engiringi kehidupannya. Lysandro mencoba untuk melanjutkan hidup seperti biasa, namun setiap kali dia menatap cermin, wajah Elowen
rti sebuah beban yang sangat berat. Lysandro tak tahu lagi apakah dia sedang berusaha me
terikat dalam sebuah perjanjian yang memaksanya menikahi orang lain, hati Elowen terasa seperti dihancu
sesuatu akan berubah. Namun kenyataannya, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Bahkan lebih jauh lagi, di
un, dengan semua yang terjadi, satu hal yang pasti: mereka berdua sudah terjebak dalam permainan
menoleh, dan di sana, berdiri Lysandro. Wajahnya tampak kel
idak memperlihatkan perasaannya. "Kau datang ke sini untuk apa, Lysandro?" suaran
ahu aku telah banyak melukaimu, dan aku tahu ini tidak akan mudah. Tapi aku tidak bisa
semuanya? Kau pikir aku bisa menerima semua kebohongan ini hanya karena kamu d
idak pantas memintamu untuk memaafkan aku. Aku tahu aku telah merusak segalanya, tapi aku ingin berju
am, tetapi di satu sisi, ada pula secercah harapan yang sulit untuk dia padamkan. Namun, ia tahu satu ha
ingin, matanya tetap tajam mengamati setiap gerak-gerik pria itu. "Kau datang set
idak bisa meminta kepercayaanmu begitu saja. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku akan berjuang. Aku tidak akan
u apa yang harus aku rasakan saat ini. Aku benci kamu, tapi di saat yang sama, aku tidak bisa berhenti
a sekarang bukan waktunya untuk melakukannya. "Aku tahu ini sulit, Elowen. Aku tahu aku tak bisa memperbaiki segalan
erinya kenyamanan. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, Lysandro. Aku tidak tahu apakah kita masih bisa memper
ntuk membuatmu melihat bahwa aku serius, Elowen. Aku tidak akan membiarkan kebohongan in
an kepala. "Aku... aku tidak bisa memberimu jawaban s
menunggumu, Elowen. Aku tidak akan pergi. Aku akan menunggu
perasaan yang membingungkan. Hatinya bergejolak, dan meskipun dia ingin percaya pa
n jalan kembali? Atau apakah ini
ang akan memb