ajahnya terus terbayang di benaknya, setiap kata yang diucapkannya membentuk labirin kebingungan dan keraguan yang semakin dalam. Apakah dia benar-benar
hidupannya yang sebelumnya penuh dengan kebahagiaan dan harapan kini terasa jauh dari kenyataan yang harus dihadapi. Apa yang t
enghindari tempat-tempat yang sering dia kunjungi dengan Lysandro. Tempat-tempat yang dulu
ia mereka-tertawa bersama, berbagi mimpi, dan merencanakan masa depan. Namun, di balik k
a ada sesuatu yang tak bisa dia lepaskan begitu saja. Hubungan mereka tidak bisa hanya diukur dengan satu keputusan. Cinta mereka sudah tertanam jauh
enghantuinya. Dia tak bisa menepis ingatan tentang percakapan yang baru saja terjadi dengan Lysandro, dan betapa dalamnya luka yang dia rasak
rcakapan, terasa kosong. Elowen ingin berteriak, ingin melampiaskan perasaan yang bergejolak
ya, ragu untuk membukanya. Meskipun sudah berjanji untuk memberi waktu pada dirinya sendiri, dia tahu bku ingin memberimu waktu. Jika kamu membutuhkan waktu untuk berpikir,
asih menginginkan Lysandro dalam hidupnya. Namun, apakah itu cukup? Apakah cinta
t mendung, menandakan hujan yang akan segera turun. Sama seperti perasaa
mutuskan untuk membalas pesan itu. Tangan yang sedikit gemetar m
n saat ini. Aku butuh waktu, dan aku tidak bisa janji apapun. Aku takut j
ri
i Elowen. Dia merasa seolah telah melepaskan sesuatu yang b
dikit lebih besar setelah membaca kata-kata Elowen, tetapi tetap ada rasa cemas yang mengganjal di hatinya. Dia tahu,
nnya. Semua yang dia lakukan selama ini, baik atau buruk, hanya untuk satu alasan-untuk melindungi orang yang dia cintai. Tap
rinya sendiri. "Aku akan berjuang untukmu, meskipun itu
idak ada jaminan bahwa mereka akan kembali bersama, dan dia harus siap menghadapi kenyataa
askan semua yang ada di masa lalu. Tetapi di sisi lain, dia tahu bahwa membiarkan Lysandro pergi tanpa memberikan kesempatan bisa berarti kehilangan segal
reka belum selesai. Entah dengan cara apa pun, Elowen tahu bahwa
i, Elowen tahu, dia h