sedang
suamiku. Hal kedua yang juga jarang kulakukan selama ini. A
kantor, Han
g jam berapa? Makan
aleman mungki
ungkin dia sedikit aneh karena tiba-ti
sakin apa untuk m
Han. Yang p
dang kesu
ole
ial buat Mas. Jangan telat ya
ang. Love
a menuliskan pesan dengan kata-kata 'Sayang' dan 'Cinta' padaku seme
apkan rendang untuk makan malam kam
udah siap
u pesan, dan ternyata dia s
i, Mas. Sudah
ri ini Mas pulangnya malem soalnya bos besa
pesannya. Tapi tak apa, aku ha
gatkan rendangnya lagi kalau Mas pulang
i larut. Kamu tidur aja du
siapa yang akan menang dalam permainan ini. Sekarang mungkin kamu bisa tertawa telah berhasil membodohi istrim
ki rumah dan melihatku duduk di kursi memandanginya
kit bersalah. Kuraih tas kerja dan sepatu yang baru saj
Sayang. Ini sudah malam
? Tidak bisa tidur sebelum suamiku p
ecup sebentar dahiku lalu berpamitan mandi. Malam ini aku akan mulai mel
i depan kampus, membukakan pintu mobilnya untuk seorang gadis belia yang kutaksir usianya seki
meninggalkan semuanya demi mengabdi padanya, justru dikhianatinya seperti ini. Belum cukup juga, dia membohongiku dengan dalih meeting hanya sekedar unt
akang. Aroma sabun mandi segera menyeruak tanpa permisi ke d
saha membuatnya merasa betapa aku
gan sebelah tangan, menatapku yan
ku merasa kamu akan mening
berpiki
ba-tiba saja ke
yang. Kamu dan Keenan a
k akan ninggalin
ng. Asal kamu
nji
elalu jadi is
nahan senyuman pahit yang hampir saja membu
juga harus janji akan jadi s
angnya Mas kurang
aik, hany
saja k
sedikit lagi." Aku t
nya dimana? C
ang sengaja kupersiapkan untuk menyambutnya. Aku yang biasanya tak begitu mempedulikan penampilan, hari ini mulai menun
Keenan sudah mas
a, t
ntar jemput Ke
La
tuh mobi
an kamu nggak bis
sambil ku elus pipi dengan rahang kerasnya. Sedetik pun tak pernah kulepas senyum ma
an, sebenarnya sangat ingin aku muntah ketika kuingat dengan siapa tadi dia mengha
senyuman yang aku tahu pasti dia menginginkanku
pkan apapun yang ka
etengah memekik. Rencana p
pipinya dengan gemas. "Aku tahu kamu ak
ang tidak buat
nas kami layaknya sepasang insan yang sedang dimabuk cinta, Mas Reyfan membe
selama ini jatah bulanan yang dia berikan padaku memang hanya bernilai cukup, tak lebih juga tak kurang. Tapi sungguh, aku sama sekali tak in