/0/17323/coverbig.jpg?v=5a583e87460ec74c59e6fa3a0b390450)
Aku selalu di bully, dikucilkan dan di anggap aneh serta mengerikan. Semua karena sisik ular yang berwarna keemasan di sebagian wajahku. Bukan itu saja, Sebelah mataku berwarna sama dengan wajahku yang bersisik, berbeda dengan mataku yang sebelahnya lagi berwarna hitam. Sehingga rambutku yang panjang sengaja ku tata menutupi kekurangan pada sebagian wajahku. Aku sangat takut ketika aku tiba-tiba sudah berada di hutan belantara yang masih perawan, yang belum terjamah oleh tangan manusia. Aku sangat kaget luar biasa ketika aku di temui oleh ular bersisik pelangi yang sangat indah. Aku semakin ketakutan ketika ular tersebut bisa bicara, dan anehnya ular tersebut tau namaku dan dia memanggilku dengan sebutan tuan Putri. Kejadian-kejadian aneh pun kerap aku alami.
Kenalkan namaku Zizie, gadis yang masih duduk di bangku SMA memiliki sisik pada sebagian wajahku. Hingga terkadang selalu membuat aku rendah diri, insecure tiap kali bertemu dengan orang banyak. Aku anak tunggal dari kedua orang tuaku yang selalu mencintaiku dengan tulus dan penuh kasih sayang. Di rumah mama dan papaku, tak memanggilku dengan panggilan Zizie akan tetapi cantik. Mama selalu berkata jika Zizie itu cantik, paling cantik dari semua cewek yang sebaya denganku. Aku sangat bahagia dengan cara mama dan papa memperlakukanku yang begitu spesial.
Papa adalah seorang Pengusaha yang sukses. Orang tuaku udah berkali-kali membawa aku untuk melakukan operasi pada wajahku yang bersisik itu, akan tetapi sisik tersebut muncul lagi di tempat yang sama. Hingga kedua orang tuaku pun kehabisan akal dan mulai putus asa. Karena setiap kali sisik pada wajahku di operasi akan tetapi sisik tersebut akan muncul dan tumbuh dengan sendirinya. Sudah tak bisa di sebutkan lagi sudah berapa banyak negara yang aku datangi bersama dengan orang tuaku, berharap sisik pada wajahku ini segera lenyap. Semua berkata jika aku cantik, akan tetapi sisik-sisik seperti sisik ular tersebut membuat kecantikan wajahku tertutupi olehnya.
Aku tak jarang menangis sendiri di kamarku, yang sengaja di desain seindah mungkin hingga layaknya kamar putri raja. Papa dan mamaku selalu inginkan aku bahagia dan tak boleh terlihat sedih. Akan tetapi mereka tak mengetahui sakitnya jadi aku dengan semua kekurangan pada sebagian wajahku.
Mama sangat terlihat sedih dan terpukul, mama selalu mencurahkan segala rasa sedih dan putus asanya pada sahabatnya yang bernama Tante Dewi. Tante Dewi adalah sahabat dari mamaku, tapi entah kenapa aku tak begitu menyukai tante Dewi tersebut, entah kenapa? Aku pun tak tau, aku pernah utarakan hal tersebut pada mamaku akan tetapi mama malah menganggapku terlalu berlebihan menilai seseorang. Entah kenapa aku merasa ada bisikan yang berkata jika tante Dewi itu penuh kepura-puraan dan mempunyai niat busuk dalam hatinya.
Tante Dewi seolah-olah sangat baik dan sangat peduli terhadap kedua orangtuaku dan terutama terhadap diriku sendiri. Tante Dewi juga mempunyai seorang putri semata wayang yang bernama Ratu. Ratu itu sebaya denganku dan Ratu mempunyai sifat sombong, angkuh dan suka memilih-milih serta membeda-bedakan teman. Jujur aku tak begitu menyukai tante Dewi dan juga anaknya yang bernama Ratu.
Tiap kali Tante Dewi dan Ratu main ke rumah, mama selalu menyuruhku untuk bermain berdua dengan putri tante Dewi yang bernama Ratu tersebut. Aku dengan terpaksa mengikuti apa perintah mama, untuk mengajak dia bermain di kamarku atau pun main di taman belakang rumahku yang sangat luas itu. tamanku di sulap oleh orang tua laksana taman-taman di negeri dongeng, ada bangku-bangku warna-warni dan pohon buah serta rumah pohon laksana rumah tujuh kurcaci, di tamanku juga ada kolam ikan arwana. Tak jarang Ratu merusak tanaman-tanaman yang tumbuh di tamanku, begitu juga ketika mama menyuruhku mengajak dia main ke kamarku, komik, bukuku atau benda-benda koleksi kesayanganku yang berada dikamarku kerap kali rusak atau bahkan hilang. Akan tetapi mama tak mempercayai hal tersebut jika aku menceritakannya pada mama.
Ratu anaknya berhati sangat jahat dan licik. Ia pernah mengatakan jika ia jijik melihat sisik yang tumbuh pada wajahku. Aku tau diri jika dia memanglah sangat cantik dan sempurna dariku, akan tetapi etika dan etitudenya sangatlah buruk. Mungkin wajahku memang aneh, horor dan buruk akan tetapi hatiku tidak, karena aku tau gimana caranya menghargai orang lain yang berada di sekitarku.
Oh ya, aku selalu menutupi sisik pada sebelah wajahku dengan rambutku yang panjang, sengaja aku tata sebelah rambutku menutupi sebagian wajahku yang bersisik berwarna emas tersebut. Aku berusaha menyembunyikan sisik emas pada sebelah wajahku. Mata di bagian wajahku yang bersisik berwarna kuning, berbeda dengan mataku yang satu lagi dengan pupil mata berwarna hitam. Oleh karena itu orang akan sangat takut ketika tak sengaja melihat bagian wajahku yang bersisik.
"Cantiiik! Kamu di mana sayang?" teriak mama memanggil namaku.
Aku yang tadinya sibuk di kamar dengan buku cerita kesukaanku bergegas lari ke arah pintu kamar dan berlari kecil keluar dari kamarku yang telah disulap bak kamar seorang putri raja.
"Iyaa maa!" aku pun berjalan beriringan mendekati mamaku yang berparas sangat cantik itu.
"Mama sama papa mau keluar, kamu ikut nggak sayang? Kita bisa mampir ke Mall dan kamu boleh pilih apa pun yang kamu sukai di sana sayangku," suara mama mengajakku ikut serta dengan mereka.
"Hmm, nggak deh ma. Zizie di rumah aja. Lagian Zizie juga ada pekerjaan rumah yang harus Zizie kerjain ma," tolakku pada ajakan mama tersebut.
"Loh, masak anak papa yang cantik nggak ikut? Nggak seru dong kalo cuma berdua ama mama aja, ayo! Ikut dong sayang! Itu pesta relasi papa sayang, kamu bisa berkenalan dengan anak-anak dari relasi papa yang sebaya denganmu. Siapa tau ajakan cantiknya papa ketemu pangerannya di pesta tersebut," ajak papa berusaha membujukku agar mau ikut ke pesta ulang tahun pernikahan relasinya tersebut.
Akhirnya papa dan mama pun berangkat ke pesta ulang tahun pernikahan relasinya tersebut. Aku tau jika mama dan papa pasti sangat kecewa karena aku menolak ajakan mereka, untuk datang ke pesta tersebut. Dan aku tau mama dan papa pasti sangat menginginkan jika aku dapat bergaul dengan anak-anak relasinya papa, akan tetapi aku tak mau. Aku takut dan aku minder dengan keanehan yang aku miliki pada wajahku yang bersisik emas tersebut dengan satu mataku yang berwarna berbeda pula.
Dulu papa dan mama kerap mengajakku ikut mereka ke acara-acara mereka. Akan tetapi ketika aku sampai di sana, anak-anak dari teman papa dan mamaku malahan menatapku dengan tatapan jijik dan juga takut. Aku di perlakukan laksana monster dan makhluk langka di mata mereka. Aku di jadikan pertontonan dan aku dikucilkan serta di sisihkan oleh mereka semua.
"Maafkan Zizie ma, pa. Zizie terpaksa bohongin mama dan papa, agar tak jadi ikut ke acara ulang tahun pernikahan relasinya papa. Zizie nggak mau kejadian dulu terulang lagi, Zizie sakit ma, pa di perlakukan kayak binatang aneh," bisikku membatin.
Cukup selama ini aku sangat tertekan dan tersakiti, tiap kali datang ke sekolah. Di sekolah aku tak punya teman, dan selalu dijadikan bahan ejekan, ditertawakan dan didiskriminasi oleh semua murid yang ada di sekolah tersebut.
Ratu, anak tante Dewi sahabatnya mamaku. Dialah yang paling jahat terhadapku, menghasut semua anak-anak di sekolahku menjulukiku dengan sebutan anak naga dan anak ular.
Suatu ketika ratu dan gengnya pernah mempermalukanku di depan semua murid, aku di dorong hingga terjerembap di lantai, mereka memegang ke dua tanganku dan rambutku yang panjang tanpa poni tersebut, selalu aku tata hingga menutupi sebelah wajahku yang bersisik dengan sebelah mataku yang berwarna sama dengan sisik pada sebagian wajahku tersebut, dengan sengaja mereka sibakkan dan mereka tarik ke belakang sehingga sisik-sisik pada sebagian wajahku tersebut terlihat jelas oleh mereka. Mereka mengejek dan menertawakanku.
Aku sangat marah, sakit dan malu oleh kelakuan mereka semuanya. Tiba-tiba sisik-sisik dan sebelah mataku yang berwarna emas tersebut mengeluarkan cahaya.
***
Jeany gadis pendiam berdarah dari Minang. Dalam hidupnya selalu didera masalah bertubi-tubi, dari percintaan yang harus kandas karena perselingkuhan. Belum lagi goncangan hebat menerpa kedua orang tuanya, sang papa meninggalkan Mamanya karena kuatnya pesona perempuan lain, hingga ia nyaris kehilangan Mama yang depresi karena tekanan pengkhianat sang Papa. Hingga Jeany pun mengalami trauma akan sebuah pernikahan. Jeje satu-satunya saudara perempuan Jeany. Menjadi penguatnya selain Mama, yang kini telah depresi berat karena tak kuat dengan pengkhianatan sang suami, begitu juga teror dari selingkuhan suami. Video mesum mereka yang sengaja di kirimkan sang pelakor, merupakan hantaman keras bagi Mama Jeany. Akankah Jeany sanggup melewati kerasnya alur kehidupan?
Ketika pengabdian seorang istri harus di balas dengan sebuah pengkhianatan. Hingga tragedi tragis pun terjadi menimpanya, apakah ini sebuah rencana buruk. Hingga pembunuhan diatur seolah-olah menjadi sebuah kecelakaan. Bagaimana kelanjutan nasib seorang Alana, istri tak dianggap yang telah menyerahkan segenap jiwanya pada sang suami yang begitu sangat ia cintai.
"Jangan pernah memaksa seseorang untuk bisa menjadi yang diharapkan. Akan tetapi, biarkan dia berfikir untuk bisa menjadi lebih baik. Karena yang serius akan berubah sendirinya tanpa di minta apalagi dipaksa!" - Bhalendra Alaska Arlic ___ "Lo mau ngapain? Mau tetap bertahan? Sampai kapan, menunggu setan berubah menjadi malaikat, cinta itu cuma omong kosong Alaska, kecuali beneran jatuh di orang yang tepat!" -Johannes Azka Ini tentang Alaska, yang berkali-kali dipatahkan namun tetap bangkit dan berusaha terlihat kuat. Tentang cinta yang tak pernah bahagia, semua akan baik-baik saja jika seandainya ia tak pernah merasakan sebuah rasa cinta. Pertemuannya dengan Yesaya, tidak membuat perubahan apa-apa, melainkan sakit hati trauma yang sangat lama. Namun, saat kehadiran orang baru. Apakah Alaska bisa untuk membuka pintu hatinya lagi?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Bianca tumbuh bersama seorang ketua mafia besar dan kejam bernama Emanuel Carlos! Bianca bisa hidup atas belas kasihan Emanuel pada saat itu, padahal seluruh anggota keluarganya dihabisi oleh Emanuel beserta Ayahnya. Akan tetapi Bianca ternyata tumbuh dengan baik dia menjelma menjadi sosok gadis yang sangat cantik dan menggemaskan. Semakin dewasa Bianca justru selalu protes pada Emanuel yang sangat acuh dan tidak pernah mengurusnya, padahal yang Bianca tau Emanuel adalah Papa kandungnya, tapi sikap keras Emanuel tidak pernah berubah walaupun Bianca terus protes dan berusaha merebut perhatian Emanuel. Seiring berjalannya waktu, Bianca justru merasakan perasaan yang tak biasa terhadap Emanuel, apalagi ketika Bianca mengetahui kenyataan pahit jika ternyata dirinya hanyalah seorang putri angkat, perasaan Bianca terhadap Emanuel semakin tidak dapat lagi ditahan. Meskipun Emanuel masih bersikap masa bodo terhadapnya namun Bianca kekeh menginginkan laki-laki bertubuh kekar, berwajah tampan yang biasa dia panggil Papa itu, untuk menjadi miliknya.
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"