img Suamiku Mafia Mendunia  /  Bab 7 Melaksanakan Rencana | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 Melaksanakan Rencana

Jumlah Kata:2107    |    Dirilis Pada: 21/11/2022

jam biasanya. Melainkan Era disuruh bosnya untuk datang pada pukul 07.00 waktu Indonesia bagian barat. Raille lah yang sudah mengatur itu semua. Biasanya Era b

tu. Karena pada awalnya, bosnya Era tidak mau mengikuti perintah dari Raille terpaksa Raille mengeluarkan sejumlah uang senilai satu juta untuk menyogoknya

ashb

mana rumah pria itu tadi malam. Sudah biasa Raille mendapatkan informasi dengan cepat, karena ia sudah biasa menangani kasus-kasus yang perlu membu

ante dari Era. "Uangnya sudah kau siapkan, Tom?" Pria yang bernama Tomas itu adalah salah satu anak buah dari Dewa. Ia saat ini anak buah yang sedang ikut dengan Raille untuk melancarkan rencana dari Dewa. "Su

. Kau paham?" Tomas mengangguk mengerti ucapan dari Raille. Setelah itu, Raille langsun

ing tong! Ternyata masih sama saja. Tak kunjung ada seseorang dari dalam untuk membukakan pintunya. Raille pun menengok ke arah belakang. Ia harus memutar otak supaya ia segera bertemu

iki rumah ini. Kenapa ia tidak ada di dalam rumah. Kau mengerti?" Tomas mengangguk paham. Ia langsung saja berlari dan mencari warga sekitar untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan bos Era. Sedangkan Raille mencoba lagi untuk menekan bell rumah itu. Sesekali, dua kali sampai ketiga kalinya mas

ille masih bisa melihat dari luar bagaimana keadaan di dalam sana. "Sial! Pantes saja dari tadi di tekan bell nya tidak ada jawaban dari dalam. Dia tidak mend

ngsung mematikan teleponnya dan berlari menemui Raille. Sesampainya di samping Raille, Raille pun mengatakan bahwa orang yang mereka cari dari tadi sedang tidur di dalam dengan p

Raille mengangguk sembari menjawab, "iya kita pecahin kaca jendela ini menggunakan batu ini untuk membuka pengait jendela. Jika sudah terbuka pengait nya maka jendela bisa terbuka lebar lalu kita bisa masuk lewat

ecah saja ia tidak mendengarnya," gumam Raille sembari naik ke jendela dan masuk ke dalam rumah itu. "Tomas, berikan uangnya. Kau berjaga-jaga saja di luar.

pria itu bangun dari tidurnya sambil gelagapan. "Mana kebakaran, di mana ada kebakaran?" Pria itu sungguh terkejut. Raille pun sedikit tertawa sembari membatin di dalam hatinya. "Baru pakai cara seperti ini saja bisa bangun." Raille masih membatin. Sedangkan pria itu baru tersadar jika ada orang yang masuk ke dalam rumahnya tanpa seizinnya.

ulut pria itu. Pria itu pun menaikkan satu alisnya. Ia bingung dengan maksud dari Raille. Tanpa basa-basi Raille menjelaskan tujuannya dengan rinci. Ia meminta pria itu untuk menyuruh Era agar

ada urusan apa Raille dengan anak buahnya —Era? Raille melanjutkan lagi kata-katanya. "Anda tidak perlu tahu urusan saya dengan Era, yang terpenting di sini saya meminta bant

hat dulu, bahkan Anda bisa menghitungnya terlebih dahulu apakah uangnya kurang atau tidak." Kemudian pria itupun langsung membuka amplop coklat itu. Dan benar saja, itu isinya uang satu juta. Ia tampak tergiur dengan uang itu. Raille pun berkata lagi, "uang itu menjadi hak dan milik kamu sekarang, tapi dengan satu syarat. Apa yang saya minta tadi, Anda harus segera melakukannya. Bisa?" Dengan cepat pria itu mengangguk. Ia menerima syarat dari Raille. "Bagus, cepat kerjakan dulu apa yang saya minta." Pria itu langs

shbac

tian, "bagus. Kita langsung ke rumah om dan tante gadis dari si bajingan itu." Setelah itupun Raille dan Dewa langsung ma

run dengan menenteng koper hitam yang berisikan uang 200 juta itu, sedangkan Dewa hanya membawa sebuah pistol buatannya untuk berjaga-jaga saja. "Kau sudah memastikan semuanya kalau gadis dari si bajingan itu sudah tidak ada di rumah, Raille?" Raille pun mengangguk. "Sudah, tu

alian?" celetuknya. Bukan Raille yang menjawab melainkan Dewa sendirilah yang menjawabnya. "Benar dengan tante Maria?" tanya Dewa dengan nada sedikit sopan. Ia benar-benar harus bisa mengatur temperamentalnya agar rencananya kali ini berhasil seratus persen. "Itu saya. Siapa kalian? Apa maksud kedatangan kalian ke mari?" Tanpa basa-basi kalimat itu yang terlontar dari mulut Maria. "

a itu ke luar. "Ada apa sayang, siapa yang datang?" tanya Cakra kepada Maria. Dia belum sadar kalau di sana juga ada Dewa dan Raille. Belum di jawab oleh Maria, Cakra melihat ada dua orang pria muda yang datang ke rumahnya dengan membawa koper hitam. "Siapa dia, sayang?" tanya Cakra lagi. "Nggak tau tuh, katanya mereka ke mari ada perlu dengan kita. Ya

Dewa. "Anda siapa?" hanya itulah yang menjadi jawaban dari Cakra. Dewa pun menjawabnya lagi, "tidak perlu tahu siapa saya, yang terpenting saya butuh keponakan Anda. Dan Anda juga butuh uang bukan? Di dalam koper ini ada uang yang jumlahnya tidak sedikit, Anda bisa

agai

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY