. Tapi, aku memang tidak begitu dekat dengan Mbak Ratri. Padahal
satu lagi adik lelakinya, Irwan. Irwan sendiri masih duduk di bangku k
osok yang sedikit tertutup. Dulu ketika masih sama-sama sering berkunjung ke rumah o
itu menjanda, kami jarang berinteraksi. Mbak Ratri pun seperti menjadi l
i setahun yang lalu saat Mas Reyfan mengajakku me
ng kaya. Kabarnya, lelaki itu meninggalkan kakak iparku karena tak kunjung mandapatka
a sedikit heran, karena ada seorang lelaki tiba-tiba keluar dari dalam rumah. Mungkin usianya sepantaran dengan suamiku. Dia kel
ang ternyata sudah menungguku
tanyanya sambil mencium
asi. Dia mengangguk dan aku menyerahkan seplastik kue ya
kamu bawa oleh-o
t aja." Sekilas kulihat dia melirik ke arah
enuh selidik. Aku tertawa be
un perkawinan dari
t ya Reyfan
kalimatnya itu, walaupun bibirnya masih nampak tersenyum sa
tak bersekat dengan ruang tamu, ada 2 orang gadis sedang menonton TV sambil ngobrol dengan sangat asik. Saat
keherananku hingga akhirnya
-anak kost
Dahiku me
ikin kamar-kamarnya untuk kost anak-nak kuliah. Sekalian b
masih penasaran sambil mendud
a cowok. Gimana kata
semenjak aku datang,
ri ke dalam mengambilkanku minuman. Aku mencoba mengingat-ingat diantara keduanya mana gad
agi masih sangat penasaran. Mbak Ratri membawaka
Itupun kadang datang dan pergi. Ga
ahan kah? Sepertin
ata-rata
karang," pujiku basa-basi dan diiyakan
embicaraan lain. Sepertinya dia memang terlihat tidak terlalu
ku masukkan sekolah kalau jadi. Soalnya aku suka k
sedang fokus dengan pembicaraan kami. Dia justru nampak seperti sedang s
pernah ketemuan sa
rhatikan wajah Mba Ratri sep
erin apa gitu, dia kesini." Kalimatnya terdengar tak te
uk mengunjungi iparku ini. "Aku sebenarnya beberapa kali ngajak Mas Reyfan kesini Mbak, tapi Mas Reyfa
menjawabku sekenanya. Dia terlihat masih saja sibuk dengan ponsel di tangannya. Beberapa kali d
itu di rumah ini. Karena setelah melihat anak-anak kost itu, aku semakin yakin kalau gadis b
Iseng kulontarkan pertanyaan yang tak kusan
... pada masu
mahasiswa akan memilih rumah kost yang tak terlalu jauh dari kampusnya. Tapi, kenapa mereka justru memilih kost di sini? Tak ingin
s bernama Shasha itu disana. Jika aku bertanya, justru nanti akan membuat Mbak Ratri curiga. Hingga
buah mobil hatchback berwarna merah memasuki halaman rumah. Dan wajahku sontak merah padam karena aku sangat hafal dengan pemilik mo
ria dan gadis belia keluar bersamaan lalu berjalan beriringan menuju rumah. Sepertinya keduanya belum menyadari keberadanku yang sudah m
Dia terpe