Keenan sambil berlari-l
eh. Benar saja, mobil Mas Reyfan sudah terparkir di garasi. Keasika
cerah. Keenan segera menunjuk-nunjukkan tangannya ke arah luar. Mbok Jum den
lku menyambut kedatan
ncium pipiku, lalu meraih Keenan ke dalam gendongan
an janjinya itu. Aku berusaha bersikap wajar mulai hari itu, dan dia pun lebih banyak menghabiskan waktunya di rum
Papa lihat lari-lari di ha
asa khas anak kecilnya. Mas Reyfan semakin gemas samp
nyanya padaku setelah menuru
brol aja sama Mbok Jum." Dia segera
ertinya rasa cinta yang pernah kupunyai terhadapnya sudah semakin pudar akibat apa yang telah dia lakukan. Meskipun b
ah usaha yang bisa kujadikan peganganku untuk mandiri nantinya. Sementara itu, rumah masih dalam proses balik atas nam
ambilin ya, di jok belakang." katanya sambil melepas sepatunya. Aku mengangguk dan
saja ada kardus mainan lumayan besar yang teronggok di sana. Tanganku segera meraihnya, dan dengan susah payah berusaha mengeluarkan kardus itu. Namun sebelum
ponsel saat ini. Lalu ponsel siapa? Aku ingat bahwa ponsel mas Reyfan tadi ada di atas m
u. Dimana? Sepertinya tidak disekitar jok depan atau belakang. Suara itu terdengar sangat kecil seperti teredam olah
kaget mendengar suara ter
ebentar. Susah ke
ang, namun suara ponsel itu
suk. Tapi aku bertekad akan menemukan ponsel itu nanti. Karena aku begitu yakin, aku tidak salah dengar. Itu
erencana untuk menggeledah isi mobilnya. Masih sangat y
as Reyfan segera menyusulku dan segera tertidur pulas. Tapi sepertinya penanti
ga akhirnya saat kantuk sudah benar-benar sangat menyiksa, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan Mas R
khirnya setengah jam kemudian kudengar suara dengkuran halus di sampingku. K
h meraih kunci mobil hatchbacknya di di atas
i pencarianku dari jok depan, laci dasboard sampai tempat-tempat tersembu
doa semoga saja tidak ada satpam kompleks yang sedang le
imana kamu sembunyikan benda itu Mas? Wajahku mulai panik. Ini sudah terlalu lama aku mengobrak
angkah berputar ke belakang, membuka pintu bagasi pelan-pelan. Hanya ada sandal, sepatu yang memang biasa
rnya aku terperanjat melihat sebuah slingbag yang tersembunyi di bawah karpet mobil.
sebuah ponsel disana. Dan aku sangat yakin ini adalah ponsel yang sama den
n sengaja menyembunyikan ponsel ini dimobil karena ada tujuan tertentu. M
i ponsel itu. Dan alangkah terkejutnya aku. Banyak chat dari nama Shasha
gadis bernama Shasha itu, membuatku bergidik, jijik. Ya Tuhan, Mas Reyfan. Apa yang sedang kamu lakukan ini, Mas? Hampir saja tangisku
ebut dalam pembicaraan mereka. Dan ternyata aku salah, salah besar. Karena apa yang kutemukan ternyata sungguh di luar duga
booked? Kalau belum, ada t
gg