t di atas perutnya yang masih datar, sementara gel dingin yang Adrian oleskan tadi teras
n, suaranya dalam namun lembut. "Kau sudah me
ya ia merasa bahagia, tapi entah mengapa, justru kehadiran Adrian di ruangan ini yang membua
gan pria itu masih bertahan di sana, mengusap dengan sentuhan yang hampir tidak ke
u," gumam Adrian pelan, hampir sep
etidaknya membuatnya tersinggung. Tapi yang ia rasakan hanyalah kehangatan
tapan yang tak kalah dalam. "Apa kau ingin menjad
ereka bertemu dalam tatapan ya
bibirnya melengkung dalam s
. Selina sedang menggodanya-dan itu berhasil. Ia masih menginginkannya.
uncul di kepalanya, mencabik kesad
n itu adalah lelucon. "Nathaniel tidak m
tkan kening. "
nyentuhku, Adrian. Kehamilan ini hasil dari bayi tabung," ujar Se
tor, suami Selina, tidak pernah tidur dengannya? Itu berarti selama ini, Selina menjalan
mam Adrian. "Kau h
. Aku menikah bukan karena aku menginginkan
bergejolak dalam dirinya, bukan hanya pada Nathaniel, tapi juga pad
ingin membiarkan Selina terus berada d
a. Selina terkesiap, tapi ia tidak menolak. Mata mereka bertemu, dan dalam sepersekian
beberapa inci dari milik Selina. "Aku menginginkanmu,
tanya berbinar penuh tanta
mencium Selina dengan penuh hasrat-bukan hanya sekadar ciuman biasa, tapi sebuah ciuman yang dipenuh
ingin menarik pria itu lebih dekat, lebih dalam. Mereka tenggelam dalam dosa yang seha
i yang lebih penting selain satu