img Kau Bukan Sahabatku-Kau Perusak Rumah Tanggaku  /  Bab 2 Suara isakan Putri | 10.53%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Suara isakan Putri

Jumlah Kata:2402    |    Dirilis Pada: 02/07/2025

nyala, menampilkan potret kebahagiaan palsu Dimas dan Rina. Setiap jengkal ruangan yang dulu terasa hangat dan penuh cinta, kini seolah mencek

atanya penuh kepanikan. Ia mencoba mendekat, tangannya terulur seolah ingin membantu Putri bangkit, namun Putri

njauhi Dimas seolah pria itu adalah wabah penyakit. "Bagaimana bisa kau melakukan ini,

serak. "Putri, tolong dengarkan penjelasanku. Ini tidak se

itu?!" Putri menunjuk ponselnya yang tergeletak di lantai. "Apakah kau akan

. Pemandangan Dimas yang selama ini ia puja, kini terlihat menjijikkan di matanya. Rasa cinta

gan jelas saat pertama kali ia mengenalkan Rina kepada Dimas. Itu sekitar setahun yang lalu, di acara ulang tahun pernikahan kakek dan nenek mereka. Rina, yang setahun lebih

miku, Dimas," kenang Putri saat ia tersenyum lebar, mem

ng, namun senyum manisnya segera terp

mnya hangat. "Halo, Rina. Senang akhirnya bisa

un tampak nyaman dengan Dimas. Ia tidak pernah sedikit pun menduga bahw

i tentang berbagai lowongan di bidang arsitektur, karena minatnya memang di bidang desain. Putri dengan senang hati membantu, memberinya

bosan di apartemen," Rina akan mengirim

Dimas juga baru pulang," jawab

i harus lembur dan Dimas sedang dinas luar kota. Putri percaya penuh pada Rina. Ia selalu menganggap Rina sebagai bagian dari keluarganya sendiri, bahkan lebih dari sekadar sepupu, layaknya adik kandung. Ia berbagi cerita tentang kebahagiaa

mi seperti dia," Rina pernah berkata dengan senyum polos, me

k melihat serigala berbulu domba yang

p potongan puzzle yang mungkin ia lewatkan. Ad

dalam Ruti

kat drastis. Alasannya selalu sama: "Meeting mendadak," "Proyek penting," "Harus mengurus klien di luar kota." Putri

utup. Ponselnya selalu dikunci, dan ia seringkali menerima telepon di luar kamar atau di balkon, berbicara deng

ri sebelumnya. "Ada urusan mendesak," katanya. Putri selalu mengiyakan, membantunya menyiapkan koper, bahkan menciumnya di amban

han pa

aya busananya menjadi lebih modis dan dewasa. Ia juga mulai memakai make-up, sesuatu yang jarang ia lakukan

esan Putri berjam-jam kemudian, atau mengatakan sedang sibuk dengan urusan keluarga. P

, namun ia mengabaikannya. Misalnya, sentuhan tangan yang sedikit terlalu lama saat menyerahkan sesuatu, atau pandangan mata yang leb

if? Ia mencintai Dimas dengan sepenuh hati, ia mempercayai Rina dengan segenap jiwa

as. Ia mencoba bangkit, berpegangan pada meja makan yang dingin. "Kau... kau adalah seg

an Putri, namun Putri menariknya menjauh. "Putri, kumohon, beri aku kesempatan. Aku

"Kau bersumpah di hadapan Tuhan, di hadapan orang tua kita, di hadapan semua orang, Dimas! Kau bersump

jahnya, namun Putri terlalu sakit untuk melihatnya. Yang ia lihat hanyalah seorang pen

getar. "Aku tahu ini tidak ada maafnya. Tapi kumohon, jangan menyerah pada kita. Ber

as terlihat tulus, namun itu tidak cukup. Tidak akan pernah cukup untuk m

pa, Dimas? Apakah kau ingin aku menjadi istri pertama yang hidup berdampingan dengan i

tri. Aku... aku akan mengurusnya. Aku akan menyelesaikan semuanya dengan Rina. A

utri. Jika ia adalah "satu-satunya", lalu mengapa ada pernikahan lain? Me

dengan mata kepalaku sendiri. Video itu. Foto-foto itu. Apa

pecah, lebih hebat dari sebelumnya. Rasa sakit itu terlalu besar untuk ditanggung sendiri.

elalu menyayangimu, Rina. Aku menganggapmu seperti adik kandungku sendiri. Aku tid

i istri? Namun, setiap kali pertanyaan itu muncul, ia segera menepisnya. Ia tahu ia telah memberikan segalanya untuk Dimas. Ia adalah istri yang

Kemarahan yang membara, yang ingin ia luapk

serak, namun kini lebih tegas. "Kapan kau menika

tapan Putri. "Beberapa bulan yang lalu, Putri. Ak

gkit lagi, berdiri tegak meskipun tubuhnya masih gemetar. "Kau pikir aku bisa menerima ini?

n Rina, Putri. Aku bersumpah. Aku akan mengurusnya segera. Beri

n oleh rasa pahit yang lebih kuat. Bahkan jika Dimas menceraikan Rina, luka ini sudah terukir. Pengkhianatan ini sudah terjadi. Kepercay

h menakutkan daripada teriakannya sebelumnya. "Kepercayaan itu sudah hancur

gontai namun mantap. Dimas mencoba menghentikannya

tanpa menoleh. "Aku butuh sendiri. Ak

selama ini menjadi saksi bisu cinta mereka, kini terasa dingin dan asing. Ia meraih

agi hari, pelukan eratnya di malam hari, bisikan cintanya, semua itu kini terasa seperti kebohongan

kuat. Ia bukan wanita lemah yang akan hancur begitu saja. Ia adalah Putri Wijaya, arsite

membuka galeri, melihat foto-foto yang Lisa kirimkan. Foto Dimas dan Rina tersenyum bahagia

Ia melihat ada bebera

ahu, dan sepertinya mereka memang menikah. Aku sangat minta maaf ha

toran di luar kota beberapa minggu lalu. Awalnya aku kira itu bukan Dimas, tapi kemudian aku yakin. Mereka

ngirimkan semua ini. Tapi Putri bersyukur. Setidaknya ia tahu kebenarann

sar muncul di benaknya: Apa ya

uskah ia membuat perhitungan dengan mereka? Atau haruskah

antakan. Ia terlihat seperti seseorang yang baru saja melewati badai dahsyat. Dan memang

, berharap air itu bisa membasuh rasa sakit di hatinya. Tapi ti

alam kamus pernikahannya. Tapi apa lagi yang bisa ia lakukan? Bagaimana ia bisa hidup dengan seor

sisa kekuatannya. Ia harus bangkit. Ia tidak boleh h

n dirinya di cermin. Tekad mulai muncul di mata Putri, mengganti

dapi dunia? Bagaimana ia akan menjelaskan ini kepada orang tua dan keluarga besa

. Ia akan menggunakan otaknya. Ia akan mencari tahu lebih banyak, mengumpulkan

Kumohon, buka pintunya. Mari kita bicara." S

a. Hatinya terlalu sakit, pikirannya terlalu kacau. Ia butuh waktu. Waktu untuk menenangkan

itu akan terasa panjang, penuh air mata, dan pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban. Malam itu adalah awal dari babak baru dalam

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY