img TABIR HITAM  /  Bab 2 PELITA KELUARGA | 40.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 PELITA KELUARGA

Jumlah Kata:4543    |    Dirilis Pada: 29/06/2025

elegaan bercampur kebahagiaan. Saat mereka melangkah masuk ke r

warahmatullahi wabarakatuh," dengan

emeluk mereka dengan penuh kelembutan. Kehangatan dari pelukan

dan bayi kami sehat," ucap

tanya mertua perempuanku dengan wajah yang penuh rasa ingin tahu, sam

a yang berkaca-kaca, lalu berkata, "Alhamdulillah

yang berbeda. Rasanya seperti ada bayangan lain yang ikut menyelinap d

ikirku. Hari ini adalah hari kebahagiaan kami sekeluarga, saat menyambut pelita kecil yang akan menjadi cahaya

banggaan dan bertanya dengan lembut, "Putra,

menjawab, "Alhamdulillah, saya sudah menyiapka

ti nama putri Rasulullah-simbol kelembutan, kesalehan, dan kekuatan. Awandini artinya baik dan mulia, sebuah doa agar dia tumbuh menjadi wanita

Alhamdulillah," dengan nada

"Semoga Fatimah selalu mendapatkan kemuliaan, kebahagiaan, dan keberk

u bukan hanya identitas, melainkan juga sebuah doa ya

n yang halus, hampir tak terasa, menyelusup di antara kami. Aku menepis perasaan itu

ah," ucap Ibu dengan nada lembut namun pe

kulo tanglen rumiyen dateng Perawat nipun (Iya, sebentar... saya

hanya saling pandang, menunggu dengan sabar. Dalam hatiku, aku merasakan kehangatan yang

ang berbisik lembut di telingaku, sebuah suara halus yang hampir tak terdengar. Ak

gan itu terasa hangat, dengan aroma sabun bayi yang lembut tercium di udara

ayinya. Keluarga saya ingin melih

u sebentar ya, bayinya baru selesai dimandikan dan sedang di

ski hanya sekilas, aku bisa melihat kain putih kecil membungkus tubuh mungilnya. Hati

ar yang tak kukenali sekilas melintas di sudut pandangku, tetapi ketika aku menoleh, tak ada apa-apa. Aku meng

nganku. Senyum tak henti-henti terpancar di wajahku. Aku berhenti di depan pintu, lalu

ka serentak, suara penuh keb

ersih seperti porselen, rambutnya lurus lebat, hidung kecilnya terlihat m

ngan nada penuh haru, sambil menatap cu

ah, Fatimah ini benar-benar bidadari kec

Memang bayi perempuan ini cantik sekali, Pak Putra.

ngan terasa hangat sebelumnya. Aku mencoba mengabaikan hal itu, meskipun ada sesuatu dalam hati yang b

nan dan menjaga Fatimah, Suster," ucapku de

ama-sama, Pak Putra. Saya senang bisa membantu. Fatimah bayi yang sangat sehat dan tenang, insya

a, hari ini tak akan seindah ini. Di dalam hatiku, ada doa yang terucap untuk setiap oran

ara yang sedikit lelah namun penuh harap. Matanya yang berbinar

sih menunggu observasi dari dokter terlebih dahulu, njih," jawabnya dengan ramah. "Kami akan

enggam tangannya, memberikan dukungan tanpa kata-kata. Dalam hati, aku berharap proses i

eperti sebuah ketegangan yang tak terlihat. Entah itu hanya rasa cemas kami, atau ada sesuatu yang lebi

irahat dulu, izin saya bawa kembali ke ruan

sih terlihat sangat mungil dan manis. "Baik, Sus. Terima kasih," jawabku

gkah perlahan keluar dari kamar. Aku memandangi mereka dengan penuh rasa

ba terasa lebih sepi, meskipun banyak orang di luar. Ada sensasi seperti ada yang mengawa

an penuh perhatian, wajahnya menunjukkan kekhawatiran kecil. "Saw

g mengganggu di dalam hatiku. "Mboten menopo (Tidak ada apa-apa), Bu,"

wangsul rumiyen, Le. (Ya sudah, Ibu pamit pulang dulu, Nak)," ucap

ah dan Umi pamit pulang juga, titip Aisyah dan Fatimah, dijaga ya, Nak)" ucap Ab

ma kasih. "Assalamualaikum," ucap mereka serent

an penuh rasa hormat dan kasih. Aku melihat mereka keluar, namun entah mengapa, ada rasa

kah mereka mengundang sesuatu yang tak terlihat, namun aku menepisnya dengan cepat. Hanya ad

eorang perawat masuk dengan senyum profesional. Suara langkah kaki mer

dan Bu Putra," sapa

kan perasaan. Istriku, yang duduk di ranjang denga

Ibu Aisyah," ucap dokter sambil

iku dengan nada lirih, mes

lesai, ia menatap lembut ke arah istriku. "Ibu Aisyah, bagaimana perasaan

kekuatan, Dokter," jawab istriku de

awat yang berdiri di sebelahnya. "Suster, bag

"Keadaan bayi normal dan

apus kekhawatiran di dada. Aku dan istriku saling

i saya resepkan untuk rawat jalan," lanjut dokte

nggenang di sudut mataku. "Alhamdulillah," ucapku, hampir berbisi

as nikmat besar ini. Semoga langkah berikutnya mem

rumah sakit. Langkah kami terasa ringan, meskipun tubuh masih lelah. Istriku mengg

ari ini terasa jauh. Kamar untuk Fatimah sudah kami siapkan sebelumnya, dengan dinding berwarna pastel dan deko

siap untuk Fatimah," ucapnya lirih sambil menatap bayi kecil di gendongannya.

dengan nyaman, aku segera menelepon ibu dan mertua

," sapaku saat ibuku

Sudah keluar dari rumah sakit?" tanya ibu

h. Fatimah sehat, dan Aisyah juga sudah lebih

kalian. Tolong jaga mereka baik-baik," pesan ib

ar yang sama. Mendengar rasa syukur dan haru dar

n Fatimah, rumah kami terasa lebih hidup. Doaku dalam hati adalah se

bersama Aisyah. Kami menikmati momen hening setelah hari yang melelahkan. Aku memandang

Bagaimana kalau minggu depan kita mengadakan aqi

at. "Iya, Suamiku. Itu ide yang bag

nangkap sesuatu di wajahnya, seperti

namun tegas. "Aku perhatikan, sejak perjalanan k

gan kepekaannya. "Kenapa kamu bilang begitu?

Seperti ada yang kamu pikirkan, tapi kamu tidak mau berbagi,

ngung harus mulai dari mana, Sayang," ujarku akhirnya. "Waktu i

raut wajahnya berubah serius.

as cepat di depan mobil. Rasanya aneh, dan... aku merasa ada sesuatu yang

emoga itu hanya perasaanmu saja, dan semoga kita semua, terutama Fatimah, selalu dalam l

bicaraan kami. "Oe... Oe... Oe..." Fatimah

apar," ucapku, mencob

i. Pemandangan itu sedikit menghapus rasa gelisahku, meski bayangan hitam itu terus bermain d

mbali tidu

ah bantalnya Fatimah selipkan gunting kecil

tos, sayang"

a orang-orang tua dahulu melak

miku sayang"

ederhana mulai dipenuhi kerabat dan teman-teman dekat. Meja-meja telah tertata rapi di halaman depan, dihiasi taplak sederhana berwar

rhana, sementara aku memakai baju koko dengan sarung senada. Senyum tak henti-

lelap di dalam gendongan ibuku. Wajah mungilnya mem

moga jadi anak yang sholehah dan berbakti," ucap sal

Amin ya Allah," jawabk

Aroma gulai kambing, sate, dan nasi kebuli memenuhi udara, menciptakan suasana akrab dan penuh kebahagiaan. Uc

a kali aku merasa seperti diawasi. Entah mengapa, perasaan ini kembali hadir, seperti bayangan hitam yang me

tahu, istriku bisa merasakan perubahan kecil dalam diriku. Sesekali ia menatapku dengan

emohon keberkahan bagi Fatimah dan keluarga kami. Semua tamu mengamini dengan khidmat. Namun, di tengah lantunan doa itu, ak

atapku dengan raut wajah yang seolah

gaimanapun juga, ini adalah hari kebahagiaan untuk Fat

-doa yang dipanjatkan, ada perasaan ganjil yang tak bisa kuhapus sepenuhnya. Aku memilih untuk berserah

mengatur ulang barang dagangan yang baru saja diantar oleh para supplier. Bau kardus baru berc

rsenyum hangat dan menyampaikan ucapan selamat atas kelahiran Fatimah. Ucapan-ucapan i

utrinya," ujar seorang pelanggan samb

k, Bu Mariam," jawa

oku, datang dengan sebuah bingkisan besar yang dihias pita berw

trinya, ya. Ini ada sedikit hadiah dari saya untuk

"Alhamdulillah, terima kasih banyak, Pak Erwin. Saya sang

h sehat, menjadi anak yang membanggakan, dan selalu dalam lindunga

iannya, Pak Erwin. Saya doakan rezeki B

nar membawa kebahagiaan tak hanya untuk keluargaku, tetapi juga orang-orang di sekitarku. Namun,

syah menyambutku dengan senyuman, sambil menggendong Fatimah yang tampak semakin tenang dan nya

ejenak biar aku yang meng

anak Abi."

mah kan sudah man

tadi keadaan di t

erikan selamat atas kelahiran Fatimah bah

, semoga berka

uduk di bangku SD kelas kelas dua, banyak prestasi yang didapat oleh Fatimah, Aku dan Istriku sangat bangga dengan Fatimah.Siang hari toko ak

ikum, Abi" s

anak Abi yang ca

aran hari ini, sa

llah Fatimah mampu meny

sepanjang jalan menuju ru

. Di sisi lain, Fatimah kini sudah tumbuh menjadi gadis kecil yang cerdas dan ceria. Usianya genap 8 tahun, dan i

di sekolah. Toko kututup lebih awal agar aku bisa menyambutnya langsung. Rasanya ada

hamburan keluar, membawa tas mereka yang terlihat lebih besar dari tubuh kecil mereka. T

ceria, sambil membuka pintu mo

ku sambil membalas senyumnya melalui kaca sp

enyerap semuanya dengan baik," jawabnya sambil

nku pada Aisyah-tenang dan penuh percaya diri. "Wah, pintar sekali

erus semangat belajar, ya," katanya

pelajaran di sekolah, dan rencana lomba menggambar yang akan diadakan minggu depan. Aku menikmati se

Ada bayangan gelap yang melintas cepat di sudut pandangku. Jantungku berdegup ke

timah tiba-tiba, suaran

sedikit lelah," jawabku, me

agiaan Fatimah selalu menjadi prioritas, perasaan ganjil yang sudah lama k

gkan. Aisyah, istriku, menyambut kami di depan pintu de

sapa Fatimah ceria sambi

u sayang," ucapku sambil

orang-orang tercinta yang selalu ada di hat

udah siapkan masakan kesukaanmu. Kita makan bersama,"

Fatimah, melompat k

a, rendang daging, sayur asem, dan sambal terasi khas favorit kami. Sambil menikmati

bel rumah tiba-tiba berbunyi, disusul d

erdengar suara yang

embukanya, wajahnya langsung berseri-seri. "Waalaikumsalam, silakan masu

erdiri dan berlari kecil menghampiri. "Fatimah, sal

ng Uti," sapa Fatimah sambil mencium

jar Abah sambil memeluk erat Fatimah, disusul Eyan

uaku dengan penuh rasa hormat. "Assalamualai

na kabar keluarga kecilmu?" tan

akan siang bersama kami. Masih ada banyak makanan,"

memang selalu menggoda," canda Abah,

eneknya, terus bercerita tentang prestasinya di sekolah, sementara Abah dan Umi mendengarkannya dengan penuh perhatian.

ntip dari sudut bayangan ruma

alir begitu saja, menciptakan suasana yang penuh kehangatan. Fatimah duduk di pangkuan Eyang

sedang mondok, Fatimah," ujar Abah sambil tersenyum. "Tap

Tapi nggak apa-apa kan, Bi?" tanyanya polos

, Fatimah. Tapi Abi jadi belajar kalau ng

Makanya Abi sekarang nggak pernah

bil tertawa, "Abi lebih s

amu pintar sekali, Fatimah. Harus selalu dengar kata

ng," jawab Fatima

merekah seperti hari-hari awal pernikahan kami. Namun, di balik kebahagiaan ini, aku masih merasakan

mar-samar seperti langkah kaki terdengar dari arah d

Fatimah memec

a apa?" tanyaku samb

ya sambil menyipitkan mata, se

uatu," jawabku singkat, men

. Aku berharap, apa pun perasaan aneh yang kurasakan, it

Sebelum memasuki mobil, Abah berhenti sejenak dan menatapku dengan penuh perhati

dzikir, jaga hati dan pikiranmu. Jagalah Aisyah dan terutama Fatimah. Jika suatu hari nanti takdir itu terjad

in katakan, tapi tak bisa diungkapkan secara langsung. Rasanya seperti sebua

"Insya Allah, amanah Abah akan selalu aku ingat baik-baik." Suaraku t

masuk ke dalam mobil. Umi juga melambaikan ta

namun perasaan aneh yang masih menggelayuti hatiku tak bisa aku hilangkan begitu saja. Rasanya, ada sesuatu yang tak s

i mobil menuju rumah. Di sepanjang perjalanan, pikiranku terus terbayang akan ucapan Abah yang begitu mendalam. Ak

t dan gelap, di depan mobil. Tanpa sempat menghindar, ak

ngku berdegup kencang. Aku terkejut, dan sejenak me

semakin gelap. "Ya Allah, tanda-tanda apa ini yang ingin Kau berikan kepada hamba

umah secepat mungkin. Namun, bayangan itu terus menghantui pikiranku. Aku tak bisa menghilangkan rasa takut yang tiba-

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY