img Lepas dari Cintaku yang Pahit  /  Bab 6 Selamat Tinggal  | 2.39%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Bab 6 Selamat Tinggal
Jumlah Kata:652    |    Dirilis Pada:08/12/2022

Di rumah lama Keluarga Widian.

Kediaman pribadi yang terletak di lereng bukit itu melambangkan keluarga kuno yang turun temurun sejak ratusan tahun. Dibandingkan dengan Grup Kuantum yang didirikan oleh Daniel, fondasi Grup Widian lebih tidak terduga dan tidak dapat diprediksi.

Hari sudah terang. Clara terbangun di sebuah kamar di kediaman itu.

Matanya terbuka lebar, dan dia melihat pemandangan yang tak asing. Aroma dan kehangatan rumah membuat matanya berkaca-kaca.

Sebelum dia menyadari apa yang telah terjadi, pintu kamarnya terbuka. Melihat seorang pria berambut abu-abu masuk, Clara tidak bisa menahan air matanya lagi. Dia mengangkat selimut dan bergegas menghampirinya.

"Ayah!"

Teo Widian menghela napas dan membelai rambut Clara.

Meskipun Teo berpura-pura marah, rasa sayang dan belas kasihan untuk putrinya terlihat jelas di matanya. "Kupikir kamu tidak akan pernah kembali!"

Niko Widian masuk ketika dia mendengar suara Clara.

Niko terlihat seperti ayahnya, tetapi dia lebih menawan dan percaya diri daripada ayahnya yang tegas. Keduanya sama-sama mendominasi dan memancarkan aura yang berbeda.

"Ayah, Clara sudah kembali. Jangan marah lagi. Sudah berapa kali aku mengatakan bahwa Ayah seharusnya menunjukkan rasa bahagia Ayah?" Niko memutar bola matanya ke atas.

Teo memelototi putranya.

"Aku tidak pernah setuju Clara menyembunyikan identitasnya untuk menikah dengan pria itu. Dia bersikeras bahwa dia tidak akan mencampuradukkan urusan cintanya yang tulus dengan kepentingan uang. Seandainya kamu tidak mendukungnya begitu saja, aku tidak akan pernah membiarkannya menanggung penderitaan selama ini."

"Ayah, tenanglah. Anak muda selalu impulsif. Mereka akan melakukan apa saja demi cinta!" Niko mencoba menjelaskan.

"Maksudmu aku sudah tua?" Teo memelototi putranya lagi.

"Astaga! Aku tidak bermaksud begitu." Niko menggaruk kepalanya.

Clara tertawa dengan matanya yang berkaca-kaca ketika melihat ayah dan putra ini berdebat. Hidupnya kembali normal lagi. Dia sudah lama tidak merasakan cinta sejati dan kehangatan seperti itu.

"Ayah, Kak Niko, aku tahu aku salah. Ini semua salahku. Aku sudah membuat kesalahan besar. Aku menjadi keras kepala karena ingin bersama Daniel. Aku baru menyadarinya setelah menderita selama ini, tapi aku yakin tentang menceraikannya. Mulai sekarang, kami berdua tidak akan memiliki hubungan apa-apa lagi."

Teo memeluk Clara dengan erat. Dia merasa kasihan pada putrinya yang malang. "Itu benar. Bukankah Grup Widian kita cukup baik? Apa yang kamu lihat dari Grup Kuantum itu? Dia tidak pantas untukmu sedikit pun."

Niko tersenyum pada Clara dan mengacungkan jempol padanya.

"Aku sudah memiliki rencana untuk mengundang semua orang kaya dan berpengaruh di Kota Baiduri ke sini malam ini dan secara resmi memperkenalkan adikku pada mitra kita. Bagaimana menurut Ayah?"

Teo mengangguk puas. Ayah dan anak itu dengan cepat mencapai kesepakatan. Teo juga ingin mengadakan perjamuan untuk merayakan kepulangan putrinya yang manis setelah mengalami penderitaan.

Tak lama, Teo memperhatikan pakaian Clara dan menepuk pundak Niko. "Kamu bukan kakak yang baik! Bagaimana bisa kamu membiarkan Clara mengenakan pakaian murah seperti itu? Apa kamu tidak berpikir untuk mengganti pakaiannya ketika membawanya pulang?"

"Aku sudah meminta seseorang untuk menyiapkan pakaian untuknya." Niko telah mengatur segalanya sebelumnya. "Clara, aku sudah menyiapkan banyak pakaian yang dibuat khusus dari toko favoritmu. Kamu bisa memilih pakaian apa pun yang kamu suka. Simpan yang menjadi favoritmu dan buang sisanya."

"Terima kasih, Kak Niko." Clara tersenyum dan memeluk kakaknya.

Cinta dan tawa memenuhi udara. Mereka bertiga mengobrol sebentar. Kemudian, Niko dan Teo pergi untuk membahas detail perjamuan itu.

Sebelum keluar dari kamar, Niko menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Omong-omong, apa kamu ingin aku mengundang Daniel Sudarsa?"

"Kenapa tidak?" tanya Clara, mengangkat satu alisnya.

"Bagus! Itu baru adikku." Niko merasa lega mengetahui bahwa Clara telah kembali menjadi dirinya yang riang.

Setelah keduanya pergi, dokter pribadi Keluarga Widian melakukan pemeriksaan menyeluruh pada Clara. Setelah memastikan bahwa dirinya dalam keadaan sehat, Clara pergi ke ruang makan untuk sarapan.

Para pelayan datang satu demi satu dan meletakkan berbagai macam makanan lezat di atas meja. Clara bertekad untuk mengucapkan selamat tinggal pada masa lalunya. Oleh karena itu, dia mulai makan dengan gembira.

Memasukkan sesendok kaviar ke dalam mulutnya, Clara dengan santai menyalakan ponselnya.

Matanya membelalak ketika melihat dua puluh panggilan tak terjawab dari Daniel.

Sebelumnya              Selanjutnya
img
Konten
Bab 1 Tak Terduga Bab 2 Masuk Penjara demi Wanita Simpanannya Bab 3 Satu Triliun untuk Sebuah Tamparan Bab 4 Aku Memutuskan untuk Bercerai Bab 5 Dia Serius Bab 6 Selamat Tinggal Bab 7 Perjanjian Perceraian
Bab 8 Air Mata Laut Biru
Bab 9 Sebaiknya Kalian Pergi
Bab 10 Palsu
Bab 11 Penghinaan
Bab 12 Memotret Diam-Diam
Bab 13 Penerus
Bab 14 Itu Tidak Mungkin Dia
Bab 15 Kepedulian
Bab 16 Betty yang Mabuk
Bab 17 Pertanyaan
Bab 18 Dia Pantas Mendapatkannya
Bab 19 Topik Hangat
Bab 20 Bukan Urusanmu
Bab 21 Keadaan yang Berbalik
Bab 22 Di Tengah Badai
Bab 23 Konferensi Pers
Bab 24 Pertemuan di Mal
Bab 25 Menawar Gaun
Bab 26 Menampilkan Keterampilan Aktingnya
Bab 27 Akulah yang Mencampakkanmu
Bab 28 Wanita yang Paling Penting dalam Hidupku
Bab 29 Antagonis Wanita
Bab 30 Clara yang Memesona
Bab 31 Merayu Clara
Bab 32 Rencana Siska
Bab 33 Kuharap Cinta Kalian Berdua Abadi
Bab 34 Aku akan Membuatnya Merasakan Akibatnya
Bab 35 Gelang
Bab 36 Foto Pernikahan yang Rusak
Bab 37 Bukti
Bab 38 Terbakar
Bab 39 Cetak Salinan Lain
Bab 40 Rencana
Bab 41 Berinvestasi dalam Film
Bab 42 Seseorang Mengerjainya
Bab 43 Penampilan Sempurna
Bab 44 Keluarga
Bab 45 Simpanan Pria Kaya
Bab 46 Berakting
Bab 47 Rahasia
Bab 48 Aku Perlu Bicara denganmu
Bab 49 Tidak Masuk Akal
Bab 50 Rasa Bersalah
Bab 51 Adegan Penting
Bab 52 Mata Dibalas Mata
Bab 53 Video di Lokasi Syuting
Bab 54 Tanggapan
Bab 55 Opini Publik Berbalik
Bab 56 Kambing Hitam
Bab 57 Janji Temu
Bab 58 Berita Mengejutkan
Bab 59 Pangeran Piano
Bab 60 Cinta pada Pandangan Pertama
Bab 61 Kamu Perlu Membeli Lampu
Bab 62 Serangan Verbal
Bab 63 Taruhan
Bab 64 Bukti
Bab 65 Cerdas Tapi Bodoh
Bab 66 Bertemu Lagi
Bab 67 Pertunjukan Penuh Improvisasi
Bab 68 Pengakuan
Bab 69 Kehilangan Kendali
Bab 70 Perjodohan
Bab 71 Terlalu Menganggur
Bab 72 Menambahkan Adegan
Bab 73 Lebih Sibuk daripada Pemeran Utama
Bab 74 Konspirasi
Bab 75 Firasat Buruk
Bab 76 Kecelakaan Mobil
Bab 77 Jatuh ke Air
Bab 78 Kebetulan Sekali
Bab 79 Daniel Adalah Orang yang Menyelamatkanku
Bab 80 Membedakan antara Kebaikan dan Kebencian
Bab 81 Aku Ingin Melihat Apakah Kamu Mati karena Tenggelam
Bab 82 Kebohongan
Bab 83 Separuh Benar
Bab 84 Kemewahan yang Tidak Bisa Kuberi
Bab 85 Tidak Berhati Lembut
Bab 86 Putusan Pengadilan
Bab 87 Kejutan
Bab 88 Sebuah Planet Kecil
Bab 89 Makan Siang Bersama Keluarga
Bab 90 Mengunjungi Almarhum Ibunya
Bab 91 Rahasia Daniel
Bab 92 Cinta Pertama
Bab 93 Syuting Selesai
Bab 94 Dies Natalis SMA
Bab 95 Teman Sekolah
Bab 96 Orang yang Sama
Bab 97 Wanita Gila
Bab 98 Konfrontasi
Bab 99 Kamu akan Membayar
Bab 100 Ancaman
img
  /  3
img
img
img
img