img Ibu Mertuaku Mengusirku  /  Bab 1 mencari perlindungan | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Ibu Mertuaku Mengusirku

Ibu Mertuaku Mengusirku

Penulis: Nining Farida
img img img

Bab 1 mencari perlindungan

Jumlah Kata:2106    |    Dirilis Pada: 27/06/2025

-puing kepedihan yang sulit untuk disatukan kembali. Beberapa hari yang lalu, vonis dokter bagaikan palu godam yang menghantam: ia tidak bisa memiliki anak. Rahimmya terlalu lemah, impian tentang ta

erlindungan dari kenyataan yang begitu kejam. Foto pernikahannya dengan Bagas tergeletak di atas nakas, menampilkan senyum-senyum bahagia

ang dulu selalu Anjani kenal. Matanya menatap Anjani dengan pandangan hampa, seolah Anjani adalah benda

mencelos, tercekat. Ia mencoba meraih tangan Bagas, berharap ada sedikit belas kasih di sana,

inta yang dulu mereka rajut dengan begitu indah, janji-janji setia yang terucap di hadapan Tuhan, kini hancur lebur hanya karena

enuh kasih sayang di hadapan Anjani, tiba-tiba berubah menjadi sosok yang kejam dan tak berpe

uk, tanpa basa-basi. Matanya menatap Anjani dengan jijik, sama sepe

pa maksud, Bu?" tany

di dada. "Apa lagi? Bagas akan meni

ing. Sinta? Adik tirinya? Adik yang ia sayangi, yang ia lindungi,

gelengkan kepala tak percaya. "Sint

ebih cocok untuk Bagas. Dia muda, subur, dan tentu saja, dia bisa

menyakitkan daripada vonis dokter sekalipun. Orang-orang yang ia cintai, orang-orang yang seharusn

lah tubuhnya pun ikut remuk. Ia menatap Ibu Rita dengan pandangan

njani. Kau tidak berguna lagi. Sekarang, cepat kemasi barang-barang

menyeret beban seribu ton. Di lemari pakaian, ia melihat gaun pengantinnya yang tergantung rapi. Dulu, ia membayangkan g

arang yang ia bawa. Seolah, ia ingin meninggalkan semua kenangan pahit ini di rumah yang dulunya ia s

nya datar, tanpa ekspresi. Di sampingnya, Sinta berdiri dengan senyum tipis yang penuh kemenanga

Bukan hanya sakit hati, tapi juga kemarahan yang membara. Bagaimana bisa Sinta, adik tirinya,

nya Bagas, suara

inta bergantian. Ada kebencian yang mulai tumbuh di

a terdengar lembut, tapi ada nada ejekan yang jelas di dala

bih seperti rintihan. "Bagaimana aku bisa tenang setel

aju selangkah. "Jaga bic

jani tidak bisa menahan emosinya lagi. Semua kekecewaan, kemarahan, dan rasa sakit yang ia rasakan meledak. "Kau, Bagas, kau

gannya. "Keluar dari r

at ini baik-baik, Bagas! Dan kau, Sinta! Aku akan kembali! Aku tidak a

rumah itu. Ia tidak peduli ke mana kakinya melangkah. Yang ia tahu, ia harus pergi

atau ke mana tujuannya. Kota Jakarta yang ramai terasa begitu asing, begitu kejam. Setiap orang yang berpapasan

ok. Ia mengeluarkan ponselnya, berharap ada seseorang yang bisa ia hubungi, seseorang yang bisa memberinya sedikit kekuatan. Namun, daftarn

" bisiknya pada angin. "Ak

ria yang menikahi ibunya setelah ayahnya meninggal, dan membawa Sinta ke dalam hidup mereka. Anjani dan Pak Rahmat tidak p

n akhirnya mengangkat pan

n tergesa-gesa. "Anjani, kau harus

Anjani merasaka

arang para rentenir mengancam akan membunuh Ayah jika Ayah tidak bisa membayar. Dan satu

semua yang terjadi? "Menikah dengan siapa

mpuh. Tapi dia kaya raya. Keluarga mereka bersedia melunas

ipun. Setelah dicampakkan karena tidak bisa memiliki anak, ia kini dipaksa menikah dengan pria lumpuh demi melunasi utang-

menggelengkan kepala, air mata kembali

membunuh Ayah! Apa kau tega melihat Ayah mati di tangan para penagih utang it

a keluarga yang tersisa baginya setelah Sinta dan Bagas mengkhianatinya. Ia tidak bisa me

lumpuh, dan semua ini hanya demi melunasi utang? Rasanya seperti

cara lain?" Anjani

Pernikahan ini harus terjadi dalam

belum sempat mencerna semua kejadian hari ini. Hatinya hancur, jiwanya

" Suara Pak Rahmat ter

lap, tanpa jalan keluar. Di satu sisi, ia tidak ingin Pak Rahmat

s selalu menjadi korban? Dibuang suami, dikhianati adik, dan sekarang dipaksa menik

a. Api amarah. Api dendam. Ia tidak akan membiarkan dirinya terus-menerus diinjak-i

an menggunakan pernikahan ini sebagai jembatan. Jembatan untuk bangkit, jembatan untuk

yang mengukir di bibirnya. Ia teringat bagaimana Bagas menatapnya seolah

ar dingin dan mantap, bahkan mengejutkan di

"Terima kasih, Anjani! Terima kasih! Ayah akan

ngit kelabu di atasnya. Air matanya sudah

ri perjuangan untuk mendapatkan kembali hidupnya. Ia akan menerima perjodohan ini, ia akan

t Bagas dan Sinta menyesali perbuatan mereka. Dengan tatapan kosong, ia melihat bayangan dirinya di

i ancaman utang Pak Rahmat. Di sisi lain, itu adalah pintu masuk ke dunia yang sama seka

mau menanggung utang sebesar itu hanya untuk pernikahan ini? Pasti ada sesuatu yang lebih dari

g, tapi kini ia merasa memiliki tujuan. Tujuan untuk membal

embayangkan bagaimana rasanya hidup bersama seorang pria yang lumpuh, bagaimana ia akan beradaptasi dengan keterbatasannya. Ia juga membayangkan bag

a mungkin meremehkannya, mengira ia sudah hancur tak berdaya. Tapi mereka salah. Anj

i bawah matanya, wajahnya pucat. Namun, di matanya, ada kilatan tekad yang membara. Ia men

babak di mana ia akan berjuang untuk dirinya sendiri, dan babak di mana ia akan membalas

rsisa adalah Anjani yang baru, yang siap menghadapi segala rintangan, ya

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY