ng cuma terkilir. Entah kenapa melihatnya kesakitan, aku malah ingin terta
. Kasihan i
ah ngebut," jawabku d
pelataran parkir. Langsung kuputar kemudi menuju depan pintu IGD. Begitu mobil ber
u Vino menuju ruang penanganan. Aku dan Mama ikut turun. Namun,
rtanyaan. Tanpa berlama-lama aku pun me
nggak sengaja. Kalaupun aku tahu itu Kak Vino, aku juga oga
a bertanya, "Sebenarnya kalian ini dulu ada apa?
aku pernah punya pacar. Ya, pacar pertama, dan ... Vino-lah orangnya. Kami selisih dua tingk
dong, punya pacar keren. Selain anak orang kay
aku hanya disuruh menyatakan cinta sebagai hukuman kepada sang ketua o
ta kamu, dengan satu sy
, Kak?" ta
us terus lanjut s
gar bergemuruh di lapangan basket. Sambil menyelam minum
a pacaran. Dia bilang anti menyatakan rasa terlebih dahulu. Rasa tertarik padaku sudah ada sej
waktu itu a
. "Tapi, jebakanku enggak main-main
Vino memang menjaga diri ini. Ia tak pernah menyentuhku lebih dari sekadar pegangan tangan. Hingga su
ya salah satu teman saat melihatk
" jawabku sam
h la
dah lebih dari sepuluh menit aku duduk dan menunggunya unt
ndi. Paham maksudku, kan? Paham, dong. Masa gak p
ders SMA kami itu juga hobi gonta-ganti pacar. Salah satu perempuan yang terlihat sinis saat melihatku adala
g bersama Kak Nindi. Walau hanya sebatas cinta monyet anak SMA, tetapi in
an kelas Kak Vino di jam terakhir hari Kamis; Sains. Dan hari ini mere
masih tampak terbuka sebelah. Berarti di dalam memang masih ada orang. Suasana sudah
amu apa-apain." Suara perempuan seda
lila udah nu
sih, kamu pacaran sama anak cupu macam dia. Gampang dibohongi. Kita main bentar aja d
uat lebih merdu. Degup jantungku semakin be
am tanpa perlawanan. Aku hampir menangis saat bibir wanita itu hendak menyentuh bibir pacarku. Lelaki tampan itu tampak menolak dengan mengal
a?" uc
aku. Sempat terlihat ekspresi menertawakan dari wa
erbicara dengannya. Memutus kontak dengan memblokir nomor WA serta semua akun sosial medianya. Kak Vin
ntuk melanjutkan study-nya. Kabar terakhir yang mampir di telinga, ia ikut keluarganya pindah dan menetap di sana. Entah harus sedih atau senang, setidaknya
dan bersungguh-sungguh meraih prestasi. Luna pernah bilang, "Putus cinta itu enggak sakit, Kal. Yan
ertanyaan dari Papa memutu
ila waktu SMA, Pa, Ma
n?" sel
Terdengar helaan napas berat dari Papa. Mun
Nazeem?" Seorang peraw
diri. "S
Vino ingin Anda masuk
ing dari atas tangga hingga ke lantai dasar. Sumpah demi apa pun, ini murni ketidaksengajaan.