Buku Veibe Hontong
/0/24649/coverbig.jpg?v=b3f0685c7e5b4ab2b41ed8ba8def0f6f)
Setelah Luka Hadirlah Kamu
Setelah dikhianati oleh tunangannya dan adik sepupunya sendiri, Keira Althea hancur. Hidup yang semula ia rancang dengan hati-hati runtuh seketika. Keira menghilang dari kehidupan sosial, memilih menyembuhkan luka di dalam diam, jauh dari sorotan orang-orang yang dulu ia percaya. Namun waktu, meski lambat, menyembuhkan luka. Dan ketika Keira akhirnya berdiri kembali, lebih kuat dan tenang, semesta justru mempertemukannya dengan seseorang yang tak terduga. "Mbak... aku jatuh cinta sama Mbak... serius... dari pertama lihat..." suara seorang pria terdengar gugup namun penuh tekad. Keira menoleh-dan mendapati sosok muda dengan seragam militer, wajah bersih, mata jernih, dan senyum yang seolah menantang semesta. Namanya Zeno Arkana, seorang dokter militer. Brondong manis yang bersikeras menempatkan dirinya di kehidupan Keira, tak peduli berapa kali ia ditepis. Keira tidak siap. Hatinya masih ragu, pikirannya masih dihantui masa lalu. Tapi Zeno bukan tipe pria yang mundur. Ia mendobrak masuk ke dunia Keira dengan cara yang tak biasa-kadang menyebalkan, sering kali menggemaskan, tapi selalu tulus. Keira tahu, kali ini luka bukan untuk dihindari. Tapi mungkin... untuk disembuhkan oleh cinta yang tak terduga.
/0/24609/coverbig.jpg?v=6f62e574bc8e48e89107e7f66a352db1)
Dilahirkan Sebagai Ancaman
Zaira Callista Ramadhani adalah seorang gadis berhati lembut, meskipun kehidupannya jauh dari kata hangat. Nama "Zaira" diberikan langsung oleh sang kakek, yang menambahkan unsur "Kliwon" dalam doa-doanya-berdasarkan weton hari lahir Zaira-karena sejak awal, ia tahu bahwa kelahiran cucunya itu tidak pernah benar-benar diinginkan oleh sang ibu. Kakeknya berharap, nama itu bisa menjadi pengingat kekuatan dan keteguhan hati, sekaligus sebagai pelindung bagi cucunya. Dan seperti firasatnya, Zaira tumbuh di bawah bayang-bayang dinginnya sikap kedua orang tuanya, terutama sang ibu. Gadis pendiam yang lebih sering dipanggil Zee itu, kerap menjadi sasaran kemarahan. Dimarahi tanpa sebab, dihina dengan kata-kata tajam, bahkan tak jarang menerima hukuman yang tidak pantas. Sang ibu seolah menolak mengakui kehadirannya di rumah-menganggapnya bayangan dari kesalahan masa lalu yang tak pernah bisa dimaafkan. Zaira memiliki seorang kakak perempuan bernama Ayla, yang selalu mendapatkan kasih sayang dan perhatian lebih. Kedekatan orang tuanya dengan Ayla menjadi jurang yang makin memperlebar kesenjangan antara Zaira dan keluarganya. Namun, meski sering diperlakukan tidak adil, Zaira tetap berusaha menghormati ayah dan ibunya-meski perlahan hatinya mulai lelah. Perlakuan dingin yang ia terima setiap hari membuat Zaira tumbuh menjadi gadis yang tertutup. Hatinya membeku, ucapannya minim, dan sikapnya mulai memberontak dalam diam. Ia tidak lagi menuruti setiap perintah dengan patuh. Ia hanya menunjukkan senyum tulusnya kepada satu orang: sang kakek, satu-satunya orang yang selalu memeluknya tanpa syarat. Namun, suatu hari, sesuatu yang disembunyikan keluarga selama ini perlahan terkuak-sebuah kebenaran tentang kelahirannya, yang bukan hanya mengubah cara Zaira memandang keluarganya... tapi juga membangkitkan keberaniannya untuk melawan takdir yang selama ini mencoba menginjaknya.
/0/20576/coverbig.jpg?v=efb935ce95dd4267a8b8a7d468c9cde2)
Cinta yang Terkhianati
Aulia merasa terjebak dalam pernikahan yang penuh kepura-puraan dengan suaminya, Arman, yang semakin menjauh dan sering pulang larut dalam keadaan mabuk. Kenangan manis masa awal pernikahan mereka mulai memudar, tergantikan oleh kesepian dan kesedihan. Suatu hari, Aulia bertemu dengan Rika, rekan kerja Arman, yang memberitahunya bahwa suaminya telah berselingkuh dengan seorang wanita bernama Maya. Hancur oleh berita tersebut, Aulia bertekad untuk tidak lagi membiarkan dirinya terjebak dalam kebohongan. Ketika Arman pulang malam itu, Aulia menunggu dengan tekad baru. Ia langsung menghadapkan suaminya dengan kenyataan perselingkuhan tersebut, menuntut kejelasan tentang perasaan Arman. Arman yang terkejut tidak bisa memberikan alasan yang memadai, menyadari bahwa maafnya tidak akan cukup untuk menyembuhkan luka yang telah dalam. Aulia kini dihadapkan pada pilihan sulit: apakah ia akan terus berjuang untuk pernikahannya atau melepaskan Arman demi kebahagiaan dan martabatnya sendiri.