sebelumnya. Ia tidak tidur semalaman. Matanya terasa panas dan bengkak, namun pikirannya tak henti berputar, merangkai setiap kepingan puzzle
dak bisa lagi tenggelam dalam kesedihan. Ia harus bertindak. Dengan langkah gontai, ia menuju kamar mandi. Cermin memantulkan bayangan
h blouse putih polos dan celana panjang hitam, seolah ia akan pergi bekerja, padahal hatinya sedang hancur lebur. Ia mengikat rambutnya
song ke luar jendela. Wajahnya sama-sama terlihat lelah dan putus asa. Ia pasti
erdengar lega namun penuh kekhawatiran. "Aku... aku
ergerak tenang, seolah tidak ada yang terjadi. Ia tidak ingin Dimas tahu bahwa ia telah mengumpulkan bukti, bahwa
, Putri. Dan kamu berhak marah. Aku memang pantas menerimanya. Tapi...
eh, menatap mata Dimas yang memohon. "Aku tidak ingin mendengar apa
, Put
kuti aku," kata Putri dengan nada final. Ia meraih tasnya
tah lagi melihat tatapan dingin di mata Putri. "Baik
ang dingin menyambutnya, membersihkan sedikit sesak di dadanya. Ia mengeluarkan kunci mobilnya dan melaju pe
kirannya kosong selama beberapa menit pertama, hanya ada rasa hampa. N
n Sang
agaimana ia akan mengatakannya? Bagaimana ia akan memulai kisah kehancuran ini? Maya adalah saha
at. "Putri! Aku khawatir sekali! Ada apa? Kenapa kamu terlihat begin
Maya, tangis yang selama ini ia tahan di depan Dimas, di dalam mobil, kin
ya, dan membiarkannya meluapkan semua emosinya. Ia tahu, jika Putri sudah
di sofa, menyodorkan segelas air putih dan sekotak tisu. "Tenang, P
n Rina di laci pakaian Dimas. Setiap kata yang keluar dari bibirnya terasa seperti duri yang menusuk kembali lukanya sendiri. Maya mend
uti ruangan. Maya menatap Putri dengan tatapan tida
seolah takut mengganggu kesunyian. "Aku... aku tidak percaya. Dimas?
rcaya. Tapi semua buktinya ada. Aku melihatnya dengan mata
utri lagi. "Ya Tuhan, Put. Aku sangat, sang
utri, suaranya parau. "Aku merasa bodoh. Ba
alah mereka. Mereka yang brengsek. Mereka yang bajingan. Kamu tidak pernah
emosional Putri. Ia merasa sedikit lega. Setidaknya a
Duniaku hancur. Aku tidak bisa lagi melihat Dimas. Aku
daknya tidak sekarang. Yang paling penting adalah dirimu sendiri, Put.
Keadil
u butuh pengacara. Pengacara perceraian yang bagus. Kita harus pastikan kamu m
kit berbinar. "
eman lamaku, namanya Pak Danu. Dia pengacara keluarga yang san
ama. Maya menjelaskan situasi Putri secara singkat, tanpa menyebut nama lengkap, hanya memberikan gamb
ah mengakhiri panggilan. "Dia mengosongkan jadwalnya untukmu. Dia bilan
ya di ujung terowongan. "Terima kasih banyak,
enyum tipis. "Kita sahabat. Sudah
Mereka makan siang bersama, Maya mencoba menghiburnya dengan cerita-cerita lucu, dan sesekali mereka membahas strategi awal. Maya menya
tor itu terlihat megah dan profesional, menimbulkan sedikit rasa g
lipis, berkacamata, dan tatapan mata yang tenang namun tajam. Ia menyambut Put
aya sudah menjelaskan sedikit tentang situasi Anda, Ibu Putri. T
an Rina, hingga penemuan video dan akta nikah. Ia menunjukkan semua bukti yang ia miliki: video dan
tatannya. Ekspresinya tetap tenang, namun Putri bisa melihat ada
ta dan menunjukkan semua bukti. "Pengkhianatan yang dilakukan oleh suami Anda ini sangat fa
ebagai istri sah, serta konsekuensi hukum bagi Dimas. "Karena pernikahan kedua ini dilakukan tanpa sepeng
dibatalkan". "Jadi, saya tidak perlu khawa
nting sekarang adalah proses perceraian Anda dengan Bapak Dimas. Dengan bukti pengkhianatan ini, Anda memiliki
yarankan untuk fokus pada perceraian dan pembatalan pernikahan kedua terlebih dahulu. "Melaporkannya ke polisi akan membuat kasus ini menja
ingin publisitas. Ia hanya ingin
ah selanjutnya,
mendaftarkannya ke Pengadilan Agama. Ketiga, kita akan mengurus pembatalan pernikahan kedua Bapak Dimas dengan Saudari Ri
g pembekuan aset. "Maksudnya... D
alihan aset, kita bisa mengajukan permohonan pembekuan sementara agar tidak a
. Setidaknya, ada seseorang y
i hadapan Dimas. "Jangan biarkan Bapak Dimas tahu bahwa Anda sudah menemui pe
Ia akan melakukan apa p
ti salinan KTP, Kartu Keluarga, buku nikah, dan bukti-bukti kepemilikan aset bersa
pak Dimas mencoba menjelaskan, dengarkan saja, tapi jangan tunjukkan bahwa Anda sudah ta
Diri dan Ren
ebih baik. Beban di dadanya belum sepenuhnya hilang, t
ka masuk, Dimas langsung menghampiri. "Kamu su
n isyarat untuk tetap tenang. "Aku lelah, Dimas. A
ekali, Putri. Aku m
ranya sedikit meninggi. Ia tidak ingin ber
uarkan semua dokumen yang diberikan Pak Danu. Ia mulai menyusun daftar barang-barang penting yang perlu i
in. Tinggal bersama Dimas di bawah satu atap, menget
ri luar pintu kamar, setelah Putri me
jawab Putri melalui pintu. "Aku tidak
nggal d
kecil. Atau mungkin tingga
sul Maya. "Aku punya kamar kosong.
engar tawaran Maya
ukan waktunya untuk sungkan. Aku akan
erti beban yang terangkat. Setidaknya, ia
mua barang sekaligus. Ia akan mulai dengan barang-barang penting yang tidak akan dicurigai
mah, mobil, rekening bank, investasi. Ia harus memastikan i
ya bicara, Putri hanya menjawab, "Aku sudah tidur, Dimas. Aku t
h. Ia tahu Dimas mungkin frustrasi, tapi ia tidak peduli. Ini adalah bagian dari strategin
ng tak berdaya. Ini adalah air mata kesakitan yang bercampur dengan tekad baja. Ia telah melewati malam terburuk dalam hidupnya, namun ia tahu, ini han