/0/15467/coverbig.jpg?v=3711a5a0021cbf5a301c135a248e2fe8)
Ada kenikmatan luar biasaya yang dijanjikan di alam sana... Temukan keseruannya. Khusus Bacaan Dewasa
"HAH!" seru seorang lelaki, seraya membelalakan matanya.
Suasana gelap menyiratkan sebuah pertanyaan di pikirannya. Lalu dia mengedarkan pandanganya dengan hati yang bingung. Mengelilingi setiap titik ruangan yang gelap dan terasa sangat sunyi, dingin mencekam.
Tak lama kemudian, bias cahaya bulan menyinari sebagian dinding yang membeku. Tak ada suara apalagi gema. Hanya desau angin malam yang menembus lembut di setiap sudut ruangan itu.
Lelaki itu merasa sangat asing dengan tempat yang didatanginya. Dia menduga itu adalah sebuah gedung yang tidak sempat terselesaikan pembangunannya, entah dengan alasan apa. Dan dia tak mengerti mengapa juga harus berada di sana saat ini.
Sisa-sisa material yang tergeletak tak beraturan menyiratkan jika tempat ini sudah lama ditinggalkan. Dinding kokoh yang kusam dan terlihat mulai rusak akibat cuaca, makin mempekuat dugaannya. Dia juga merasakan kesunyian makin mencekam hingga membangkitkan bulu kuduknya untuk berdiri disko.
Daei sebuah ruangan tiba-tiba terlihat cahaya cukup terang, sontak menuntun langkah lelaki itu untuk medekatinya. Perlahan namun pasti setiap sisi ruangan itu memenuhi pandangannya. Seketika itu pula matanya terbuka lebar menatap sebuah mobil mewah berwarna hitam yang terparkir lurus di depannya.
"Kamu sudah pulang, Fatria Syang?" Pertanyaan samar dari seorang wanita yang tiba-tiba saja muncul dari balik mobil berharga selangit itu. Lelaki itu bahkan belum pernah mendekati apalagi menaiki mobil jenis Rubicon tersebut sebelumnya.
Wanita dengan postur sangat ramping dalam balutan dress panjang hitam elegan, melangkah pelan mendatangi sang lelaki yang masih tertegun. Sejatinya lelaki yang dipanggil Fatria itu pun sudah sangat mengenal sang wanita berambut hitam lurus itu. Bahkan dulu nyaris tiap hari bertemu dengannya saat wanita itu masih sering ke kampusnya.
'Sejak kapan dia punya Rubicon? Apakah dia juga suka menggelapkan pajak? Ah masa iya seorang dosen bisa menggelapkan pajak hingga ratusan milyar?' tanya Fatria dalam hati.
Namun Fatria melihat banyak perbedaan. Bukan hanya mobilnya, tetapi kemolekan tubuh dan kecantikan wajah sang dosen itu terlihat sangat lain dari biasanya. Dia bahkan merasa seperti bertemu dengan orang asing. Baru kali ini dia merasakan pesona yang sangat menakjubkan dari dosen yang telah lama pergi itu.
"Bu..?" sapa Fatria pelan, bibir dan lidahnya mendadak kelu serta sekujur tubuhnya pun terasa kian dingin, nyaris membeku tak mampu digerakan.
Dalam hitungan detik berikutnya, kedua tangan wanita yang disapanya 'Bu' itu sudah melingkar di bahu Fatria. Dan dengan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, wanita itu langsung melumat dan memagut mulut sang mahasiswa dengan penuh gairah.
Perlahan namun pasti sekujur tubuh lelaki tampan itu menjadi hangat dan rileks. Aroma napas wanita itu terasa begitu khas menyerusak masuk dalam indra penciumannya. Mendadak pula alur udara malam itu menjadi hangat dan menggairahkan.
"Bu Kiren?" Fatria masih tak percaya.
"Kamu ganteng sekali, Sayang. Puaskan aku malam ini," bisik wanita berdres hitam panjang yang sudah terbuka di sana-sini itu, seraya melentangkan dirinya di depan mobilnya yang terlihat sangat hangat dan menantang.
Gerakan erotis tubuh sang wanita yang disapa Bu Kiren itu benar-benar menggoda dan memancing Fatria untuk segera melepas seluruh pakaian yang dikenakannya. Detik berikutnya kedua tubuh insan berlainan jenis kelamin itu pun sudah dalam keadaan telanjang bulat. Hal yang sangat tabu dan haram dilakukan Fatria sebelumnya.
Fatria tertegun memandangi tubuh yang begitu ramping dan padat. Kedua bukit kembarnya yang besar menggantung indah layaknya seorang perawan. Area kemaluannya yang berbulu tipis pun sedikit terbuka menanti keberingasan sang jantan dalam birahinya yang membara.
"Aa...aaah Fatria, Sayaaang," lenguh Bu Karen ketika mahasiswanya sudah menembuskan panah kenikmatannya pada inti tubuhnya.
Pelukan erat penuh desah birahi, mengunci nafsu Fatria untuk memuaskan sang dosen yang tampak sangat binal dan molek. Dia memang sudah cukup lama mengincar Fatria, yang biasanya selalu dengan halus menolaknya. Sodokan demi sodokan stik Fatria semakin gencar yang benar-benar mengkoyak milik sang wanita yang kian membara. Jepitan dinding intinya begitu kuat mencengkram batang sang jantan.
"Uuuuh...." Lenguhan erotis terembus dari bibir merah sang dosen. Cakaran penuh birahinya pun tergaris jelas di punggung Fatria. Tongkah sang jejaka yang besar dan panjang kian dalam menancap sempurna dalam inti kenikmatan sang jalang. Terasa begitu seret dan mencengkram, hingga segenap otot di tubuh sang lelaki terasa dimanjakan olehh kenikmatannya.
"Ssssstttt Fatriaaaaaaaa ooooooh." Sang dosen melenguh panjang. Wajahnya meringis, matanya terpejam ketika tongkat berkepala besar itu semakin kuat menerobos dinding surga dunianya hingga terasa tembus sampai jantungnya.
Mahasiswa dengan segudang prestasi akademik itu pun kian memperkuat tekanan tubuhnya. Wajahnya tengadah ke langit-langit menikmati sensasi bagian dirinya yang terjepit dinding surgawi dosen yang sempat beberapa kali dia nasihati agar jangan terus menggodanya itu. "Aaaaaah pelan-pelan Fatria, aduuuh sakiiiiiit, aaah oooh..." Bu Karen meringis dalam irntihannya yang semakin manja.
"Uuuuh..." Fatria melenguh panjang sambil memeluk dan menarik tubuh dosennya dalam dekapan eratnya. Lalu dia kembali mendorong dan menarik tubuhnya sendiri dengan tak beraturan. Kedua tangan Bu Karen bertumpu pada kap mobilnya dengan kepala bersandar pada bahu sang mahasiswa idolanya.
Mereka mensejajarkan wajah lalu saling berpagutan. Fatria terus memompakan dirinya sambil bergoyang mengikuti iramanya. Bu Karen pun refleks maju mundur hingga batang mahasiswanya lebih leluasa keluar masuk dirinya dengan jangkauan yang lebih dalam dan sempurna.
Suara tamparan selangkangan dan pantat mereka terdengar sangat bersisik dan jelas. "Aaaaah ssssst oooh sssst aaaaah sssttt." Hanya suara itu yang bergantian keluar dari mulut mereka.
"Aaaaah pegel sayang, aaaaah aasssh." Sang wanita sedikit protes dalam suara lenguhannya. Lalu segera sang lelaki itu pun melepaskan pelukannya, kemudian menarik selangkangannya hingga rudal besar dan panjangnya terlepas dari lobang vagina sang wanita, namun segera dia memasukannya lagi.
"Aaaaaah...." Sebuah lenguhan panjang meluncur dari mulut sang lekaki ketika kenikmatan yang maha dahNist membuat tubuhnya bergetar hebat.
Semprotan deras seketika itu juga membanjiri inti sang wanita yang berada di bawah tubuhnya. Tubuhnya seketika menegang menahan nikmat, lalu melemas setelahnya. Rudalnya yang tegang pun perlahan mengecil, lalu terlepas dari tubuh sang wanita.
Lelaki itu akhirnya terkulai dan terkapar dalam kenikmatan yang luar biasa. Baru kali ini dia merasakan nikmat yang teramat hebat dalam bersetubuhnya. Lebih nikmat dari yang pernah dia rasakan sebelumnya. Bahkan saat bersetubuh dengan istrinya.
Namun sayang dia merasakan semuanya terlalu begitu cepat berlalu dalam kedahNist nikmatan yang juga terlalu.
"OH GOD!" seru Fatria seraya membuka matanya seketika. Menatap bitu langit-langit kamarnya. Pandangannya yang belum jelas menambah kebingungan karena memang kesadarannya belum sepenuhnya pulih.
'Kenapa gua ngimpi gituan sama Bu Karen? Ah, sial celana gua basah gini. Gila, malu amat kalau sampai ketahuan sama lain!' maki Fatria dalam hati ketika tangannya meraba celana dalamnya yang basah dan lengket.
Tanpa banyak pikir, dia langsung bangun dari tempat tidur dan beringsut pergi ke kamar mandi yang berada di belang, menyatu dengan dapur. Tentu saja semua dia lakukan dengan serba tergesa-gesa namun juga sangat berhati-hati sebelum ada yang melihat dan mencurigainya. Fatria bahkan langsung merendam celana dalamnya yang penuh lendir, agar tiada jejak yang bisa menimbulkan tanda tanya besar bagi siapapun.
"Ah gila, ini benar-benar gila!" makinya pelan. Bu Karen memang bukan orang asing baginya, bahkan bisa dikatakan manusia paling nekad dan cukup merepotkan Fatria dengan birahi gilanya. Tetapi Fatria tidak pernah lagi memikirkan itu setelah berhasil menghardir dan mengusir dia dari kostanya dua bulan yang lalu.
"Hmmm, ternyata mimpi bisa tidak seabsurd itu, hehehe," ujarnya sambil mengingat-ingat kembali semua peristiwa yang pernah terjadi antara dirinya dengan Bu Karen. Sebelum dosen itu benar-benar hengkang dari kampusnya karena suatu insiden yang sangat memalukan. Semua tak ada yang istimewa, selain kesal dan jengkel yang tinggal sedikit lagi meninggalkan sisa.
Dalam kamar mandi itu, cukup lama Fatria tertegun seraya menatap celana dalamnya yang sudah direndam dalam ember biru. Benaknya terus bertanya-tanya, mengapa dengan Bu Karen. Mimpi basah bukan yang pertama dialami Fatria. Namun sebelum-sebelumnya selalu dengan wanita yang tak jelas juntrungannya. Dan setelahnya tidak pernah dia pikirkan selain harus mencuci sendiri celana dalamnya.
'Bu Karen, ada apa denganmu?' tanyak Fatria pada dirinya sendiri sambil kembali mengingat-ingat perkataan dan tindakan mana yang dirasa akan sangat melukai hati wanita itu.
'Benarkah gua telah bersikap terlalu keras dan berlebihan sama beliau. Tapi, memang layak untuk sebuah ketidak-tahuan diriannnya itu.' Fatria kembali membela diri dalam hatinya.
"Dosen juga manusia, Bro. Gua rasa tak sepatutnya lu terlalu keras begitu. Salah sendiri lu ganteng hingga ngebuat dia klepek-klepek, hehehe." Ucapan salah seorang teman pun kembali terngiang di telinga Fatria.
"Masalahnya dia itu sudah punya suami, Bro! Gua tahu yang dia mau dari gua. Dan itu tidak mungkin gua lakuin. Dia ingin gua ngehamilinya, gila apa?" Fatria sangat lantang menyangkalanya.
"Hah, memangnya suami dia, mandul?" tanya Nurdin penasaran.
"Mana gua tahu. Yang jelas itu yang dia inginkan dari gua, Bro!"
"Hadeuh. Andai gua diposisi lu, SIKAT!" Nurdin membjawab antusias.
"Lu minat?" tanya Fatria.
"Hahahaha, cuma elu yang kagak nafsu sama Bu Karen, jangan-jangan emang lu gak normal, Bro! Hehehe," canda Nurdin.
"Sialan lu! Sono sikat kalau emang lu minat, lumayan kan bisa buntingan dosen, hehehe!" sergah Fatria kesal, namun dilengkapi dengan kekehan geli.
"Ah siap, atas rekomendasi lu, tentu saja!" Semangat Nurdin makin dipenuhi tendesi.
"Yoi, entar gua kasih ketebelecenya, deh. Hahahaha."
Obrolan terakhirnya tentang Bu Karen pun ikut terngiang-ngiang melengkapi kecamuknya rasa dalam benak Fatria. Padahal setelah itu dia benar-benar menutup segala akses infomasi tentang dosennya itu. Bahkan dia tidak mau mendengar saat Nurdin ingin menyampaikan progres dirinya yang sedang pedekate dengan Bu Karen.
Fatria juga tidak pernah menanggapi ketika beredar rumor yang mengatakan jika dirinyalah yang seharusnya paling bertanggung jawab atas hengkangnya sang dosen dari kampus tercintanya.
Fatria masih cukup waras dan logis untuk tidak terjebak dalam debat kusir menanggapi rumor yang dinilainya teramat konyol dan memalukan itu. Dan dia memang sangat tahu siapa aktor intelektual di belakang hoax murahan itu.
^*^
"Aku kehilangan istri, anak, dan harga diriku. Tapi malam itu... aku menemukan kembali siapa diriku sebenarnya." Ketika sebuah surat menghancurkan hidupnya, Jovan terseret ke dalam pusaran kenangan, dendam, dan nafsu. Dalam pelariannya mencari jawaban, ia justru menemukan kekuatan untuk bangkit-dan jejak bayang istri yang telah menghancurkan segalanya. Pemburu Nafsu – Jejak Bayang Istri yang Kabur Sebuah kisah lelaki yang terjerat masa lalu, dan perjuangannya untuk menemukan kebenaran... walau harus menantang batas dirinya sendiri.
GODAAN LIAR SANG USTAZAH Di balik sosoknya yang anggun, santun, dan religius, Riana adalah gambaran wanita sempurna di mata banyak orang. Istri seorang pengusaha sukses, ibu dari dua anak lucu, dan pemilik rumah megah di tengah desa yang sejuk. Warga memanggilnya "Bu Ustazah"-bukan karena titel, tapi karena sikap dan tutur katanya yang penuh teladan. Namun di balik hijab dan keheningan dzikirnya, ada badai yang tak pernah reda. Arga, suaminya, kini tak lagi bergairah-bukan hanya dalam urusan ranjang, tapi juga dalam menatapnya. Riana haus, tapi bukan hanya pada cinta. Ia haus pada perhatian, pada sentuhan, pada rasa yang bisa membuatnya merasa hidup kembali. Ketika rumah tak lagi jadi tempat berlindung, dan wajah-wajah muda di sekelilingnya mulai menyapa dengan senyum berbeda-dari sopir tampan, pegawai toko yang nakal, hingga lelaki tua kharismatik yang selalu dipuja... Riana mulai kehilangan kendali. Ini bukan sekadar cerita tentang godaan. Ini adalah perang batin seorang istri-antara kesetiaan dan hasrat, antara norma dan kejujuran pada dirinya sendiri. Karena bahkan seorang "Bu Ustazah", bisa saja jatuh dalam godaan paling liar... jika ia terus dibiarkan merasa sepi.
“Good, kamu juga bisa mengelaborasi tugas itu, yang penting misi utama tidak terabaikan. Ingat kita hanya waktu maksimal tujuh bulan!” “Siap komandan!” “Kamu mesti tahu bahwa Madam Elva tidak sembarangan ngambil anak buah. Dia bukan germo kelas bawah yang menipu anak gadis di kampung buat dijual di kota. Ya, mungkin dia pernah atau masih juga begitu sih, dengar-dengar jaringannya menyediakan buat semua pangsa pasar.” Nikita masih terdiam menyimak. “Itu nanti kamu cari tahu saja. Yang jelas banyak anak buahnya itu high class, dan punya profesi utama bukan hanya sebagai pelacur: Ada yang masih mahasiswi, wartawan, sekretaris, perawat, atau malah istri orang yang diabaikan suaminya. Kamu bisa paham kan tipe seperti apa orang-orang yang bekerja sama dengan kamu nantinya.” Kompol Rudy menambahkan,
Haris dan Lidya sedang berada di ranjang tempat mereka akan menghabiskan sisa malam ini. Tubuh mereka sudah telanjang, tak berbalut apapun. Lidya berbaring pasrah dengan kedua kaki terbuka lebar. Kepala Haris berada disana, sedang dengan rakusnya menciumi dan menjilati selangkangan Lidya, yang bibir vaginanya kini sudah sangat becek. Lidah Haris terus menyapu bibir itu, dan sesekali menyentil biji kecil yang membuat Lidya menggelinjang tak karuan. “Sayaaang, aku keluar laghiiii…” Tubuh Lidya mengejang hebat, orgasme kedua yang dia dapatkan dari mulut Haris malam ini. Tubuhnya langsung melemas, tapi bibirnya tersenyum, tanda senang dan puas dengan apa yang dilakukan Haris. Harispun tersenyum, berhasil memuaskan teman tapi mesumnya itu. “Lanjut yank?”
Kehidupan rumah tangga Vee dan Damar harus berakhir ketika dirinya mengetahui perselingkuhan suaminya dengan asisten rumah tangga mereka. Bercerai dengan Damar bukan berarti permasalahan telah selesai. Vee mendapatkan teror dari istri baru suaminya dan mengakibatkan dia harus kehilangan orang yang paling disayang. Vee tidak tinggal diam. Dibantu sahabatnya, dia mengungkap kejahatan istri baru mantan suaminya hingga membuat Damar yang tadinya tidak mempercayai ucapan Vee menjadi berbalik percaya. Bagaimana cara Vee mengungkap semua kejahatan mantan asisten rumah tangga yang kini telah menjadi istri Damar? Lantas, apa yang akan dilakukan oleh Damar saat mengetahui kebenarannya?
Ika adalah seorang ibu rumah tangga yang harus berjuang mencari nafkah sendiri karena suaminya yang sakit. Tiba-tiba bagai petir di siang bolong, Bapak Mertuanya memberikan penawaran untuk menggantikan posisi anaknya, menafkahi lahir dan batin.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"