malam di
tador yang harganya bisa mencapai delapan sampai sembilan milyar. Dewa tidak membutuhkan semua hadiah itu, dikarenakan ia sudah memiliki segalanya. Dia bahkan memiliki uang yang berlebih dibandingkan dengan uang seratus juta. Sedangkan untuk mobil lamborghini, ia sudah memiliki semua
i si William malu banget tuh. Secara tadi sudah remehi
ap Hansel dengan begitu senangnya karena teman
i." Garrick ikut menimpali ucapan Hansel. Dewa yang mendengarkan perbincangan teman dekatnya itu tersenyum sembari terkek
erisi uang seratus juta —hasil dari balap liar kepada Dexter. "Ter, tangkap kopern
ap Sel." Dewa memanggil Hansel untuk
temannya itu tersenyum senang. Dewa pasti akan memberikan seluruh hadiah balap liar kepada teman-temannya itu tanpa terkecuali setelah balap liar selesai. "Kalau ini mobilnya, Bro?" Hanse
ut dulu, masih banyak urusan di markas." Setelah mengucapkan kalimat tadi, Dewa langsung masuk ke mobil Koenigse
xter dan Garrick. Setelah itu, mereka bertiga juga per
memimpikan pria itu, yang tak lain adalah Raille. Namun, Era belum mengetahui siapa nama dari pria yang mengejarnya tempo itu. "Tolong, jangan kejar saya. Ibu... Ayah, tolong
foto yang terlihat begitu usang di meja. Kemudian, Era duduk di pinggiran kasur. Era termenung sembari duduk dan memegang bingkai foto yang berisi foto dirinya bersama kedua orang tuanya. F
tak tahu jika anak perempuan mu ini sangat merindukan kalian?
air matanya menga
sba
l kepada ayahnya yang sedang
tapi ayah tak membalasku, "
ing cantik? Ada apa sayang? M
aku minta kalau besok kita piknik?" pi
piknik ke mana sayang?" Sang
wahana dan tempat bermain dimana kita bisa mendapa
imana kalau lusa? Dan sebagai gantinya hari ini kita pergi membeli boneka yang Era ing
ergi sekarang!" jawab Era de
. Tanpa melihat-melihat Era langsung memilih boneka kesukaannya, ted
neka yang dia inginkan. Era sangat bahagia. Dan setelah itu mereka makan di restaurant kesukaan Era. Japan restaurant. Sushi, mak
back
n dari sang ayah. Terutama boneka yang tera
di beri kesempatan Tuhan. Bisakah putar waktu untuk kembali k
idak bisa di putar kembali. Jika waktu bisa di putar, tak ad
enarkan beberapa helai anak rambut yang sedikit berantakan. Setelah termenung tadi, Era memutuskan hari ini untuk berkunjung ke makam ibunya. Suda
m
unga mawar yang ia beli di depan area pemakaman tadi, Era berjalan dengan tenang menuju ke arah makam ibunya. Pemakaman tampak sepi, tidak seperti minggu sebelumnya y
n daun-daun yang tampak layu, bunga-bunga layu yang bertebaran dan meny
ra," curhat Era ke makam ibunya lalu ia menghela napas sebentar, setelah itu ia lanjutkan lagi untuk menaburkan bunga yang tersisa di plastik bewarna hitam. "Meskipun ayah pergi dan Era nggak tahu di mana ayah berada, Era tetap menyayangi ayah, bu. Era juga sayang kepada om dan tante, karena bagi
kecil yang ia masukkan tadi di kantongnya. Ia pun mengambil buku ziarah itu dari dalam kantong dress nya. Kemudian, mulut Er
as angan-angan yang Era inginkan dan tak pernah terjadi. "Bu, Era pamit dulu ya. Besok Era akan berkunjung lagi ke tempat ibu dan membawakan bunga-bunga yang cantik lagi. Ibu jangan rindu sama Era, kalaupun ibu rindu, ibu bisa datang
u. Dengan mengabaikannya, Era berjalan berpapasan dengan mereka. Akan tetapi, takdir berkata lain botol yang ia bawa terjatuh tepat di samping kaki pria itu. Pria itu tak lain adalah Dewa. Era ingin mengambil botol miliknya, tapi bersamaan dengan itu juga, Dewa hendak mengambil bot
ut. Bagaimana bisa pria itu menyebut nama ayahnya. Apa hubungan yang dimiliki denga
yang sedikit melotot ke arah Dewa. "Tidak penting untuk tahu siapa saya. Yang terpenting adalah sekarang Anda harus ikut saya. Anda harus mempertanggungjawabkan perbuatan ayah Anda
enyuman smirk dan devil bercampur jadi satu di raut wajah Dewa. Era merasa ketakutan. Ia j
. Main nyuruh-nyuruh saya untuk ik
aya tidak tahu Anda-anda semua. Mengapa main bawa saya! Kalian mau saya teriak di sini? Biar semua orang yang ada di sini mengeroyok kalian hah?!" Dengan sekuat tenaga Era berbicara dengan nada keras kepada Dewa dan juga Raille. Alhasil Dewa melihat sekitarnya. Tidak banyak orang yang ada di
npa berlama-lama Era langsung melayangkan tatapan tajam ke arah Dewa. Era juga se
mendengar kalimat dari Era baru saja, langsung mengepalkan tangannya. Ia sangat membenci situasi ini, situasi di mana ia bertemu anak dari musuh bebuyutannya akan tetapi ia tidak bisa
pkan rencana baru yang matang. Kau paham dengan perkataan saya?" Raille mengangguk patuh terhadap perintah Dewa.