusuri tangga yang menuju l
ak bisa bantuin lo,' batin Naya menatap sendu ke arah gadis yang berjalan beriringan den
-
kat sembari mengobati luka
pribadi gue, dan gue nggak
ngebahas masalah pribadi lo. Tapi, Ra, lo j
iaCs, gue akan lawan mereka, jadi tenang aja." Tara ma
Raffael membaluri kapas ketiga dengan o
h, ap
ra pelan. "Gue mau lo berubah,
bisa," jawa
an bisa berkutik jika sudah membahas hubungan. Rafael tak bermaksud tapi demi membuat adik angkatnya menjadi leb
gak adi
ari posisi dudukny
napsnya kasar. "Iy
" Raffael memeluk erat tubuh Tara s
rlalu harum bikin gue mual." Tara mem
an kecil. "Lo harusnya bangga punya Kakak ke gue
h, Kak, bagi gue lo itu butek nggak ada cakep-cakepnya." Tara
ap mengusap luka lebam di pipi kanannya akibat tamparan dari Vandr
sendirian nanti
in gue, jadi tenang aja, bentar lagi ba
kl
pakkan sosok gadis yang merupaka
k serta tangan yang dikaitkan menjadi satu di depan rok mini yang dipakainya. Tentu saja, dia salah satu p
r dari ruangan UKS mengekori gadis itu menuju ruangan
ala melihat ekspresi adiknya, kebanyakan orang akan gelisah jika berh
-
uk ruangan ini?!" Pak samsul menatap tajam gadis y
bukannya menjawab gadis
a bosanlah!" d
ari ruangan ini. Kan gampang
engar jawaban yang dilontarkan oleh Tara, sungguh anak yang tidak mau menga
kukan pada Tara?" tanya Pak Samsu
dra matanya berputar untuk menghindari tatapan ta
dia nakal, saya tahu dia tidak akan langsung memukuli orang tanpa alas
pembuat onar ke dia," sindir Vandra
au Pak," ujar Tara
kalian saya beri hukuman lari keliling lapa
mbari menaikkan satu jempo
, gimana kalau sampai belang dan item? bisa nggak cantik
ahan tawa. "Emang
suara, ia menatap Tara taj
masih sayang sama muka kamu itu!" se
t dalam satu tarikan napas tanpa menoleh
as," sela Pa
Tara, gue tau, gue salah, jadi maafin gue, yah,
" jawab Tara ter
h kembali ke kelas masing-masing." Pak Samsul
ujar Tara melambaikan tangan, yang justr
Pak samsul yang masih setia menatap kedua pundak gadi