elegaan bercampur kebahagiaan. Saat mereka melangkah masuk ke r
warahmatullahi wabarakatuh," dengan
emeluk mereka dengan penuh kelembutan. Kehangatan dari pelukan
dan bayi kami sehat," ucap
tanya mertua perempuanku dengan wajah yang penuh rasa ingin tahu, sam
a yang berkaca-kaca, lalu berkata, "Alhamdulillah
yang berbeda. Rasanya seperti ada bayangan lain yang ikut menyelinap d
ikirku. Hari ini adalah hari kebahagiaan kami sekeluarga, saat menyambut pelita kecil yang akan menjadi cahaya
banggaan dan bertanya dengan lembut, "Putra,
menjawab, "Alhamdulillah, saya sudah menyiapka
ti nama putri Rasulullah-simbol kelembutan, kesalehan, dan kekuatan. Awandini artinya baik dan mulia, sebuah doa agar dia tumbuh menjadi wanita
Alhamdulillah," dengan nada
"Semoga Fatimah selalu mendapatkan kemuliaan, kebahagiaan, dan keberk
u bukan hanya identitas, melainkan juga sebuah doa ya
n yang halus, hampir tak terasa, menyelusup di antara kami. Aku menepis perasaan itu
ah," ucap Ibu dengan nada lembut namun pe
kulo tanglen rumiyen dateng Perawat nipun (Iya, sebentar... saya
hanya saling pandang, menunggu dengan sabar. Dalam hatiku, aku merasakan kehangatan yang
ang berbisik lembut di telingaku, sebuah suara halus yang hampir tak terdengar. Ak
gan itu terasa hangat, dengan aroma sabun bayi yang lembut tercium di udara
ayinya. Keluarga saya ingin melih
u sebentar ya, bayinya baru selesai dimandikan dan sedang di
ski hanya sekilas, aku bisa melihat kain putih kecil membungkus tubuh mungilnya. Hati
ar yang tak kukenali sekilas melintas di sudut pandangku, tetapi ketika aku menoleh, tak ada apa-apa. Aku meng
nganku. Senyum tak henti-henti terpancar di wajahku. Aku berhenti di depan pintu, lalu
ka serentak, suara penuh keb
ersih seperti porselen, rambutnya lurus lebat, hidung kecilnya terlihat m
ngan nada penuh haru, sambil menatap cu
ah, Fatimah ini benar-benar bidadari kec
Memang bayi perempuan ini cantik sekali, Pak Putra.
ngan terasa hangat sebelumnya. Aku mencoba mengabaikan hal itu, meskipun ada sesuatu dalam hati yang b
nan dan menjaga Fatimah, Suster," ucapku de
ama-sama, Pak Putra. Saya senang bisa membantu. Fatimah bayi yang sangat sehat dan tenang, insya
a, hari ini tak akan seindah ini. Di dalam hatiku, ada doa yang terucap untuk setiap oran
ara yang sedikit lelah namun penuh harap. Matanya yang berbinar
sih menunggu observasi dari dokter terlebih dahulu, njih," jawabnya dengan ramah. "Kami akan
enggam tangannya, memberikan dukungan tanpa kata-kata. Dalam hati, aku berharap proses i
eperti sebuah ketegangan yang tak terlihat. Entah itu hanya rasa cemas kami, atau ada sesuatu yang lebi
irahat dulu, izin saya bawa kembali ke ruan
sih terlihat sangat mungil dan manis. "Baik, Sus. Terima kasih," jawabku
gkah perlahan keluar dari kamar. Aku memandangi mereka dengan penuh rasa
ba terasa lebih sepi, meskipun banyak orang di luar. Ada sensasi seperti ada yang mengawa
an penuh perhatian, wajahnya menunjukkan kekhawatiran kecil. "Saw
g mengganggu di dalam hatiku. "Mboten menopo (Tidak ada apa-apa), Bu,"
wangsul rumiyen, Le. (Ya sudah, Ibu pamit pulang dulu, Nak)," ucap
ah dan Umi pamit pulang juga, titip Aisyah dan Fatimah, dijaga ya, Nak)" ucap Ab
ma kasih. "Assalamualaikum," ucap mereka serent
an penuh rasa hormat dan kasih. Aku melihat mereka keluar, namun entah mengapa, ada rasa
kah mereka mengundang sesuatu yang tak terlihat, namun aku menepisnya dengan cepat. Hanya ad
eorang perawat masuk dengan senyum profesional. Suara langkah kaki mer
dan Bu Putra," sapa
kan perasaan. Istriku, yang duduk di ranjang denga
Ibu Aisyah," ucap dokter sambil
iku dengan nada lirih, mes
lesai, ia menatap lembut ke arah istriku. "Ibu Aisyah, bagaimana perasaan
kekuatan, Dokter," jawab istriku de
awat yang berdiri di sebelahnya. "Suster, bag
"Keadaan bayi normal dan
apus kekhawatiran di dada. Aku dan istriku saling
i saya resepkan untuk rawat jalan," lanjut dokte
nggenang di sudut mataku. "Alhamdulillah," ucapku, hampir berbisi
as nikmat besar ini. Semoga langkah berikutnya mem
rumah sakit. Langkah kami terasa ringan, meskipun tubuh masih lelah. Istriku mengg
ari ini terasa jauh. Kamar untuk Fatimah sudah kami siapkan sebelumnya, dengan dinding berwarna pastel dan deko
siap untuk Fatimah," ucapnya lirih sambil menatap bayi kecil di gendongannya.
dengan nyaman, aku segera menelepon ibu dan mertua
," sapaku saat ibuku
Sudah keluar dari rumah sakit?" tanya ibu
h. Fatimah sehat, dan Aisyah juga sudah lebih
kalian. Tolong jaga mereka baik-baik," pesan ib
ar yang sama. Mendengar rasa syukur dan haru dar
n Fatimah, rumah kami terasa lebih hidup. Doaku dalam hati adalah se
bersama Aisyah. Kami menikmati momen hening setelah hari yang melelahkan. Aku memandang
Bagaimana kalau minggu depan kita mengadakan aqi
at. "Iya, Suamiku. Itu ide yang bag
nangkap sesuatu di wajahnya, seperti
namun tegas. "Aku perhatikan, sejak perjalanan k
gan kepekaannya. "Kenapa kamu bilang begitu?
Seperti ada yang kamu pikirkan, tapi kamu tidak mau berbagi,
ngung harus mulai dari mana, Sayang," ujarku akhirnya. "Waktu i
raut wajahnya berubah serius.
as cepat di depan mobil. Rasanya aneh, dan... aku merasa ada sesuatu yang
emoga itu hanya perasaanmu saja, dan semoga kita semua, terutama Fatimah, selalu dalam lbicaraan kami. "Oe... Oe... Oe..." Fatimah
apar," ucapku, mencob
i. Pemandangan itu sedikit menghapus rasa gelisahku, meski bayangan hitam itu terus bermain d
mbali tidu
ah bantalnya Fatimah selipkan gunting kecil
tos, sayang"
a orang-orang tua dahulu melak
miku sayang"
ederhana mulai dipenuhi kerabat dan teman-teman dekat. Meja-meja telah tertata rapi di halaman depan, dihiasi taplak sederhana berwar
rhana, sementara aku memakai baju koko dengan sarung senada. Senyum tak henti-
lelap di dalam gendongan ibuku. Wajah mungilnya mem
moga jadi anak yang sholehah dan berbakti," ucap sal
Amin ya Allah," jawabk
Aroma gulai kambing, sate, dan nasi kebuli memenuhi udara, menciptakan suasana akrab dan penuh kebahagiaan. Uc
a kali aku merasa seperti diawasi. Entah mengapa, perasaan ini kembali hadir, seperti bayangan hitam yang me
tahu, istriku bisa merasakan perubahan kecil dalam diriku. Sesekali ia menatapku dengan
emohon keberkahan bagi Fatimah dan keluarga kami. Semua tamu mengamini dengan khidmat. Namun, di tengah lantunan doa itu, ak
atapku dengan raut wajah yang seolah
gaimanapun juga, ini adalah hari kebahagiaan untuk Fat
-doa yang dipanjatkan, ada perasaan ganjil yang tak bisa kuhapus sepenuhnya. Aku memilih untuk berserah
mengatur ulang barang dagangan yang baru saja diantar oleh para supplier. Bau kardus baru berc
rsenyum hangat dan menyampaikan ucapan selamat atas kelahiran Fatimah. Ucapan-ucapan i
utrinya," ujar seorang pelanggan samb
k, Bu Mariam," jawa
oku, datang dengan sebuah bingkisan besar yang dihias pita berw
trinya, ya. Ini ada sedikit hadiah dari saya untuk
"Alhamdulillah, terima kasih banyak, Pak Erwin. Saya sang
h sehat, menjadi anak yang membanggakan, dan selalu dalam lindunga
iannya, Pak Erwin. Saya doakan rezeki B
nar membawa kebahagiaan tak hanya untuk keluargaku, tetapi juga orang-orang di sekitarku. Namun,
syah menyambutku dengan senyuman, sambil menggendong Fatimah yang tampak semakin tenang dan nya
ejenak biar aku yang meng
anak Abi."
mah kan sudah man
tadi keadaan di t
erikan selamat atas kelahiran Fatimah bah
, semoga berka
uduk di bangku SD kelas kelas dua, banyak prestasi yang didapat oleh Fatimah, Aku dan Istriku sangat bangga dengan Fatimah.Siang hari toko ak
ikum, Abi" s
anak Abi yang ca
aran hari ini, sa
llah Fatimah mampu meny
sepanjang jalan menuju ru
. Di sisi lain, Fatimah kini sudah tumbuh menjadi gadis kecil yang cerdas dan ceria. Usianya genap 8 tahun, dan i
di sekolah. Toko kututup lebih awal agar aku bisa menyambutnya langsung. Rasanya ada
hamburan keluar, membawa tas mereka yang terlihat lebih besar dari tubuh kecil mereka. T
ceria, sambil membuka pintu mo
ku sambil membalas senyumnya melalui kaca sp
enyerap semuanya dengan baik," jawabnya sambil
nku pada Aisyah-tenang dan penuh percaya diri. "Wah, pintar sekali
erus semangat belajar, ya," katanya
pelajaran di sekolah, dan rencana lomba menggambar yang akan diadakan minggu depan. Aku menikmati se
Ada bayangan gelap yang melintas cepat di sudut pandangku. Jantungku berdegup ke
timah tiba-tiba, suaran
sedikit lelah," jawabku, me
agiaan Fatimah selalu menjadi prioritas, perasaan ganjil yang sudah lama k
gkan. Aisyah, istriku, menyambut kami di depan pintu de
sapa Fatimah ceria sambi
u sayang," ucapku sambil
orang-orang tercinta yang selalu ada di hat
udah siapkan masakan kesukaanmu. Kita makan bersama,"
Fatimah, melompat k
a, rendang daging, sayur asem, dan sambal terasi khas favorit kami. Sambil menikmati
bel rumah tiba-tiba berbunyi, disusul d
erdengar suara yang
embukanya, wajahnya langsung berseri-seri. "Waalaikumsalam, silakan masu
erdiri dan berlari kecil menghampiri. "Fatimah, sal
ng Uti," sapa Fatimah sambil mencium
jar Abah sambil memeluk erat Fatimah, disusul Eyan
uaku dengan penuh rasa hormat. "Assalamualai
na kabar keluarga kecilmu?" tan
akan siang bersama kami. Masih ada banyak makanan,"
memang selalu menggoda," canda Abah,
eneknya, terus bercerita tentang prestasinya di sekolah, sementara Abah dan Umi mendengarkannya dengan penuh perhatian.
ntip dari sudut bayangan ruma
alir begitu saja, menciptakan suasana yang penuh kehangatan. Fatimah duduk di pangkuan Eyang
sedang mondok, Fatimah," ujar Abah sambil tersenyum. "Tap
Tapi nggak apa-apa kan, Bi?" tanyanya polos
, Fatimah. Tapi Abi jadi belajar kalau ng
Makanya Abi sekarang nggak pernah
bil tertawa, "Abi lebih s
amu pintar sekali, Fatimah. Harus selalu dengar kata
ng," jawab Fatima
merekah seperti hari-hari awal pernikahan kami. Namun, di balik kebahagiaan ini, aku masih merasakan
mar-samar seperti langkah kaki terdengar dari arah d
Fatimah memec
a apa?" tanyaku samb
ya sambil menyipitkan mata, se
uatu," jawabku singkat, men
. Aku berharap, apa pun perasaan aneh yang kurasakan, it
Sebelum memasuki mobil, Abah berhenti sejenak dan menatapku dengan penuh perhati
dzikir, jaga hati dan pikiranmu. Jagalah Aisyah dan terutama Fatimah. Jika suatu hari nanti takdir itu terjad
in katakan, tapi tak bisa diungkapkan secara langsung. Rasanya seperti sebua
"Insya Allah, amanah Abah akan selalu aku ingat baik-baik." Suaraku t
masuk ke dalam mobil. Umi juga melambaikan ta
namun perasaan aneh yang masih menggelayuti hatiku tak bisa aku hilangkan begitu saja. Rasanya, ada sesuatu yang tak s
i mobil menuju rumah. Di sepanjang perjalanan, pikiranku terus terbayang akan ucapan Abah yang begitu mendalam. Ak
t dan gelap, di depan mobil. Tanpa sempat menghindar, ak
ngku berdegup kencang. Aku terkejut, dan sejenak me
semakin gelap. "Ya Allah, tanda-tanda apa ini yang ingin Kau berikan kepada hamba
umah secepat mungkin. Namun, bayangan itu terus menghantui pikiranku. Aku tak bisa menghilangkan rasa takut yang tiba-