/0/16621/coverbig.jpg?v=4fca04c6639e3ccfbd2e1b19b9542fda)
Pesona pembantuku seakan membuatku lupa kalau aku ini adalah seorang lelaki beristri. Baca kisah serunya sampai ending
"Mas, kuperhatikan perilaku Sekar akhir-akhir ini kok aneh ya," seru istriku saat kami tengah menyantap hidangan sarapan pagi.
"Aneh gimana maksud kamu?" tanyaku dengan jantung yang sedikit berdebar.
"Kamu merhatiin nggak, badannya agak gendutan sekarang," ucapnya dengan raut wajah heran.
"Wajar aja sih, berat badan yang bertambah itu bukan suatu keanehan. Yang aneh itu kamu, kayak gitu aja dipikirin," sahutku.
"Bukan hanya itu Mas, kemarin dia kepergok makan mangga muda di kamar!"
Sontak aku terkejut mendengarnya hingga air minum yang tengah kutenggak menyembur keluar dari dalam mulutku.
"Kamu kenapa, Mas? Kok kaget gitu?"
"M--anu, nggak ah. Kamu kenapa sih ngajak aku cerita di saat makan? Buat orang keselek aja!" gerutuku yang kehilangan selera makan seketika, lalu pergi meninggalkannya yang tengah duduk dengan ekspresi heran di kursi meja makan.
Aku langsung menuju toko yang berada di sebelah rumah. Untuk sejenak menenangkan pikiran.
Ketika aku sampai di sana, tampak Sekar, pembantu di rumahku sedang menyapu lantai toko. Ia merangkap bekerja di dua tempat, di rumah dan juga di sini tentunya.
Aku berjalan cepat dan menghampirinya. Namun sebelum itu, aku mengedarkan pandangan ke sekeliling, guna memastikan tak ada orang yang melihat ataupun mendengarkan percakapan kami.
"Sekar, kamu kok ceroboh banget sih makan mangga muda di kamar!" desisku sambil mencengkram lengannya hingga terlihat dia menahan sakit.
"Maaf Mas, namanya orang lagi ngidam, nanti bayinya ngences kalau nggak dituruti," jawabnya dengan menundukkan kepala.
"Ah mana ada seperti itu, kamu nggak boleh percaya mitos. Istri saya sudah tau apa yang kamu lakukan dan sekarang dia keheranan atas tingkah kamu," keluhku pada wanita yang masih berusia 22 tahun itu.
"Maaf Mas, saya sudah berusaha menyembunyikannya di dalam kamar, tapi entah mengapa Mbak Mia bisa mengetahuinya," jawabnya sedih.
"Saya sudah peringatkan sama kamu, jangan pernah tunjukkan tanda-tanda kehamilan di rumah, dengar kamu!" bentakku, dan dia hanya mengangguk takut serta menitikkan butiran bening dari sudut matanya.
Aku menghela napas berat.
"Ya sudah, sekarang kamu pergi, sana!" usirku dengan mendorong tubuhnya agar menjauh dariku sebelum ada orang yang memergoki kami.
"Papa ...?" panggil Dinda dari kejauhan.
"Ya Sayang," Aku mencoba mengatur napas agar tak kelihatan panik di hadapan bocah 10 tahun itu.
"Anterin aku ke sekolah ya, Pa," rengeknya yang sudah standby dengan atributnya seperti tas dan topi merah bertuliskan SD.
"Maaf ya, Sayang, bukannya Papa ngggak mau anterin Dinda ke sekolah. Sekarang kepala Papa lagi pusing banget. Untuk hari ini, Dinda dianter sama mama dulu ya," ucapku dengan lembut kepada putriku satu-satunya itu. Semoga saja dia tidak merajuk dan bisa mengerti kondisiku sekarang ini.
"Hmm ... ya sudah kalau begitu, Dinda mau minta anterin mama aja," tukasnya, lalu berjalan pergi meninggalkanku.
Aku tak berbohong pada Dinda. Kepalaku memang terasa nyeri bagai dihantam dengan batu yang berukuran besar.
Kini aku telah dihadapkan dengan masalah yang sangat berat.
Terutama semenjak Sekar mengatakan kalau dia telah mengandung anakku.
Seketika perasaanku menjadi luluh lantak. Penyesalan terdalam muncul di dasar hati. Bagaimana kalau hal ini diketahui oleh Mia? Dan apakah ia bisa menerima semuanya lalu memaafkanku begitu saja?
Kurasa tak semudah itu.
Dan bagaimana keadaan rumah tangga kami selanjutnya? Jujur, aku tak ingin berpisah darinya. Karena Mia adalah cinta pertama semenjak duduk di bangku SMA sampai 12 tahun pernikahan kami.
Aku tergugu, duduk di kursi kasir. Terlihat mobil Mia sudah jalan dengan Dinda yang melambaikan tangan kepadaku dari kaca jendela mobil. Keluarga ini sudah cukup sempurna dan bahagia, seharusnya. Dan tanpa mereka ketahui, diam-diam aku telah menghancurkan senyum indah mereka.
Pria seperti apa aku ini?
Maafin aku, Mia.
Dinda, masih maukah engkau memanggilku papa, di saat kau sudah mengetahui semuanya?
Hal ini tak mungkin bisa disembunyikan terus menerus. Perut Sekar semakin lama tentu akan semakin membesar.
Sedangkan semua orang juga tau kalau wanita itu tak pernah keluar rumah. Jangankan punya pacar, teman saja tak ada. Dia pembantu yang dipingit oleh Mia.
Arrgghhh...!
Pikiranku benar-benar kacau sekarang.
Pesona pembantuku seakan membuatku lupa kalau aku ini adalah seorang lelaki beristri. Baca kisah serunya sampai ending
Indira, sangat bahagia karena akhirnya dia diterima bekerja di perusahaan terbesar di ibu kota. Walaupun dia hanya bekerja sebagai sekretaris pengganti, tapi dia bertekad akan bekerja dengan sebaik-baiknya. Suatu hari, Indira, hendak mengantarkan berkas untuk ditandatangani oleh Edbert, CEO dari perusahaan tersebut. Tanpa dia duga, Indira malah melihat Edbert sedang bermesraan dengan Merry istrinya. Indira, kaget. Dia mendadak jadi gugup dan segera membalikan tubuh nya, Indira, pun hendak pergi. Namun, baru saja Indira, melangkahkan kakinya, Merry malah memanggil Indira. Indira, pun dengan cepat menghampiri Merry. "Duduklah, Indira." titah Merry, Indira pun menurut. Edbert nampak mengernyit heran saat mendengar ucapan Istrinya, "Kenapa malah menyuruh Indira, duduk?" "Honey, menikahlah dengan Indira." Duar!!!! Bagai tersambar petir di siang hari, Edbert, benar-benar tak menyangka dengan apa yang di ucapan istrinya. Akankah Edbert menikahi Indira? Apakah Indira mau menjadi istri kedua? Apa alasan Merry meminta suaminya untuk menikah lagi? Yuk akh, kepoin kisahnya..
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Yolanda mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Setelah mengetahui taktik mereka untuk memperdagangkannya sebagai pion dalam kesepakatan bisnis, dia dikirim ke tempat kelahirannya yang tandus. Di sana, dia menemukan asal usulnya yang sebenarnya, seorang keturunan keluarga kaya yang bersejarah. Keluarga aslinya menghujaninya dengan cinta dan kekaguman. Dalam menghadapi rasa iri adik perempuannya, Yolanda menaklukkan setiap kesulitan dan membalas dendam, sambil menunjukkan bakatnya. Dia segera menarik perhatian bujangan paling memenuhi syarat di kota itu. Sang pria menyudutkan Yolanda dan menjepitnya ke dinding. "Sudah waktunya untuk mengungkapkan identitas aslimu, Sayang."
Warning! Banyak adegan dewasa 21+++ Khusus untuk orang dewasa, bocil dilarang buka!
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"